Sekte Sesat Mengguncang Kenya, di Mana Peran Negara?

"Selain berbagai problematik yang mendera di tengah masyarakat, menjamurnya sekte sesat di Kenya terjadi akibat ketidaktegasan negara. Negara hanya bertindak sebagai regulator yang tidak boleh ikut campur dalam mengurusi akidah rakyatnya. Di balik dalih kebebasan yang tanpa batas tersebut, setiap orang diberikan ruang seluas-luasnya untuk beragama dan mengekspresikan keyakinannya."

Oleh. Sartinah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Republik Kenya dihebohkan dengan kemunculan sekte sesat di bawah pimpinan Pastor Paul Mackenzie Nthenge. Sekte ini terbilang mengerikan. Pasalnya, tak hanya dilabeli sesat, aktivitas tak normal sekte pimpinan Mackenzie tersebut bahkan telah memakan korban jiwa. Puluhan korban ditemukan tewas, sedangkan ratusan lainnya dilaporkan hilang.

Dikutip dari cnnindonesia.com (29/04/2023), kepolisian Kenya telah menemukan 109 orang meninggal yang merupakan pengikut sekte sesat bernama Good News International Church yang berada di pesisir Malindi, Kenya. Menteri Dalam Negeri Kenya, Kithure Kindiki mengatakan, dari 109 korban yang ditemukan, sebagian besarnya adalah anak-anak dan diikuti perempuan. Sedangkan jumlah korban laki-laki dewasa lebih sedikit.

Kindiki menyebut, pencarian melalui udara pun masih terus dilakukan di atas hutan Shakahola, di mana mayat-mayat ditemukan dan dikubur secara massal. Sementara sang predator yang berlindung di balik jabatannya sebagai pastor, yakni Paul Mackenzie, sudah berada dalam tahanan polisi sejak 14 April lalu. Lantas, apa yang menyebabkan kematian para pengikut sekte tersebut? Mengapa sekte sesat begitu mudah menyebar di Kenya? Bagaimana seharusnya penjagaan negara terhadap akidah warganya agar tak terjerumus dalam kesesatan?

"Kultus Puasa" Pembawa Maut

Siapa yang tak ingin masuk surga. Rasanya tidak ada manusia berakal sehat yang enggan masuk surga dan hidup kekal. Namun, jika suatu perbuatan dikerjakan tanpa disertai ilmu yang benar, bukannya kebaikan yang diperoleh, tetapi justru kesesatanlah yang dikerjakan. Sebagaimana yang dilakukan oleh pengikut sekte Good News International Church, pimpinan Mackenzie.

Diketahui, Mackenzie telah mendoktrin para pengikutnya untuk menyengaja kelaparan sampai meninggal agar bisa masuk surga dan bertemu dengan Yesus. Mackenzie bahkan menyebut, kelaparan merupakan satu-satunya jalan yang akan menghubungkannya dengan Tuhan. Doktrin-doktrin di luar nalar pun terus disuarakan Mackenzie melalui media sosial seperti YouTube untuk membuat pengikutnya semakin yakin dengan ajarannya.

Sepak terjang Mackenzie yang memang kontroversial turut membuat Presiden Kenya William Ruto, geram. William mengatakan, ajaran Mackenzie tidak bisa diterima oleh agama mana pun. William pun menyerukan pemberantasan gerakan-gerakan keagamaan yang "tak bisa diterima", dan menyebut para pemimpin sekte tersebut sebagai teroris. Mirisnya lagi, menurut penyelidikan awal pihak kepolisian, para korban sekte sesat tersebut tak hanya tewas karena kelaparan. Sejumlah korban diduga tewas karena siksaan fisik, sebagaimana diungkapkan oleh Menteri Dalam Negeri Kenya Kithure Kindiki, kepada Reuters. (cnnindonesia.com, 29/04/2023)

Kontroversi Mackenzie

Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah, Kenya memiliki lebih dari empat ribu gereja dengan jumlah jemaatnya sekitar 50 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, beberapa di antaranya dianggap sesat. Sebagaimana sekte-sekte sesat di banyak negara yang berlindung di balik gereja, di Kenya pun terjadi hal serupa. Misalnya, pihak gereja memeras para jemaatnya untuk menyumbang dengan jumlah fantastis. Sebagian lainnya meski tak menguras isi kantong, tetapi membawa dampak yang lebih mengerikan yakni kematian. Sebagaimana yang dilakukan oleh gereja Good News International Church pimpinan Mackenzie.

Mackenzie yang mengaku sebagai pastor, sejatinya telah beberapa kali ditangkap pihak kepolisian, tetapi masih lepas dari jeratan hukum. Pada 2017 misalnya, Mackenzie ditangkap atas tuduhan radikalisme. Saat itu Mackenzie mengatakan tentang kesia-siaan pendidikan dan melarang para orang tua menyekolahkan anak-anak mereka. Mackenzie pun menyebut bahwa pendidikan tidak diakui oleh Alkitab.

Pada bulan lalu, Mackenzie kembali berurusan dengan pihak kepolisian lantaran terdapat dua anak yang mati kelaparan karena ajarannya. Namun, sang pastor kembali bebas setelah memperoleh jaminan sebesar 100.000 shilling Kenya (sekitar Rp1 juta). Dan kasus terbaru yang menyebabkan puluhan orang tewas dan dikubur massal di hutan Shakahola, membuat Mackenzie ditangkap kembali dan disebut akan disidang sebagai tersangka pada 2 Mei 2023.

Ajaran-ajaran sesat seperti ini sebenarnya ibarat "lagu lama" bagi negara di Afrika Timur tersebut. Kenya memang telah beberapa kali dihebohkan dengan munculnya sekte sesat yang terus menggurita hingga saat ini. Lantas, apa sejatinya yang menyebabkan menjamurnya sekte sesat di Kenya?

Penyebab Menjamurnya Sekte Sesat

Seorang profesor agama dari Universitas Nairobi, Stephen Akaranga, mengatakan kepada AFP bahwa sekte-sekte sesat yang ada di Kenya tumbuh subur di daerah pinggiran, di mana masyarakat hanya mendapatkan informasi yang cukup minim tentang sekolah. Tak hanya soal minimnya informasi tentang sekolah, mengguritanya sekte sesat di Kenya juga diakibatkan berbagai persoalan telah bercampur aduk menjadi satu di tengah masyarakat. Seperti kemiskinan, kurangnya pendidikan, dan mudahnya masyarakat mengakses khotbah-khotbah yang menghibur di sosial media.

Aparat kepolisian dan pemerintah Kenya bukannya tidak mengetahui bahaya dari sekte sesat tersebut. Namun, sistem hukum Kenya yang menjunjung tinggi kebebasan beragama sering kali dimanfaatkan oleh gereja untuk tetap eksis menjalankan ajarannya yang menyesatkan. Walhasil, meski hukuman diberikan dan pengetatan aturan di setiap gereja, masjid, kuil atau sinagoge dilakukan, hal itu tidak akan menjamin hilangnya sekte sesat.

Kelalaian Negara

Selain berbagai problematik yang mendera di tengah masyarakat, menjamurnya sekte sesat di Kenya terjadi akibat ketidaktegasan negara. Pasalnya, negara hanya bertindak sebagai regulator yang tidak boleh ikut campur dalam mengurusi akidah rakyatnya. Di balik dalih kebebasan yang tanpa batas tersebut, setiap orang diberikan ruang seluas-luasnya untuk beragama dan mengekspresikan keyakinannya. Keyakinan apa pun akan dilindungi bahkan dijamin oleh undang-undang.

Tak hanya individu, kelompok dan organisasi keagamaan dalam berbagai keyakinan pun dibiarkan eksis. Realitas ini sejatinya tidak mengherankan karena negara yang menjalankan spirit sekularisme memang harus steril dari agama apa pun. Walhasil, tanggung jawab negara yang seharusnya melindungi rakyat dari kesesatan akidah, justru lenyap karena terganjal sistem hukum sekuler yang diterapkan. Fakta ini semakin menegaskan bahwa negara telah gagal menjaga akidah dan keamanan rakyatnya. Namun, inilah wajah negara sekuler-kapitalis yang sesungguhnya. Sekte-sekte sesat akan tetap eksis karena hukum sekuler yang cacat sejak awal tidak mampu menjadi solusi tuntas.

Penjagaan Hakiki

Jika sistem sekuler tidak mampu menjadi penjaga akidah dan keamanan bagi rakyatnya, berbeda halnya dengan Islam. Sebab, Islam adalah agama paripurna yang mampu menjadi solusi atas semua persoalan. Sebagai sebuah ideologi, Islam memandang bahwa negara memiliki peran esensial dalam mengatur dan menjaga keberagamaan rakyatnya.

Salah satu peran vital negara (Khilafah) adalah menjaga kemurnian akidah rakyatnya, khususnya umat Islam. Karena itu, negara menerapkan berbagai aturan yang saling terkait untuk menciptakan akidah yang bersih, murni, dan benar. Jaminan penjagaan tersebut tertuang dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim,

"Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah muhammadun rasulullah. Apabila mereka melakukan hal tersebut, maka harta, darah, dan kehormatannya akan terpelihara dariku kecuali ada hak Islam atasnya dan hisab mereka di tangan Allah."

Karenanya, untuk membentuk dan menjaga akidah umat, maka negara menerapkan beberapa pilar sistemis, yaitu:

Pertama, untuk mendidik warganya, Khilafah menerapkan kurikulum pendidikan berbasis akidah Islam. Kurikulum pendidikan tersebut diterapkan di semua lembaga pendidikan baik di tingkat dasar hingga perguruan tinggi, negeri maupun swasta. Kurikulum tersebut pun tidak boleh menyimpang sama sekali dari akidah Islam. Di semua jenjang pendidikan, akidah, dan tsaqafah Islam yang terpancar darinya menjadi pelajaran wajib seperti tafsir, hadis, fikih, dan sirah. Sebab, tujuan utama pendidikan adalah membentuk kepribadian Islam agar sejalan dengan prinsip ajaran Islam. Selain itu, siswa juga dibekali dengan keterampilan dan pengetahuan untuk menjalani kehidupan ini.

Kedua, Khilafah akan membunuh orang-orang yang keluar dari Islam secara sengaja (murtad). Namun, sebelum hukuman tersebut dilaksanakan, pelaku terlebih dahulu diminta untuk bertobat setidaknya diberi waktu tiga hari. Jika murtadnya seseorang karena menganggap ajaran Islam lemah, maka kepadanya akan diberikan penjelasan oleh ulama yang ahli di bidangnya tentang kebenaran ajaran Islam.

Ketiga, Khilafah akan melarang semua propaganda dan penyebaran ide-ide maupun perilaku yang bertentangan dengan akidah Islam. Karenanya, setiap individu maupun organisasi dilarang untuk menyebarkan pemikiran dan ideologi kufur seperti kapitalisme, sosialisme, program pemurtadan, pemikiran yang meragukan kebenaran ajaran Islam, maupun yang menyebabkan kemunduran umat. Jika masih ada yang berani melakukannya, maka pelakunya akan dijatuhi sanksi takzir, yakni yang kadarnya ditentukan oleh khalifah.

Keempat, Khilafah akan melakukan pemantauan terdapat media. Semua media yang ada baik cetak maupun elektronik tidak diperkenankan menyiarkan berita apa pun yang bertentangan dengan akidah Islam. Termasuk program-program yang berbau porno maupun klenik. Jika ada media yang masih membandel, maka pelakunya akan dihukum dan media yang bersangkutan akan dihentikan operasinya.

Kelima, setiap organisasi, partai politik, atau lembaga apa pun yang tidak berdiri di atas asas Islam, maka akan dilarang. Sebab, keberadaan dan sepak terjang suatu organisasi sejatinya sangat dipengaruhi oleh asasnya. Jika negara membiarkan kelompok-kelompok seperti ini berdiri, maka sama artinya memberi peluang bagi mereka untuk mengacak-acak akidah Islam.

Khatimah

Demikianlah, menjadikan sistem sekuler-kapitalis sebagai solusi, sama halnya membiarkan rakyat jatuh dan terjerat dalam kesesatan. Sejatinya tidak ada agama atau ideologi apa pun yang mampu menjaga akidah masyarakatnya dengan sempurna, kecuali Islam. Dengan penjagaan paripurna dari negara, niscaya tidak ada masyarakat yang mudah tergiur ajaran-ajaran menyimpang meski dengan iming-iming surga. Di bawah naungan Islam, harta, jiwa, kehormatan, dan darah umat akan terjaga. Jika demikian, tak inginkah menjadikan Islam sebagai solusi? Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Penulis Rempaka literasiku
Sartinah Seorang penulis yang bergabung di Tim Penulis Inti NarasiPost.Com dan sering memenangkan berbagai challenge bergengi yang diselenggarakan oleh NarasiPost.Com. Penulis buku solo Rempaka Literasiku dan beberapa buku Antologi dari NarasiPost Media Publisher
Previous
Ceria dan Cerita Unik di Balik Sahabat Kancil
Next
Lara Lansia Akibat Krisis Global
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram