Jangan Merasa Sok Suci!

“Ya Allah, Engkau lebih mengetahui hati kami daripada diri kami sendiri. Ya Allah, jadikanlah diri kami lebih baik dari yang mereka pikirkan, ampunilah kami terhadap apa yang mereka tidak ketahui dari kami, dan janganlah menyiksa kami dengan perkataan mereka."
( HR. Baihaqi )

Oleh : Messy Ikhsan
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Guys, mungkin sebagian kita pernah berada di titik ini saat awal menapaki perjalanan hijrah. Kita selalu merasa haus ilmu saat api semangat belajar Islam kian berkobar sehingga mengkhususkan waktu spesial untuk berburu ilmu dan mendalami syariat Allah agar menghunjam kokoh di pikiran.

Saat pertama kali menapaki gerakan dakwah, pasti semangat terus bergeliat karena merasa mendalami Islam secara benar. Kita merasa, inilah dakwah yang mengikuti tuntunan Rasulullah dan mungkin merasa sudah ada jaminan stempel penghuni surga karena melakukan bejibun amal saleh.

Padahal, sebagai manusia biasa kita tak lepas dari kesalahan, kecuali Rasulullah yang ma'shum. Kita pun tak ada jaminan menjadi penghuni surga kecuali Rasulullah dan para sahabat yang mulia. Lantas, kenapa kita sering merasa sombong dan berbangga diri, lalu dengan mudah mencaci dan memandang orang lain dengan sebelah mata?

Rasulullah bersabda dalam hadis riwayat Tirmidzi nomor 2499 yang berbunyi :

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ.

Artinya:
“Setiap anak Adam pasti berbuat kesalahan dan sebaik-baik manusia yang berbuat kesalahan adalah yang bertobat.

Jangan Merasa Sok Suci!

Guys, selama hidup di dunia, manusia tak akan pernah terpisah dari segala kesalahan. Selama nyawa masih melenggang di dada, akan banyak tantangan kehidupan yang dirasakan. Hal itu bertanda bahwa kita adalah manusia biasa yang tidak sempurna. Namun, bukan berarti ini menjadi dalih untuk bebas berbuat dosa dan kesalahan. Sebab, setiap perkataan, perbuatan, dan perasaan manusia pasti Allah mintai pertanggungjawaban. Karena itu, kita harus selektif dalam mengeluarkan keputusan agar tak bertentangan dengan syariat. Itulah sikap yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Akan tetapi, terkadang kita sering alpa dan terlupa.

Mungkin acapkali lidah ini tergelincir sehingga mengeluarkan perkataan yang menyakiti hati saudara. Kita merasa yang paling suci selepas menjalani perjalanan hijrah, lalu dengan mudah menghakimi orang lain yang belum berhijrah. Padahal, diri kita masih bergelut dengan dosa dan kemaksiatan. Ilmu pun masih sebutir nasi, belum sebanding dengan kehebatan ulama terdahulu. Akan tetapi, kenapa rasa sombong membelenggu diri?

Mungkin kita pernah berpikir bahwa yang berhak mendapatkan surga hanya gerakan dakwah kita karena paling rajin melakukan amal saleh. Karena itu, dengan mudah mulut ini melabeli sesat gerakan dakwah Islam yang lain, walau belum terbukti penyimpangannya. Padahal, sesama muslim adalah saudara yang wajib saling mencintai karena Allah. Sikap mencaci dan merasa paling benar tak pernah diajarkan oleh Rasulullah.

Allah berfirman:

فَلَا تُزَكُّوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقٰى

Artinya:

Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Allah yang paling mengetahui siapa orang yang bertakwa.” (QS An-Najm : 32)⁣

Dalam penafsiran Ibnu Abbas yang ditukilkan oleh Muhammad bin Ya’qub Al-Fairuz Abadi.

“Jangan kalian membebaskan diri dari dosa dan Dialah yang paling mengetahui siapa yang bertakwa. Maksudnya yang takut berbuat maksiat dan bersegera membuat perbaikan.”

Kita tak punya hak melabeli diri sendiri dengan kata suci karena Allah yang paling mengetahui siapa hambanya yang suci. Jangan sampai karena perbuatan dan perkataan kita menghalangi orang lain untuk berhijrah. Senantiasa berdoa kepada Allah agar kita dijauhkan dari hal-hal demikian.
Rasulullah bersabda dalam hadis riwayat Baihaqi yang artinya :

“Ya Allah, Engkau lebih mengetahui hati kami daripada diri kami sendiri. Ya Allah, jadikanlah diri kami lebih baik dari yang mereka pikirkan, ampunilah kami terhadap apa yang mereka tidak ketahui dari kami, dan janganlah menyiksa kami dengan perkataan mereka."

So, segera bertobat dan melakukan perbaikan, ya, Guys. Kita bukan orang suci, tetapi Allah yang Maha Suci. Kita tidak terlepas dari dosa, tetapi Allah menutup aib-aib kita. Semoga umat Islam senantiasa berada dalam lindungan-Nya dehingga Dia senantiasa menurunkan rahmat dari langit dan bumi. Aamiin.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Messy Ikhsan Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Utang Proyek KCJB Bertambah di Saat Rakyat Terengah-Engah
Next
Pemutus Kelezatan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram