Seruan Jihad, Solusi Mengakar Krisis Palestina

"Selama Junnah belum tegak kembali, krisis 'kan terus berlangsung di bumi para Nabi."


Oleh : Nay Beiskara
(Admin NarasiPost.Com)


NarasiPost.Com-Ketegangan antara Israel dan Palestina kembali terjadi. Setelah sebelumnya militer Israel berupaya melakukan sabotase akses menuju menara Masjid Al-Aqsa dan memutuskan aliran listrik untuk pengeras suara dengan dalih agar tercipta ketenangan ibadah bagi tentara-tentara baru mereka yang tengah beribadah di dinding ratapan, kini Israel kembali berulah.

Cnnindonesia.com (8/5/2021) melansir, otoritas Israel melalui Mahkamah Agungnya memutuskan untuk menggusur sejumlah rumah milik warga Palestina di wilayah Syeikh Jarrah di Yerusalem Timur. Akibat penggusuran ini, puluhan ribu pemuda Palestina bersitegang dengan militer Israel yang bersenjata lengkap di kompleks Masjid Al-Alqsa pada Jumat lalu (7/5).

Aksi 'penertiban' dilakukan oleh pasukan keamanan Israel terhadap warga Palestina yang memprotes kebijakan itu. Peristiwa tersebut menyebabkan sedikitnya 205 warga mengalami luka-luka, sedangkan 17 polisi Israel mengalami cedera (Tempo.co, 9/5/2021). Lemparan batu dan kembang api oleh pemuda Palestina dibalas oleh militer Israel dengan penembakan peluru karet, granat kejut, hingga meriam air agar massa bubar. Bahkan, ketika tulisan ini dibuat, polisi Israel telah merangsek ke dalam Masjid Al-Aqsha dan menyerang kaum muslim yang berada di dalamnya. Sungguh balasan yang tidak seimbang.

Seorang warga dari Issawiya, Bashar Mahmoud (23), menyatakan pada Reuters bahwa ia mendukung para pemuda yang memrotes penggusuran. Ia beranggapan bisa jadi penggusuran itu akan sampai ke daerah tempat tinggalnya dan semua rumah di Palestina. Faktanya, me mang demikian adanya karena masyarakat dunia dapat melihat dengan terang bahwa kian hari wilayah Palestina kian tercerabut dari genggaman kaum muslimin sejengkal demi sejengkal. Lantas, bagaimana sejarah Yerusalem dan bagaimanakah status Palestina sebenarnya?

Yerusalem Selalu Menjadi Rebutan

Yerusalem merupakan situs suci ketiga umat Islam setelah Mekah Al-Mukarromah dan Madinah Al-Munawarah. Kota ini juga dikenal sebagai kota suci dari tiga agama, yakni Yahudi, Nasrani, dan Islam. Sejak dahulu, Yerusalem telah menjadi incaran, khususnya bagi kaum Yahudi yang memiliki kepercayaan bahwa Yerusalem adalah 'Tanah yang Dijanjikan' untuk mereka.

Keberadaan Yerusalem sendiri sejak ribuan tahun lalu memang telah menjadi rebutan banyak pihak. Berbagai bangsa bergantian menaklukkan Yerusalem. Mulai dari bangsa Persia, Romawi, hingga umat Islam yang pada saat itu mengawali upaya penaklukkannya pada masa kepemimpinan Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq ra, yang terkenal dengan Perang Ajnadin. Tetapi, perang di kota suci itu tak jua kunjung selesai.

Penaklukan Yerusalem yang dahulu masih menjadi bagian dari wilayah Syam, kembali terjadi pada masa Umar bin Khaththab. Umar berhasil menaklukkan daerah ini, baik dengan unwah (cara paksa dengan perang) maupun perjanjian damai (shulh). Perjanjian damai ini dikenal dengan "Ahdah Umariyyah".

Yerusalem kemudian turut menjadi sasaran penaklukkan oleh tentara salib selama ratusan tahun. Hingga akhirnya muncul pemimpin besar, kesatria penakluk Yerusalem yang membuat musuh dari tentara salib bertekuk lutut, Shalahuddin al-Ayyubi. Pada masa kepemimpinannya, Yerusalem berhasil kembali ke pangkuan kaum muslimin.

Namun, setelah Khilafah Utsmaniyyah runtuh, Inggris dengan taktik liciknya telah menaneksasi wilayah Palestina dan mendirikan sebuah negara baru khusus untuk entitas Yahudi seluruh dunia, yaitu negara Israel Raya. Sejak pencaplokkan itu, sedikit demi sedikit wilayah Palestina habis terkikis dan hingga kini hanya tersisa wilayah kecil di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Sebaliknya, wilayah Israel masa demi masa semakin meluas karena okupasi wilayahnya terus berlanjut hingga detik ini.

Palestina Milik Umat Islam

Sejak Amirul Mukminin Umar bin Khatthab berhasil memasuki Yerusalem dan membuat perjanjian damai "Ahdah Amuriyyah", sejak saat itulah status tanah Palestina telah ditentukan sebagai tanah kharaj. Artinya, status kepemilikan tanah itu seluruhnya adalah hak milik kaum muslimin dari sejak itu hingga hari kiamat kelak. Sedang status guna tanah diserahkan pada penduduk setempat yang mendiaminya.

Status ini takkan berubah sampai kapan pun, bahkan bila telah ada perjanjian antara otoritas Palestina yang saat ini berkuasa dengan Israel ataupun negara lain. Status Palestina tetaplah sebagai tanah kharaj, tanahnya kaum muslim seluruh dunia. Bukan hanya kaum muslim yang ada di bumi para nabi itu, tetapi juga kaum muslim yang ada di belahan bumi bagian Barat hingga Timur.

Selain itu, yang harus diketahui bersama dan dipahami kaum muslimin bahwa pemilik otoritas atas tanah Palestina seluruhnya yang sebenarnya dan satu-satunya di dunia adalah Khalifah kaum muslimin. Bukan otoritas negeri muslim di sekitarnya, seperti Presiden Palestina, Raja Yordan, Presiden Suriah, PM Libanon, dan Presiden Mesir, apalagi otoritas Israel yang saat ini menjajah Palestina.

Berkenaan dengan kompleks Baitul Maqdis, penduduk Illiya (penduduk yang mendiami daerah sekitar Baitul Maqdis) memang diberikan hak untuk menetap di sana. Tetapi, mereka mendiami wilayah di luar kompleks Baitul Maqdis, bukan area dalam kompleks. Ustaz Hafidz Abdurrahman dalam salah satu tulisannya mengenai Palestina menyampaikan bahwa Perjanjian "Ahdah Umariyyah" dengan tegas menyatakan bahwa entitas Yahudi dilarang menetap di Baitul Maqdis. Secara hukum syara, hal itu berlaku hingga saat ini.

Tiada Palestina Tanpa Penjaga

Dahulu wilayah Syam, termasuk di dalamnya Palestina, ditaklukkan oleh kaum muslimin. Kemudian di sana diterapkan hukum Allah Swt. dalam setiap sendi-sendi kehidupan oleh Khalifah, Junnah kaum muslimin. Kala Palestina ada dalam naungan Islam hingga masa Kekhilafahan Utsmaniyyah, setiap jengkal tanahnya terjaga, setiap hak dari warganya terpelihara, harta serta jiwa kaum muslimin dan zimmi terlindungi. Khilafah saat itu menjadi penjaga sejati tanah kaum muslimin.

Selama Khilafah tegak berdiri, orang-orang Yahudi takkan pernah bisa menjajah, merampas tanah-tanah di sana, mengklaim sebagian besar Yerusalem sebagai miliknya, mengusir kaum muslimin dari rumah-rumah mereka, mengambil kebebasan dan kenyamanan mereka dalam beribadah, bahkan membunuhi orang-orang muslim di sana. Sesuatu yang hari ini marak kita lihat tanpa keberadaannya.

Sesungguhnya posisi Yahudi dalam hal ini sudah jelas, yakni mereka tidak diperkenankan ada di Palestina, bumi yang diberkahi. Keberadaan Yahudi yang semula sengaja dicangkokkan oleh Inggris atas permintaan Theodore Herzl adalah biang kerok alias akar masalah Palestina. Palestina menjadi wilayah kaum muslimin yang dijajah. Penjajahan dan pendudukan kaum kafir yang membuat semakin menyusutnya wilayah Palestina ini harus dihentikan.

Bahasa diplomasi selama puluhan tahun tidak membuat Yahudi-Israel bergeming. Mereka justru semakin congkak, apalagi didukung oleh kekuatan adidaya yang menjadikan kaum ini semakin berani. Negara-negara Barat dan pemimpin negeri-negeri muslim hanya dapat menyampaikan kecaman dan kutukan tanpa ada aksi nyata melawan kezaliman Israel di tanah Palestina ataupun hanya sekadar memberi sanksi. Sungguh diplomasi bukanlah solusi mengakar masalah di sana.

Satu-satunya solusi yang solutif saat ini untuk menghentikan kebrutalan dan kesewenang-wenangan Israel di bumi para Nabi itu adalah jihad. Baik jihad yang sifatnya defensif hari ini sebelum Khilafah tegak kembali maupun jihad yang sifatnya ofensif kala Khilafah kelak berdiri. Pemimpin negeri-negeri muslim harus menyatukan potensi militer di negeri mereka masing-masing untuk menolong kaum muslim Palestina. Mereka harus mampu merebut kembali apa yang menjadi hak milik mereka, yakni tanah kharaj Palestina. Jangan biarkan saudara-saudara muslim di sana berjuang sendiri memertahankan negeri mereka. Kewajiban itu kini ada di pundak-pundak pemimpin negeri-negeri muslim.

Karena itu, seruan jihad harus dikumandangkan di seluruh dunia muslim saat ini. Seruan jihad ini harus dilakukan di bawah komando seorang Khalifah. Itulah sebabnya keberadaan Khilafah menjadi satu hal yang urgen. Palestina dahulu pernah ditaklukkan, direbut kembali oleh tentara kaum muslim di bawah pimpinan Shalahuddin al-Ayyubi. Kini, Palestina kembali menyeru Shalahuddin-Shalahuddin yang baru dari generasi muslim saat ini untuk berjihad menyelamatkan bumi Palestina. Tiada Palestina tanpa adanya penjaga dan penjaga itu adalah Khilafah. Semoga cahaya kebangkitan dan kemenangan segera hadir menerangi dunia Islam. Aamiin.[]


photo : pinterest

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Paradoks Kebijakan Jelang Lebaran
Next
Al-Qur'an, 'Beyond Inspiration' bagi Literasi Peradaban Sepanjang Zaman
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram