Istikamah Wujudkan Resolusi Tahun Baru? Why Not!

"Jika dicermati, ternyata pemicu kegagalan seseorang dalam mewujudkan resolusi adalah minimnya keistikamahan dalam diri mereka. Istikamah artinya berpegang teguh dalam melaksanakan kebaikan dan ketaatan. Tapi, kenapa generasi saat ini susah untuk istikamah?"

Oleh.Renita
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Hello, Guys. Lagi pada ngapain nih? Nggak terasa ya sekarang kita sudah berada di penghujung bulan di tahun 2021 ini. Hmm… biasanya nih kalau udah akhir tahun gini, orang-orang tuh ramai membahas tentang resolusi tahun baru. Ngomongin soal resolusi, gimana nih kalian udah punya resolusi belum? Kalo belum, coba deh mulai buat resolusi supaya kita punya target yang jelas dalam menjalani hari-hari kita di tahun yang baru. Hehee…

Resolusi untuk Kebaikan

Guys, seperti kita tahu nih, resolusi itu adalah janji yang dibuat pada diri sendiri untuk memulai sesuatu yang baik dan menghentikan kebiasaan buruk mulai dari hari pertama di tahun baru. Kedengarannya bagus banget ya, dengan adanya resolusi ini tentu bisa memacu kita untuk membuat target menjadi lebih baik, ya kan! Nah, pastinya banyak banget ya, Guys, orang yang pengen hidupnya jauh lebih baik dari sebelumnya. Nggak mau kan ya, hidupnya gini-gini aja, nggak ada perubahan alias jalan di tempat. Huft… Apalagi, kalau sampai menjadi pribadi yang lebih buruk. Naudzubillah.

Guys, biasanya nih target orang-orang di tahun baru tuh di antaranya, ingin menjadi pribadi yang lebih baik dalam hal ibadah, dalam penampilan, lebih rajin mengkaji Islam, ingin menambah hafalan Al-Qur’an, lebih bermanfaat untuk lingkungan sekitar dan lainnya. MasyaaAllah keren banget ya. Tentunya target kebaikan itu harus jadi impian kita dong? Setuju nggak? Nah, gimana nih dengan kalian? Apa resolusi yang kalian udah targetkan untuk tahun 2022? Jangan sampai nggak punya target apa pun di tahun yang baru. hehehe..

Kok Sering Gagal Terwujud, Why?

Eh, tapi sayangnya nih, semangat untuk berubah di tahun yang baru tuh biasanya hanya bertahan di awal saja. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak banget yang akhirnya kehilangan semangat dan motivasi untuk mewujudkan resolusinya. Bahkan, mereka akhirnya malah menjalani hari-harinya seperti air mengalir aja. Mereka seolah amnesia dengan semua target dan impian yang direncanakan sebelumnya. Hmm… ketika tahun telah berlalu, baru deh mereka menyesali kegagalan dalam merealisasikan target yang udah diagendakan. Lho, kok bisa gitu ya?

Jika dicermati, ternyata pemicu kegagalan seseorang dalam mewujudkan resolusi adalah minimnya keistikamahan dalam diri mereka, Guys. Istikamah itu artinya berpegang teguh dalam melaksanakan kebaikan dan ketaatan. Kenapa ya, generasi saat ini kok susah banget buat istikamah? Ternyata biang keladinya adalah sistem kapitalisme yang masih diemban oleh negeri ini, Guys. Kapitalisme, apaan tuh? Kapitalisme itu pandangan hidup yang memosisikan keuntungan materi di atas segalanya. Asasnya adalah sekularisme yang meminggirkan peran agama dari kehidupan. Paham inilah yang mencetuskan banyak rayuan yang menggoyang keistikamahan seseorang.

Dalam sistem saat ini, banyak pihak yang sengaja memanfaatkan situasi demi kepentingan pribadinya. Walaupun hal tersebut bakalan menggerus kehidupan generasi serta menjerumuskan mereka ke dalam lembah kemaksiatan, namun tetap saja semua itu dilegalkan hanya karena bisa mendulang cuan, Guys. Misalnya aja nih, produksi drakor atau film-film romantis, game online, serta aplikasi-aplikasi yang jelas-jelas unfaedah dan melenakan generasi. Tontonan-tontonan begini nih yang akhirnya bikin generasi saat ini jadi doyan rebahan, hobi begadang cuma buat melototin aplikasi VIU atau NetFlix, joget-joget TikTok, scrolling medsos dan segudang aktivitas lain yang sama sekali nggak bermanfaat, Guys. Manusia yang tadinya pengen istikamah, akhirnya banting setir dan lebih memilih aktivitas yang sia-sia deh. Miris ya…

Selain itu, godaan lain yang nggak kalah berbahaya adalah merebaknya pemahaman rusak di tengah masyarakat nih, Guys. Apa sih? Itu lho pemikiran asing yang merupakan anak kandung dari sistem kapitalisme, seperti hedonisme dan liberalisme yang semakin hari semakin menggerogoti generasi. Pemahaman ini memproduksi manusia menjadi penikmat kesenangan saja, kerjaannya malas-malasan, tapi pengen hasil yang sempurna. Hmm… Mana bisa ya? Di mana-mana yang namanya mau berhasil itu ya harus usaha, ya kan Guys? Hehehe…

Istikamah Butuh Perjuangan

Catet ya Guys, kalau pengen bisa istikamah, kita tuh kudu memperhatikan kaidah sebab akibat. Apalagi, ketika kita memiliki sebuah target atau impian. Nggak ada tuh yang namanya mantra_ 'simsalabim'_ alias jalan instan. Jadi, jika kita ingin meraih sesuatu, butuh banget perjuangan dan keistikamahan untuk mewujudkannya. Jangan lupa juga untuk berdoa agar Allah Swt. senantiasa meluruskan niat kita.

Asal tau aja nih, Guys, yang namanya godaan-godaan duniawi tadi bakalan melempem, kalo kita menghiasi diri dengan kepribadian Islam serta memahami tujuan hidup yang hakiki, yaitu untuk meraih rida Allah saja. Ibarat mau ke suatu tempat nih, tentunya kita harus tahu dong perbekalan apa aja yang dibutuhkan, harus naik kendaraan apa, supaya bisa sampai tujuan. Jangan sampai kita justru nggak bawa perbekalan sama sekali, salah naik kendaraan atau bahkan transit di tempat yang salah dan malah menjauhkan dari tujuan kita. Yaa gak bakalan nyampe dong. Ckckck….

Makanya nih Guys, keistikamahan itu penting banget dan tentunya butuh perjuangan. Meskipun susah jangan khawatir ya, Guys. Sebab, Allah Swt. telah berfirman dalam Surah Fussilat ayat 30 yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka. Maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”

Selain itu, kita juga butuh peran negara untuk meniadakan bujuk rayu tadi, Guys. Godaan serta rayuan dunia yang menggoyahkan keistikamahan itu nggak bakalan kita temukan, kalo negara menerapkan syariat Islam sebagai aturan kehidupan. Inilah negara Khilafah Islamiah yang akan mencetak individu-individu berkepribadian Islam melalui sistem pendidikan yang sahih. Khilafah akan menciptakan suasana ketaatan di tengah masyarakat dengan menjadikan media sebagai alat untuk mensyiarkan Islam serta menjaga ketaatan, bukan sebagai penghasil cuan seperti media dalam sistem kapitalis hari ini.

Hadirnya Khilafah terbukti bisa melahirkan individu istikamah yang senantiasa produktif dalam kehidupannya. Salah satu contohnya ialah Muhammad Al-Fatih, seorang sultan muda di masa Kekhilafahan Utsmani yang sudah menghafalkan Al-Qur'an sejak kecil, mempelajari ilmu fikih, hadis, matematika, ilmu falaq hingga strategi perang. Beliau terus menerus memaksimalkan potensinya hingga dewasa dan berhasil merealisasikan bisyarah Rasulullah saw. menaklukan Kota Konstantinopel. Sungguh perpaduan antara kecerdasan dan keimanan yang luar biasa ya, Guys.

So, supaya bisa istikamah, kita tuh butuh mengkaji Islam untuk menghalau segala rayuan tadi. Kita juga harus mendakwahkannya kepada orang lain, agar mereka tercerahkan dengan Islam. Ketika umat sudah memahami Islam dan urgensi hadirnya syariat Islam dalam mengatur kehidupan mereka, maka umat sendiri yang akan merindukan hidup di bawah naungan Islam, tentunya dalam institusi Khilafah Islamiah.
Wa’allahu A’lam Bish shawwab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim Redaksi NarasiPost.Com
Renita Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Musibah dan Muhasabah
Next
Pembawa Ideologi Tidak Menangis
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram