Remaja muslim yang mewakili Gen Z bukanlah generasi stroberi sehingga dapat menjadi pribadi yang tangguh, berakhlak mulia, dan sukses dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam.
Oleh. Dyah Pitaloka
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Sungguh miris, generasi penerus bangsa yang dilabeli sebagai Gen Z, generasi yang lahir di pertengahan tahun 90-an sampai tahun awal 2010-an, dianggap begitu rapuh tak beda dengan buah stroberi. Stroberi yang berwarna manis, yakni merah mencolok dianggap sebagai sesuatu yang menarik, tetapi lemah dan mudah hancur jika mengalami tekanan.
Sejarah Generasi Stroberi
Mengutip kumparan.com, istilah "generasi stroberi" pertama kali muncul di Taiwan. Istilah ini mengacu pada sebagian generasi yang memiliki daya tahan yang rendah mirip buah stroberi.
Menurut Prof. Rhenald Kasali, dalam bukunya yang berjudul Strawberry Generation mengatakan bahwa mereka adalah kelompok anak muda yang kreatif, tetapi rentan menyerah, dan mudah tersinggung.
Plus Minus Generasi Stroberi
Tentu saja, setiap generasi memiliki beberapa ciri khas yang membedakan mereka dari generasi yang lain. Sama halnya dengan generasi stroberi yang punya kelemahan dan kelebihan di dalamnya, yakni sebagai berikut:
- Kemampuan Beradaptasi dengan Zaman
Generasi stroberi mampu menyesuaikan diri dengan cepat terhadap kemajuan zaman, terutama dalam menguasai tren teknologi dan informasi dengan efisien. - Keterbukaan terhadap Ide Baru
Mereka cenderung menerima ide-ide baru dan inovatif, serta tidak takut mencoba hal-hal baru atau memahami perubahan di sekitar mereka. - Sikap Toleran terhadap Berbagai Pemahaman
Generasi ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap pandangan berbeda dan lebih terbuka pada keragaman. - Kreativitas Tinggi
Mereka mempunyai tingkat kreativitas yang luar biasa. Mereka sering kali berpikir di luar kebiasaan dan mampu menciptakan solusi kreatif dalam menghadapi masalah. - Kurang Fokus
Namun, mereka juga sering kesulitan fokus karena terlalu banyak informasi dan rangsangan yang mereka terima. - Rentan terhadap Tekanan
Generasi stroberi lebih mudah terpengaruh oleh tekanan hidup, dan sering merasa stres ketika menghadapi tantangan. - Terjebak di Zona Nyaman
Mereka cenderung menyukai zona nyaman dan enggan untuk keluar dari batasan kenyamanan mereka. - Kurang Tanggung Jawab
Dalam beberapa hal, mereka dianggap kurang bertanggung jawab, terutama dalam hal tanggung jawab sosial dan pekerjaan, serta sering menunda-nunda tugas. - Keberanian Menyuarakan Pendapat
Terlepas dari kekurangan tersebut, mereka dikenal berani menyampaikan pendapat dan aktif berkontribusi dalam diskusi serta berbagai forum.
Fakta Generasi Z Saat Ini
Dilansir dari cnnindonesia.com, Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mengungkap fakta bahwa penduduk dengan usia 15-24 tahun adalah kelompok dengan prevalensi depresi paling tinggi.
Depresi merupakan masalah kesehatan mental yang sifatnya global, termasuk di Indonesia. Berdasarkan Riskesdas 2018, sebanyak 6,2 persen penduduk yang berusia 15-24 tahun mengalami depresi.
Dalam survei terbaru, kelompok usia 15-24 tahun ini ternyata paling banyak mengalami depresi. Usia tersebut dikategorikan sebagai bagian dari Gen Z (lahir 1997-2012), yang juga dikenal sebagai 'generasi stroberi'.
Ketika Generasi Stroberi Memilih Bunuh Diri
Fatalnya, depresi yang dialami oleh Gen Z ini melahirkan keinginan untuk mengakhiri hidup alias bunuh diri.
Dalam survei, 61 persen responden yang usianya 15-24 tahun dan mengalami gangguan depresi pernah terpikir untuk mengakhiri hidup dalam sebulan terakhir.
Dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami gangguan depresi, pikiran untuk mengakhiri diri pada individu dengan depresi bisa 36 kali lebih tinggi.
Meskipun prevalensi depresi tertinggi terdapat pada kelompok usia ini, ironisnya mereka adalah yang paling sedikit mendapatkan penanganan. Hanya 10,4 persen anak muda dengan gangguan depresi yang menerima pengobatan.
Generasi Islam Bukan Stroberi
Muslim dan muslimah Gen Z, sejatinya tidak dengan mudah menerima legitimasi publik yang menyebut mereka sebagai generasi rapuh dan mudah depresi. Stereotip remaja seperti buah stroberi yang manis, tetapi mudah hancur seharusnya diterima sebagai kritik membangun.
Maksudnya, Gen Z dianggap sebagai penerus bangsa yang kreatif dan unik. Cukup bagi kita untuk mengambil dengan makna positif dan membuang makna negatif.
Teladani Rasulullah saw. dan Sahabat
Tidak ada sejarah kaum muslim yang rapuh menghadapi tantangan. Rasulullah saw. merupakan suri teladan yang baik dan gigih dalam menghadapi seluruh tantangan dalam hidupnya.
Selain itu, ada sahabat Rasulullah yang masih remaja, yakni Usamah bin Zaid. Usamah bin Zaid merupakan putra Zaid bin Haritsah, seorang sahabat dekat Nabi Muhammad. Meskipun usianya masih sangat muda, sekitar 18 tahun, Nabi Muhammad mempercayakan Usamah untuk memimpin pasukan muslim dalam perang melawan Kekaisaran Romawi di Syam.
Kisah ini sangat istimewa karena banyak sahabat senior seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab yang lebih berpengalaman, tetapi Nabi Muhammad memilih Usamah yang masih remaja sebagai panglima. Hal ini menunjukkan betapa besar keyakinan Nabi terhadap kemampuan Usamah, serta sebagai pengajaran bahwa kepemimpinan dan kemampuan tidak selalu bergantung pada usia.
Pasukan yang dipimpin Usamah bin Zaid sempat tertunda keberangkatannya karena wafatnya Rasulullah, tetapi pasukan ini tetap diberangkatkan di bawah kepemimpinannya pada masa Kekhalifahan Abu Bakar. Meskipun muda, Usamah membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang cakap dan sukses dalam misi tersebut, dan dikenang dalam sejarah sebagai salah satu panglima remaja paling berani dan berbakat dalam Islam.
Percaya Diri Menjadi Remaja Muslim Sejati
Berikut beberapa tip untuk menjadi remaja muslim sejati:
- Perkuat Iman dan Takwa
Mulailah dengan memperdalam iman dan takwa kepada Allah. Ini bisa dilakukan dengan rutin shalat, membaca Al-Quran, dan berusaha memahami ajaran-ajaran Islam dengan lebih mendalam. - Jaga Akhlak yang Baik
Nabi Muhammad adalah contoh teladan dalam akhlak. Remaja muslim sejati harus menjaga tutur kata, perilaku, dan sikap dalam berinteraksi dengan orang lain, termasuk orang tua, teman, dan lingkungan sekitar. - Bijak Menggunakan Waktu
Gunakan waktu dengan bijak untuk hal-hal yang bermanfaat. Hindari kegiatan yang membuang-buang waktu, seperti bermain media sosial secara berlebihan. Fokuslah pada pendidikan, hobi yang positif, dan pengembangan diri. - Pergaulan yang Positif
Pilihlah teman yang bisa membawa pengaruh baik. Pergaulan yang positif akan membantu membentuk kepribadian yang baik dan menjauhkan dari hal-hal yang negatif, seperti pergaulan bebas, narkoba, atau tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. - Berbakti kepada Orang Tua
Hormati dan berbakti kepada orang tua. Islam mengajarkan agar anak berbuat baik kepada orang tua, terutama dalam membantu mereka, mendengarkan nasihatnya, dan menjaga hubungan yang harmonis dengan mereka. - Selalu Menuntut Ilmu
Carilah ilmu sebanyak mungkin, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum. Nabi Muhammad bersabda bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Pendidikan akan membantu remaja muslim memahami agama dengan lebih baik dan sukses dalam kehidupan dunia. - Berani Berkata Tidak pada Hal yang Salah
Remaja muslim sejati harus memiliki keberanian untuk menolak ajakan atau godaan yang membawa kepada kemaksiatan, seperti pergaulan bebas, tawuran, atau kebiasaan buruk lainnya. - Peduli Sosial dan Lingkungan
Sebagai seorang muslim, penting untuk peduli terhadap sesama dan lingkungan. Berbuat baik kepada tetangga, aktif dalam kegiatan sosial, serta menjaga alam adalah bagian dari tanggung jawab sebagai muslim. - Tingkatkan Amal Ibadah
Selain menjalankan ibadah wajib seperti salat, puasa, dan zakat, tambahkan dengan ibadah sunnah seperti salat tahajud, berpuasa sunah, dan banyak berzikir. - Tetap Optimis dan Sabar dalam Ujian
Ujian dan cobaan pasti akan datang, terutama di masa remaja yang penuh tantangan. Remaja muslim sejati selalu optimis dan sabar dalam menghadapi setiap ujian, karena Allah menjanjikan kemudahan setelah kesulitan.
Dengan menjalankan tip ini, seorang remaja muslim yang mewakili Gen Z bukanlah generasi stroberi sehingga dapat menjadi pribadi yang tangguh, berakhlak mulia, dan sukses dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam. Tentunya, menuntut ilmu agama dapat dilakukan dengan cara rutin mengkaji Islam secara intensif. Dengan demikian, generasi Z tidak akan lagi disebut sebagai generasi stroberi yang mudah depresi dan mengambil jalan mengakhiri kehidupannya sendiri.
Wallahu a'lam bish-shawaab []
Di tengah menjamurnya dunia internet dan lainnya, kuatnya gempuran pemikiran asing mendidik Gen Z sangat tdk mudah. Butuh effort dan uslub yg menarik utk mengarahkannya. Semoga Allah terus memampukan para ortu mendidiknya. Dan butuh peran negara yg menjaganya dari semua sisi
Barakallah Mb Pitaloka keren naskah n tip_nya.
Generasi tangguh dengan akidah Islam.
Banyak keunggulan Gen Z. Dengan bimbingan akidah Islam yang kuat, potensi mereka menjadi maksimal untuk kebaikan. Dengan Islam, mereka menjadi generasi yg unggul dan cemerlang.
Iya, sepakat mba.. sayang sekali potensi mereka begitu besar jika tidak diberdayakan untuk kebaikan..
Banyak kemudahan membuat kurang menghargai proses. Inilah tantangan orang tua saat ini yaitu melahirkan generasi yang tangguh. Barokallohu fiik, mba, tulisannya menambah pengetahuan.
Aamiin, betul mba.. PR besar khususnya untuk orang tua..
MasyaAllah..Barakallah teh, naskahnya keren
Aamiin, wafiik barakallah teh..
Ada kemungkinan karena jaman yg sudah canggih. Menyebabkan generasi nunduk yaitu generasi yg lebih suka main gawai daripada bergerak dinamis. Mental generasi kini lebih rapuh. G kuat menghadapi badai kehidupan yg keras menerpa.
Semoga anak cucu kita tetap berpegang pada tali agama Allah agar tidak ikutan jadi generasi strawberi
Aamiin.. Generasi saat ini konon dikuasai setan gepeng (HP) mba.. Butuh tenaga dan usaha ekstra bagi para orang tua untuk mengarahkan anak-anak menjadi generasi tangguh..
Barakallah mbak,
Keren tulisannya. Keseimbangan dalam memandang gen Z
Aamiin, wafiik barakallah mba..
Maa sya Allah keren naskahnya, renyah dan inspiratif..barakallah fiik Diyah Pitaloka..love
MasyaAllah Aamiin, wafiik barakallah bun..