Meskipun ada sekolah dari pemerintah, namun kelayakan ruangan kelas dan fasilitasnya masih sering dipertanyakan
Oleh. Arum Indah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Guys, adakah di antara kamu yang masih duduk di bangku sekolah? Atau bagi kamu yang sudah menyelesaikan pendidikannya hingga jenjang SMA/sederajat, apakah masih ingat bagaimana ruangan kelasmu dulu? Nyamankah? Kalau pun belum nyaman-nyaman banget, setidaknya ruangan kelas kita masih masuk ke kategori layak. Layak digunakan sebagai tempat belajar dan mengajar. Namun, tak menutup kemungkinan, di antara kita bisa jadi ada yang ruangan kelasnya pada waktu itu jauh dari kata layak.
Nah, ternyata kisah pilu tentang ruangan kelas tak layak masih berlanjut hingga sekarang, Guys. Diberitakan dari Kompas.com, sebanyak 18 siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN 002) Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, terpaksa belajar di ruang bekas water closet (WC). Setelah dikonfirmasi kepada pihak sekolah, Pelaksana tugas (Plt) SD tersebut, Apriwardi mengatakan bahwa kondisi itu terjadi karena pihak sekolah kekurangan kelas. Ruangan kelas itu sendiri sudah digunakan sejak lima tahun belakangan. Apriwardi mengatakan saat ini SDN 002 memiliki 9 ruangan kelas dengan jumlah murid sebanyak 223 orang.
Selain kelas yang merupakan bekas WC, kondisi ruangan pun sudah tak layak. Bahkan, atapnya juga sudah mulai berkarat dan keropos. Duh, begitu amat, ya, kondisi sekolah di negeri ini. Aku jadi ingat dengan sebuah film berjudul "Laskar Pelangi". Film itu mengisahkan tentang beberapa siswa yang terpaksa bersekolah dengan ruangan kelas yang tak layak, sebab saat pagi hari, ruangan itu menjadi ruang kelas. Sedangkan saat sore, ruangan itu berubah fungsi menjadi kandang ternak.
Peristiwa itu sudah terjadi puluhan tahun silam dan ternyata kisah ruangan kelas yang tak layak masih berlanjut hingga sekarang. Kok bisa, ya? Padahal, katanya zaman semakin modern, tetapi kok permasalahannya masih tetap sama. Ada apa dengan kondisi negeri ini, ya? Yuk, kita kupas tuntas!
Perjalanan Panjang Ruangan Kelas Tak Layak
Jadi, begitu berita ruangan kelas bekas WC viral dan menjadi perbincangan berbagai kalangan, Plt SDN 002, Apriwardi langsung dipanggil oleh Ketua Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar, Aidil. Aidil mengatakan pihaknya merasa malu atas viralnya berita tersebut. Namun, Apriwardi juga tak bisa berbuat banyak. Pasalnya, ia sendiri baru satu tahun menjadi Plt SDN 002, sedangkan keberadaan kelas itu sudah ada sejak lima tahun lalu.
Apriwardi juga menambahkan bahwa pihak sekolah sudah mengajukan proposal untuk penambahan ruangan kelas. Pengajuan proposal pun tidak hanya satu kali, tetapi sudah dua kali, yakni di tahun 2002 dan 2003. Bahkan, dua orang dari dinas juga sudah datang dan mengukur tanah untuk dibangun dua ruangan kelas. Namun, ternyata janji itu hanya sekadar angin lalu tanpa ada realisasi sampai sekarang.
No Viral, No Action
Sepertinya sudah jadi kebiasaan di negeri ini, ya, Sob. Kalau enggak viral, enggak bakalan digubris sama pejabat yang di atas. Istilahnya No Viral, No Action. Setelah berita ini viral, Bupati Kampar, Hambali berjanji akan memberikan anggaran dana untuk pembangunan ruang kelas di SDN 002. Hambali telah memerintahkan Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kampar untuk segera menyelesaikan permasalahan itu.
Hambali mengatakan bahwa anggaran dana tersebut akan dimasukkan dalam perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD-P) tahun 2024. Namun, pejabat Disdikpora justru mengatakan bahwa anggaran untuk tahun 2024 sudah tidak tersedia. Jadi, ruangan kelas yang layak, paling tidak baru akan mulai dibangun tahun 2025. Duh, duh, masa siswa-siswa itu harus tetap bertahan selama beberapa bulan ke depan di ruangan tersebut?
Salah Kelola Sistem Pendidikan
By the way, permasalahan sekolah dengan ruang kelas yang tak layak bukanlah permasalahan baru. Apa yang terjadi di Kampar, Riau, hanya secuil fakta yang tertangkap lensa kamera. Yang terjadi di lapangan, bisa lebih banyak dan lebih parah. Pasalnya, sampai saat ini masih sangat banyak daerah yang mengalami ketertinggalan pembangunan.
https://narasipost.com/challenge-ke-4-np/09/2021/goresan-cakrawala-senja/
Guys, permasalahan ini merupakan buah dari buruknya riayah penguasa dalam sistem pendidikan. Dalam sistem kapitalisme, pemerintah memang menyediakan sarana dan prasarana pendidikan. Sayangnya, meskipun ada sekolah dari pemerintah, kelayakan ruangan kelas dan fasilitasnya masih sering dipertanyakan. Tak sedikit sekolah negeri yang jauh dari fasilitas memadai. Pihak sekolah maupun pihak dinas pendidikan selalu beralasan keterbatasan anggaran menjadi kendala dalam menyediakan sarana dan prasarana sekolah yang memadai.
So, karena sekolah negeri jarang banget yang punya fasilitas memadai, akhirnya pihak swasta atau asing mengambil kesempatan ini. Mereka mulai mendirikan sekolah dengan sarana dan prasarana yang sangat menunjang kegiatan pembelajaran. Kelas yang nyaman, rapi, indah, perpustakaan yang lengkap, UKS, dan lain sebagainya. Tetapi, perlu uang yang juga tak sedikit untuk menikmati semua fasilitas itu, akhirnya hanya orang-orang berduit yang bisa menikmati segala fasilitas itu.
Nah, kondisi di atas berujung pada situasi di mana pendidikan layaknya komoditas jual beli. Seseorang yang ingin memperoleh fasilitas pendidikan yang baik dan bagus, maka ia harus mampu membayar mahal. Sedangkan bagi mereka yang ekonominya pas-pasan, harus berlapang dada dengan fasilitas yang juga serba pas-pasan. Ending-nya, rakyat sekolah sesuai kemampuan budget masing-masing. Sedih banget, ya, Sob.
Meskipun ada anggaran untuk pendidikan, tetapi tidak semua sekolah mendapatkan anggaran tersebut. Selain karena perilaku korup, banyak sekolah yang juga tidak terpantau oleh pemerintah. Miris, ya!
Islam Memberikan Kenyamanan Belajar
Guys, tahu enggak? Sebenarnya Islam juga mengatur masalah pendidikan, lo. Dalam Islam, pendidikan adalah tanggung jawab negara. Negara wajib menyediakan sarana dan prasarana pendidikan. Sekolah yang bagus, ruang kelas yang nyaman, fasilitas sekolah, dan segala hal yang dapat membantu kelancaran proses belajar dan mengajar, wajib disediakan oleh Khilafah. Khilafah ialah negara yang menerapkan syariat Islam secara kaffah.
Hebatnya lagi, Khilafah akan menyediakan berbagai fasilitas pendidikan bebas biaya bagi kaum laki-laki dan perempuan, baik pada tingkat dasar maupun menengah. Islam memandang bahwa pendidikan adalah kebutuhan dasar tiap manusia. Khilafah juga akan mendirikan berbagai perpustakaan, laboratorium, dan ruang-ruang pembelajaran lain yang bisa diakses oleh seluruh warganya. Dengan itu semua, generasi Islam diharapkan akan mampu menjadi generasi terbaik yang menghasilkan banyak mujtahid, ilmuwan, dan para cendekiawan di tengah-tengah umat.
Tahu enggak, Sob? Pada masa Khilafah dulu, sebuah jalan di Baghdad pernah dimanfaatkan sebagai tempat pertemuan banyak mujtahid dan cendekiawan. Kota-kota utama dalam Khilafah, seperti Samarkand, Bukhara, Damaskus, Hijaz, Al-Qaywaran, Cordova, dan lain-lain memiliki sejumlah universitas yang penuh sesak dengan mahasiswanya. Wah, untuk universitas pun, Khilafah benar-benar memberikan pelayanan yang terbaik! Apatah lagi untuk jenjang pendidikan sebelum universitas, pasti Khilafah juga memberikan pelayanan ekstra.
Kok khilafah bisa memberikan pendidikan gratis untuk rakyatnya, sih? Nah, pendanaannya berasal dari pengelolaan sumber daya alam milik umat, Sob. Jadi, sumber daya alam yang dimiliki umat, benar-benar dikelola sebaik-baiknya untuk kemakmuran umat, bukan kemakmuran pejabat. Hehehe...
Khatimah
Kapitalisme telah gagal dalam menyediakan pendidikan yang layak bagi rakyat. Berbagai potret keburukan pendidikan kapitalisme telah tampak nyata. Seperti ruangan kelas yang tak layak, sekolah yang hampir roboh, dan lain-lain adalah contoh nyata dari kerusakan kapitalisme.
So, Guys, sekarang sudah saatnya kita hijrah ke kondisi hidup yang jauh lebih baik, yakni dengan menerapkan sistem Islam di bawah naungan Khilafah Islamiah. Sebab, sistem inilah yang berasal dari Allah dan yang akan membawa kebaikan, rahmat, serta keberkahan bagi seluruh alam.
Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Anbiya ayat 107,
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Artinya, “Dan kami tidak mengutusmu wahai Muhammad, melainkan untuk rahmat bagi semesta alam.”
Wallahu a'lam bishawab.[]
Salah kelola sistem ekonomi secara tidak langsung membuat negara tidak memberikan anggaran yang cukup terhadap fasilitas pendidikan.
Syukron, tim NP ❤️❤️