Sekte Aghori berada di bawah negara yang memiliki kebebasan dalam mengatur masyarakatnya, sehingga tidak heran praktik sekte ini berada di luar nalar, seperti memakan daging manusia dan kotoran sendiri.
Oleh. Miladiah al-Qibthiyah
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-India merupakan salah satu negara yang terkenal dengan banyak keunikan. Ragam budaya dan tradisi yang mengakar kuat, mulai dari pedesaan hingga perkotaan, selalu semarak dengan berbagai perayaan dan festival penuh warna. Keunikan masyarakat India memang tak pernah luput dari sorotan masyarakat dunia. Hal ini disebabkan ada beberapa tradisi di India yang terlihat aneh dan tradisi itu masih ada sampai sekarang, seperti tradisi sekte Aghori.
Dikutip dari CNN Internasional (14-07-2024), Aghori adalah salah satu sekte di India yang mempunyai kebiasaan mengerikan, yakni tinggal dan menghabiskan waktu di pemakaman dan memakan feses hingga otak manusia. Beberapa di antara mereka juga memakai marijuana (red: ganja) dengan tujuan bermeditasi, serta mengoleskan abu kremasi pada tubuh mereka. Pengikut sekte ini juga kadang-kadang memakan kotorannya sendiri, juga memakan daging manusia yang telah meninggal karena sebab alamiah.
Asal Mula Sekte Aghori
Istilah Aghori mulai ada pada abad ke-18. Akan tetapi, masyarakat Hindu mencampurkannya dengan beberapa praktik sekte Kapalika (yang bermakna 'pembawa tengkorak'). Sekte Kapalika ini sudah tercatat keberadaannya pada abad ke-7. Diketahui, sekte ini mempunyai tradisi atau ritual pengorbanan manusia. Namun, tidak bertahan lama, sekte ini sudah menghilang di India.
Ada begitu banyak sekte Hindu di India, tetapi sekte Aghori adalah salah satu sekte yang sangat tidak terorganisir. Hal ini disebabkan mereka tinggal terpisah dari masyarakat dan tak menaruh kepercayaan pada orang luar. Bahkan, mereka tidak pernah menghubungi keluarganya. Sebagian besar pengikut sekte Aghori ini berasal dari kasta rendah.
Aghori dalam bahasa Sansekerta memiliki makna 'tak menakutkan'. Namun, kisah tentang tradisi dan ritual mereka justru menyebabkan ketakutan di masyarakat. Ketakutan itu timbul lantaran tradisi yang dilakukan oleh sekte Aghori di tengah upacara kremasi adalah bermeditasi, tidur, makan, dan berhubungan seksual selama upacara kremasi berlangsung.
Dalam laman BBC News Indonesia, sekte Aghori dalam ritualnya berjalan sambil telanjang serta memanfaatkan tengkorak manusia sebagai mangkuk, dan mengisap ganja. Sekte Aghori juga dikenal sebagai sekte yang kanibal, sebab selain memakan kotoran sendiri, mereka juga memakan mayat yang terapung di sungai, yang dibuang keluarganya sebab tak mampu membayar biaya kremasi.
Tradisi ini meyakini bahwa segala sesuatu itu indah dan merupakan ciptaan para dewa. Oleh karena itu, mereka melawan diskriminasi hingga sistem kasta. Pengikut sekte ini percaya bahwa memakan daging dan kotoran manusia mempunyai tujuan, yakni sebagai pembuktian bahwa tidak ada yang hina di dunia ini. Oleh sebagian penduduk pedesaan Hindu di Varanasi, Uttar Pradesh bahkan menghormati tradisi Aghori. Mereka juga menganggap bahwa praktik Aghori merupakan bentuk abdi luar biasa ke Dewa Siwa. (bbc.com, 15-01-2019)
CNN sempat mengambil video sekte Aghori untuk kebutuhan film dokumenter. Namun, film dokumenter itu menuai kritik dan banyak kecaman, termasuk dari salah satu ex anggota kongres Amerika Serikat, Hawaii Tulsi Gabbard. Menurutnya, tradisi dan ritual sekte Aghori ini tidak masuk akal dan sekadar sensasional.
Sekte Aghori dalam Pusaran Kebebasan
Tradisi atau ritual yang dilakukan oleh sekte Aghori memang di luar nalar manusia. Dalam konteks kehidupan normal, tidak akan ada manusia memakan daging manusia lain dan memakan kotoran sendiri. Lalu, mengapa hal itu bisa terjadi?
Perlu diketahui bahwa India adalah sebuah negara republik federal yang memiliki beberapa negara bagian. Beberapa negara bagian ini kemudian membentuk kesatuan dan setiap negara bagian ini memiliki kebebasan dalam mengurus persoalan di dalam negerinya. Inilah yang terjadi pada sekte Aghori yang tinggal di Varanasi, yang terletak di sebelah utara dan di sepanjang tepi Sungai Gangga.
Sekte Aghori berada di bawah negara yang memiliki wewenang khusus dalam mengatur masyarakatnya, sehingga tradisi ataupun ritual yang dilakukan adalah sebagai manifestasi dari kebebasan tersebut. Maka, tidak heran bila di India terdapat banyak keunikan, bahkan keanehan di luar nalar yang diciptakan masyarakatnya sendiri sebab berada dalam pusaran kebebasan.
Perspektif Islam
Ketika kita berbicara dalam konteks Islam, maka sekte Aghori ini masuk pada kategori penyimpangan akidah, sebab tradisinya yang melanggar fitrah manusia. Tradisi apa pun itu, ketika menyimpang dari ajaran Islam, maka itu tidak diperkenankan tumbuh subur di masyarakat. Apatah lagi jika dilegitimasi sebagai kearifan lokal dan ragam budaya yang patut dilestarikan. Belum lagi dengan ritual seksual yang dilakukan di depan umum adalah bagian dari tradisi/budaya liberal yang memang tidak terikat dengan aturan baku.
Perlu diketahui bahwa sekte Aghori ini adalah bagian dari korban pecahan-pecahan umat ketika institusi Islam terakhir diruntuhkan. Berbagai tradisi yang melanggar fitrah, bahkan irasional (tidak masuk akal) lahir dari rusaknya sistem kehidupan yang bernaung di bawah peradaban kapitalisme yang saat ini memimpin dunia. Tidak hanya sekte Aghori, semua sekte sesat yang tersebar di seluruh penjuru adalah akibat dari arus liberalisasi. Bahkan negara-negara yang menganut pemahaman ini membuat regulasi yang seolah mengencangkan tradisi sekuler liberal.
https://narasipost.com/world-news/05/2023/sekte-sesat-mengguncang-kenya-di-mana-peran-negara
Ide kebebasan yang lahir dari sistem sekuler liberal memang sangat bertentangan dengan Islam. Islam terikat dengan aturan yang berasal dari Sang Pencipta manusia, sedangkan selain agama Islam bebas serta membolehkan penganutnya melakukan apa pun tanpa adanya aturan rasional yang mengikat, sehingga terbukalah pintu kebebasan beragama dan berekspresi. Alhasil, ketiadaan aturan yang jelas ini makin memuluskan perilaku sesat seperti yang terjadi pada sekte Aghori.
Masih berbicara dalam konteks Islam, adanya sekte-sekte sesat, seperti Aghori adalah akibat penerapan sistem kapitalisme yang memberi ruang kebebasan pada negara-negara yang menganutnya. Begitu juga perilaku masyarakatnya yang tak ada kontrol dari negara, sehingga lahirlah manusia-manusia yang memiliki nafsu yang tidak bisa dibendung, seperti memakan feses, daging mayat, serta ritual seksual di depan umum.
Negara yang menjunjung tinggi kebebasan, tidak akan mengintervensi masalah kepercayaan warga negaranya. Negara tidak akan peduli bahkan ketika warga negaranya gonta-ganti kepercayaan, termasuk menjadi pengikut sekte sesat. Oleh karena itu, dalam konteks Islam, sekte Aghori jika memang tidak bisa diselamatkan karena tradisinya yang telah mengakar kuat di tengah masyarakat, bahkan jumlah pengikutnya terbilang banyak, maka satu-satunya jalan untuk menumpas ritual sesatnya adalah dengan memeranginya.
Menjaga Akidah
Menanggapi tradisi dan ritual sekte Aghori yang berada di luar nalar, sesungguhnya menunjukkan kepada kita bahwa betapa dunia saat ini kehilangan perisai yang memuliakan kedudukan manusia. Dunia kehilangan seorang pemimpin yang mengatur dunia dengan agama. Sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Al-Mawardi dalam kitab Al-Ahkam al-Sulthaniyyah yang menyebutkan bahwa tugas utama seorang kepala negara atau pemimpin adalah hirasatuddin wa siyasatud dunya (menjaga agama dan mengatur dunia dengan agama).
Inilah salah satu peran penting negara dalam perspektif Islam, yakni menjaga dan melindungi akidah umatnya. Kehidupan Islam memang sangat unik. Ketika seseorang terlahir dalam keadaan Islam, maka ia akan terikat dengan keislamannya, terikat dengan agamanya, bahkan terikat dengan aturan-aturan yang ada di dalam agama Islam. Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa segala sesuatu yang tidak punya fondasi itu akan hancur dan segala sesuatu yang tidak punya penjaga akan hilang. Artinya, ajaran agama selain daripada ajaran Islam akan membawa pada kehancuran dan kesesatan.
Kita sepakat bahwa hanya aturan Islam yang sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal manusia, serta menenteramkan jiwa manusia. Jika tidak ingin tersesat maka pedoman hidup yang sudah ditetapkan di dalam Islam wajib dipegang teguh, yakni Al-Qur'an dan Sunah. Sebagaimana hadis Rasulullah saw.,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّى قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ فَلَنْ تَضِلُّوا أَبَدًا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
“Wahai manusia, sungguh telah aku meninggalkan di tengah kalian suatu perkara yang jika kalian pegang teguh niscaya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, yakni Kitabullah dan Sunah Nabi-Nya.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi)
Wallahu a'lam bishawab.[]
Ngeri banget sekte ini. Rusak memang manusia kalau ga ada islam di tengah kehidupan
Baru tahu ada sekte ini. Ngeri.
Wah. Baru ini dgr ttg sekte aghrori. Barakallah mbak mila...
Astagfirullah ... ngeri deh ada sekte yang memakan bangkai manusia juga kotorannya sendiri. Tapi gak heran sih, kalau manusia hidup tanpa Islam dan syariatnya, ya macam ini modelnya.