Kini dalam kesunyian.
Akhirat itu begitu nyata dalam bayangan.
Menggelayut dalam pandangan mata.
Ketika sang pemutus kelezatan itu tiba.
Oleh: Bedoon Essem
NarasiPost.Com-Ketika kesendirian menemani
Hanya air mata yang menjadi saksi
Lelah diri mengarungi
Ujian demi ujian tak bertepi
Perih terhimpit luka
Rintihku mengalun tak bersuara
Hanya terpanjat doa
Yang kupersembahkan pada Sang Pencipta
Sebenarnya rindu ini terlalu dalam
Terpendam dalam hati kelam
Namun, hati ini pun malu
Masih layakkah hati ini merindu
Sungguh maut itu begitu dekat
Mengikuti diri begitu lekat
Namun, seakan diri ini mencoba lupa
Senantiasa lari walaupun itu percuma
Wahai Zat Yang Mahasempurna
Bilakah akhirku bahagia
Sedang tak kupersiapkan apa-apa
Diri ini terlalu sibuk mengejar dunia
Wahai diri, kini kau pun merasa
Dahsyatnya sakaratul maut itu tiba
Dialah pemutus segala kelezatan
Yang senantiasa kaucoba lari darinya
Sungguh penyesalan itu datang terlambat
Namun, hati ini terlalu berkarat
Untuk menyadari bahwa Engkau Mahahebat
Bahwa dunia hanya sekelebat
Ooh dunia, engkau sungguh begitu melenakan
Menjadikan hati enggan meninggalkan
Padahal engkau adalah sebesar godaan
Yang manusia sering lupa kampung halaman
Kini dalam kesunyian
Akhirat itu begitu nyata dalam bayangan
Menggelayut dalam pandangan mata
Ketika sang pemutus kelezatan itu tiba
Kini rintih ini mengalun syahdu
Pada akhir perjalanan hidupku
Hanya padamu diri ini merayu
Berharap akhir bahagia untukku[]