Para pemuda yang memandang jauh ke depan inilah yang dibutuhkan umat. Hidupnya dipenuhi visi dan misi besar. Karena itu ia bukan pribadi labil, tidak dewasa dan mudah baperan. Dan karena itu pula mereka berpotensi untuk menjadi pemimpin bangsa masa depan.
Oleh : Ana Nazahah (Pemerhati Remaja)
NarasiPost.com - Sobat Narasi yang dirahmati Allah. Kita telah memperingati hari Sumpah Pemuda, yang ke 92 kalinya, sejak 1928, saat pemuda dalam kungkungan kolonialisme. Sejatinya, 92 tahun itu waktu yang panjang untuk menghadirkan pemuda berdaya.
Sayangnya, semangat dan golara yang membakar di 92 tahun lalu, kini hanya berakhir dalam perayaan. Sumpah Pemuda belum lah bisa mempengaruhi para pemuda untuk berbuat banyak, mengisi kemerdekaan bangsa.
Bukan sedikit kita jumpai para pemuda generasi bangsa, tenggelam dalam aktivitas unfaedah. Pola fikir dan sikap yang menyalahi budaya bangsa yang Islami, terinfiltrasi budaya barat, Korean Wave dan sejenisnya. Lahirlah generasi labil, dan mudah terbawa arus.
Jujur saja, itulah ciri pemuda yang melekat erat dalam budaya sukuler hari ini. Didukung oleh norma dan lingkungan. Wakil presiden sendiri mengapresiasi kegiatan berkorean-wave baru-baru ini. Pemerintah menggelar karpet merah bagi liberasasi pergaulan, moral anak bangsa pun dipertaruhkan.
Itu terjadi di tengah arus deradikalisasi ajaran Islam. Di saat pendakwah dibatasi geraknya dengan agenda sertifikasi da'i. Maka wajar saja, jika generasi bertindak di luar batas. Terjerat seks bebas, prostitusi, budaya membuli, narkoba, tawuran, bahkan begal. Tak bisa dipungkiri, inilah wajah bangsa yang telah 92 kali memperingati sumpah pemuda ini.
Coba bayangkan jika suatu hari estapet kepemimpinan diserahkan ke pemuda yang semacam ini. Bisa saja ada yang izin rapat DPR karena Black Pink lagi manggung. Bukan tidak mungkin, jika di saat Jonghyun Shinee bunuh diri, ada banyak yang ikutan bunuh diri. Remaja begini yang akan menjadi pemimpin masa depan? Letoy tapi sarkas. Gegabah disebut berani. Sangat mengkhawatirkan.
Islam memandang pemuda adalah ujung tombak sebuah peradaban masa depan. Karenanya Islam menaruh harapan besar kepada pemuda untuk menjadi pelopor kebangkitan. bersinergi bersama umat. Berinovasi, aktif dan kreatif menemukan gagasan-gagasan baru yang positif dan bermanfaat.
Para pemuda yang memandang jauh ke depan inilah yang dibutuhkan umat. Hidupnya dipenuhi visi dan misi besar. Karena itu dia bukan pribadi labil, tidak dewasa dan mudah baperan. Dan karena itu pula mereka berpotensi untuk menjadi pemimpin bangsa masa depan.
Sayangnya pemuda seperti ini tidak lahir dari semangat sumpah pemuda belaka. Lebih dulu pemuda wajib ditempa dengan pemahaman Islam secara integral. Realitas saat ini membuktikan, saat sekulerisme dijadikan landasan hidup. Pemuda kehilangan jati diri dan hidup dalam kemunduran, tertinggal.
Berbeda sekali dengan pemuda- pemuda terbaik yang pernah dihasilkan Islam di era keemasan. Berikut ini adalah nama pemuda-pemuda terbaik yang namanya harum sepanjang zaman.
- Usamah bin Zaid (18 tahun). Memimpin pasukan yang anggotanya adalah para pembesar sahabat seperti Abu Bakar dan Umar untuk menghadapi pasukan terbesar dan terkuat di masa itu.
- Sa’d bin Abi Waqqash (17 tahun). Yang pertama kali melontarkan anak panah di jalan Allah. Termasuk dari enam orang ahlus syuro.
- Al Arqam bin Abil Arqam (16 tahun). Menjadikan rumahnya sebagai markas dakwah Rasul shallallahu’alahi wasallam selama 13 tahun berturut-turut.
- Zubair bin Awwam (15 tahun). Yang pertama kali menghunuskan pedang di jalan Allah. Diakui oleh Rasul shallallahu’alaihi wasallam sebagai Hawari-nya.
- Zaid bin Tsabit (13 tahun). Penulis wahyu. Dalam 17 malam mampu menguasai bahasa Suryani sehingga menjadi penerjemah Rasul shallallu’alalihi wasallam. Hafal kitabullah dan ikut serta dalam kodifikasi Al-Quran.
- Atab bin Usaid (18 tahun). Diangkat oleh Rasul shallallahu’alaihi wasallam sebagai Gubernur Makkah.
- Mu’adz bin Amr bin Jamuh (13 tahun) dan Mu’awwidz bin ‘Afra (14 tahun). Membunuh Abu Jahal, jenderal kaum musyrikin, pada Perang Badar.
- Thalhah bin Ubaidullah (16 tahun). Orang Arab yang paling mulia. Berbaiat untuk mati demi Rasul shallallahu’alaihi wasallam pada Perang Uhud dan menjadikan dirinya sebagai tameng bagi Nabi.
- Muhammad Al Fatih (22 tahun). Menaklukkan Konstantinopel ibu kota Byzantium pada saat para Jenderal Agung merasa putus asa.
- Abdurrahman An Nashir (21 tahun). Pada masanya Andalusia mencapai puncak keemasannya. Dia mampu menganulir berbagai pertikaian dan membuat kebangkitan sains yang tiada duanya
- Muhammad Al Qasim (17 tahun). Menaklukkan India sebagai seorang Jenderal Agung pada masanya.
Bagaimana menurut Sobat, apakah sumpah pemuda bisa menghasilkan generasi di atas? Mampukah generasi Islam bangkit dengan sistem sekuler yang menjauhkan pemuda dari Islam? Kiranya surat Al-Kahfi berikut bisa mencerahkan.
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk. (Al-Kahfi: 13).
Ya, hanya pemuda-pemudi yang teguh imannya akan Allah berikan petunjuk. Yang berada di garda terdepan dalam menegakkan ajaran tauhid. Membela yang haq, mencegah kebatilan dengan dakwah amar makruf nahyi mungkar. Senantiasa berkontribusi demi kebaikan umat, demi menyongsong peradaban yang lebih mulia.[]
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email [email protected]