Operasi Bariatrik, Yakin Mau?

Operasi Baritrik, yakin mau?

Operasi bariatrik selain bermanfaat mengurangi risiko penyakit yang mengancam nyawa, juga memiliki risiko yang tidak main-main, seperti memicu pendarahan, infeksi, kebocoran pada lambung/usus yang dijahit, hingga kesulitan bernapas.

Oleh. Arum Indah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Guys, sudah pernah dengar tentang operasi bariatrik belum? Meskipun namanya masih terdengar asing, tapi operasi ini sudah banyak dilakukan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kalau aku sendiri, pertama kali tahu, saat salah seorang penyanyi terkenal melakukan operasi bariatrik ini. Wah! Gak tanggung-tanggung. Hasilnya memang langsung terlihat. Dalam beberapa waktu saja, badan si penyanyi tersebut langsung mengalami perubahan, badannya jadi lebih ramping binti singset.

Dengan jiwa kepo yang super tinggi, aku langsung searching dong di mesin pencarian segala ilmu pengetahuan alias Google. Aku mulai mengetik dengan keyword “Apa itu operasi bariatrik?” dan hasilnya benar-benar buat geleng kepala. Dari hasil penelusuran yang aku lalukan, operasi bariatrik adalah operasi bedah dengan prosedur pemotongan lambung. What? Lambung dipotong? Iya. Bisa bayangkan? Lambung yang bentuk asalnya sudah berukuran kecil itu, malah dipotong lagi. Aduh, bagaimana rasanya, ya?

Selain prosedur operasinya yang kedengaran ekstrem, melansir dari kompas.com, operasi bariatrik ini juga merogoh kocek yang cukup dalam. Beberapa rumah sakit menetapkan biaya minimal untuk paket operasi bariatrik ini sebesar Rp50 juta, biaya ini baru mencakup biaya kamar perawatan kelas tiga, tindakan bedah, dan obat-obatan. Belum termasuk biaya pemeriksaan sebelum operasi, seperti hasil laboratorium, radiologi, konsultasi dokter sebelum tindakan, konsultasi dokter spesialis digestif, dan perawatan ke dokter umum pasca operasi. Duh, ruwet amat ya, Guys. Cukup mahal dan ekstrem.

Namun, tak dimungkiri, hasil yang relatif cepat tampak, membuat operasi ini dilirik oleh banyak orang dan dianggap sebagai solusi praktis untuk penurunan berat badan. Tapi sebenarnya apa ya manfaat dari operasi bariatrik ini? Apakah operasi ini memiliki efek samping? Mari kita bahas lebih dalam lagi. Check it out!

Mengenal Operasi Bariatrik

FYI, kata bariatrik berasal dari kata baros yang berarti besar. Melansir dari siloamhospital.com, operasi bariatrik adalah suatu prosedur bedah yang dilakukan untuk membantu pasien agar terhindar dari penyakit komplikasi dan penyakit metabolik. Akan tetapi, tidak semua orang bisa melakukan operasi ini. Operasi bariatrik ini dikhususkan untuk mereka yang mengalami masalah obesitas morbid, yakni mereka-mereka yang gagal menurunkan berat badan walau sudah melakukan program diet, mengubah pola makan, dan aktivitas fisik dalam kurun waktu tertentu.

Obesitas morbid dikenal juga dengan obesitas kelas tiga, yaitu seseorang yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) di atas 40. Pengukuran IMT sendiri dilakukan dengan cara membagi berat badan dengan tinggi badan.

By the way, dengan operasi bariatrik para penderita obesitas pun dapat mengurangi risiko terkena penyakit metabolik yang mengancam nyawa mereka. Contoh penyakit metabolik itu seperti penyakit jantung dan stroke, tekanan darah tinggi (hipertensi), steatohepatitis nonalkohol, sleep apnea, dan diabetes tipe dua.

Terdengar sangat bagus ya. Bagaimana? Ada yang langsung mengukur IMT diri sendiri? Atau ada yang berencana melakukan operasi bariatrik? Hihihi. Tunggu dulu ya, kita akan bahas lebih detail lagi.

Prosedur Operasi Bariatrik

Pada dasarnya, operasi bariatrik dilakukan dengan memotong sebagian organ lambung untuk mengurangi kapasitas lambung. Dengan langkah ini, kemampuan lambung dalam menampung dan menyerap makanan jadi lebih minim dan terbatas. Intinya, seseorang yang sudah melakukan operasi ini, bakal cepat kenyang.

Nah, ada tiga metode pelaksanaan operasi ini, yaitu:

1. Gastric Bypass. Ini merupakan metode yang paling umum dilakukan. Dokter akan memotong lambung bagian atas, sehingga kapasitas lambung hanya akan mampu menampung ⅓ dari kapasitas normal. Bagian usus halus juga akan dipotong, dan disambungkan dengan bagian lambung.

2. Sleeve Gastrectomy. Dokter akan memotong bagian lambung sekitar 75%-80%. Tindakan ini akan meminimalkan hormon ghrelin (hormon pengatur nafsu makan). Metode ini dianggap sebagai metode yang paling cepat untuk menurunkan berat badan pasien tanpa harus mengubah rute usus dalam pencernaan pasien.

3. Diversion With Duodenal Switch. Ini merupakan metode paling kompleks. Dokter akan memotong bagian lambung menjadi lebih kecil, lalu bagian yang telah dipotong tersebut disambungkan ke bagian akhir usus halus yang juga telah dipotong. Bagian awal usus halus juga akan disambungkan ke bagian akhir usus halus agar enzim pencernaan dan cairan empedu bisa berjalan normal.

Risiko Operasi Bariatrik

Selain bermanfaat mengurangi risiko penyakit yang mengancam nyawa, ternyata operasi ini juga memiliki risiko yang tidak main-main, Guys. Apa saja ya risikonya? Operasi bariatrik akan memicu pendarahan, infeksi, terbentuknya emboli (penyumbatan pembuluh darah oleh embolus atau benda asing di dalam aliran darah), kebocoran pada lambung atau usus yang dijahit, hingga kesulitan bernapas.

https://narasipost.com/medical/06/2024/tinjauan-syariat-terhadap-operasi-bariatrik/

Tidak cukup sampai di situ, masih ada lagi beberapa risiko yang mengintai pasca pelaksanaan operasi ini, yaitu timbulnya masalah kesehatan karena gangguan penyerapan nutrisi, tubuh bisa mengalami defisit gizi akibat malanutrisi. Kesulitan makan, pusing, mual, diare, dan lemas setelah makan. Munculnya batu empedu karena proses penurunan berat badan yang drastis. Muncul hernia. Muncul luka atau lubang di saluran cerna.

Bagaimana, Guys? Masih tertarik dengan operasi bariatrik ini? Kalau aku, enggak! Membayangkannya saja benar-benar membuat bulu kuduk merinding.

Obesitas dan Operasi Bariatrik

Guys, pernah mendengar perkataan bahwa mencegah itu lebih baik daripada mengobati? Perkataan itu juga berlaku untuk kasus ini. Umumnya, obesitas terjadi pada mereka yang menganut sedentary lifestyle atau gaya hidup minim aktivitas dan asupan kalori harian yang cukup tinggi. Akibatnya, kalori menumpuk di dalam tubuh dan berubah menjadi lemak. Lemak yang menumpuk di tubuh, lambat laun akan menyebabkan seseorang obesitas.

Dengan kata lain, obesitas bisa terjadi karena buruknya pola hidup seseorang selama bertahun-tahun. Andai banyak orang sadar dan paham betul akan pola hidup sehat, lalu membatasi konsumsi kalori berlebihan, tentu tidak akan terjadi masalah obesitas ini. Asupan makanan juga berkaitan erat dengan masalah obesitas.

Pandangan Islam

Guys, Islam sebagai agama yang paripurna juga mengatur tentang masalah obesitas. Rasulullah pernah bersabda:

“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk yaitu perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun, jika ia hendak melebihinya, hendaknya sepertiga perutnya diisi dengan makanan, sepertiga dengan minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Juga firman Allah dalam surah ‘Abasa ayat 24:

فَلْيَنْظُرِ الْاِنْسَانُ اِلٰى طَعَامِهٖٓ ۙ

Artinya: “Hendaklah manusia memperhatikan makanannya.”

Jadi begitu, Guys. Islam memandang bahwa makanan sangat berpengaruh pada kesehatan seseorang.

Nah, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah obesitas, yakni:

1. Terapkan pola hidup sehat. Konsumsilah makanan-makanan yang tak hanya sekadar halal, tapi juga tayib. Jangan lupa juga untuk membatasi jumlah kalori harian ya.

2. Aktivitas fisik yang cukup. Jangan mager alias malas gerak. Bergeraklah agar kalori yang masuk, dapat dibakar oleh tubuh.

3. Menjaga berat badan. Poin ketiga akan tercapai jika dua poin sebelumnya terlaksana dengan baik

At last, but not least. Rutinkan puasa! Yes, puasa sangat membantu kita mengatur nafsu makan. Lemak-lemak yang ada pun akan dijadikan sumber metabolisme bagi tubuh.

Khatimah

Obesitas merupakan gerbang dari berbagai penyakit yang membahayakan nyawa. Pola hidup buruk dan sedentary lifestyle menjadi pemicu terbesar munculnya obesitas.

So, ayo ubah pola hidup kita, Guys. Your life is your choice. Apakah kamu ingin tetap hidup sehat, lalu sedikit saja berkorban dengan membatasi asupan makanan atau tetap ingin mengonsumsi makanan apa pun tanpa batas dan akhirnya malah terkena obesitas.

Satu hal yang pasti, bahwa kesehatan adalah nikmat Allah yang begitu berarti.

Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Arum Indah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Pendidik Bersikap Amoral, Akibat Korban Sistem
Next
Putrinya NP Bernama Putri
4 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Hanimatul Umah
Hanimatul Umah
4 months ago

MasyaAllah jadi tahu banyak tentang biatrik, ada anak tetangga katanya kanker usus kok yg dipotong lambungnya ini mengkhawatirkan, dan ngeri juga ya mengancam nyawa, biasanya operasi juga setelahnya hatus menjalani kemo. Duh kalau aku juga jangan deh apalagi hanya karena untuk penampilan fisik. Makanlah ketika lapar dan berhentilah makan sebelum kenyang itu prinsipku, dari hadis rasul juga kan.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram