Guru Aniaya Murid, Gak Bahayatah? 

Guru dalam sistem pendidikan Islam kesejahteraannya terjamin dan tidak dibebani dengan kehidupan yang berat, sehingga akan mendidik muridnya dengan ilmu serta memastikan kepribadiannya berkepribadian Islam.

Oleh. Netty al Kayyisa 
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Halo, Bestie, kalian sudah dengar kabar terbaru belum? Kabar yang sedang viral hari ini tentang guru yang menganiaya murid. Kok bisa ya? Bukannya guru itu harusnya digugu dan ditiru? Harusnya guru 'kan mengayomi dan melindungi muridnya. Kenyataannya itu terjadi di negeri ini, Bestie. Tepatnya di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Pelabuhan Ratu Sukabumi. 

Kejadiannya seperti yang diceritakan di liputan6.com (9/6/2024) saat pelajaran olahraga, si murid menendang bola dan tidak sengaja mengenai kepala sang guru. Eh, marahlah sang guru tersebut dan menjambak serta mencekik si murid. Seram banget 'kan? Baru saja ada kabar santri membunuh ustazahnya, sekarang berganti guru yang menganiaya murid. Duh, sebenarnya apa yang terjadi di negeri ini ya, Sob? Mengapa dunia pendidikan yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam mencontohkan adab dan tata krama, berubah menjadi ajang kriminal yang mengerikan. 

Akar Masalah Kekerasan

Dunia pendidikan kita hari ini sedang tak baik-baik saja, Bestie. Persoalan pendidikan terus bermunculan. Ini disebabkan karena sistem di negara kita termasuk sistem pendidikannya menggunakan sekularisme. Eits, jangan sewot dulu! Mari kita ngobrol apa itu sekularisme. Sekularisme  itu paham memisahkan agama dari kehidupan. Agama tidak boleh ikut campur dalam ranah kehidupan kita. Berbicara dunia ya dunia saja, berbicara keahlian ya keahlian saja, dan itu bebas nilai. Tak ada benar salah tak ada halal haram. Ngeri gak tuh! Sebaliknya, jika mau berbicara agama ya di masjid-masjid saja, di pengajian-pengajian. Padahal, jika ditengok masjid-masjid dan pengajian-pengajian itu, isinya para manula semua.

Di sekolah ketika belajar sebuah ilmu maka pisahkan dari agama. Tidak ada standar halal haram dalam pendidikan. Semua pelajaran diembat meski bertentangan dengan akidah Islam. Semua  dianggap sebagai pelajaran meski tidak seharusnya diajarkan. Misalnya dance, tarian, pendidikan seks, dan lain sebagainya.

Kita mempelajari ilmu hanya untuk kehidupan duniawi. Tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan akhirat. Alhasil, standar keberhasilan di dunia pendidikan juga jauh dari nilai-nilai Islam. Standar keberhasilan dunia pendidikan hanya diukur dari nilai di atas kertas atau suksesnya mengikuti olimpiade-olimpiade skala nasional hingga internasional. Masalah kepribadian, zonk besar. 

https://narasipost.com/motivasi/05/2023/jangan-jadi-guru-toksik/

Sekolah pun hanya sebatas seremonial tanpa tahu tujuan sebenarnya. Yang ada dalam pikiran siswa adalah, sekolah, lulus, mencari kerja, dapat uang banyak. Kadang pekerjaannya pun tak sesuai dengan sekolahnya. Jadi sekolah itu menjadi hal yang muspro (sia-sia) saja. Tidak mendapatkan apa-apa dan tidak sesuai dengan tujuan pendidikan yang sebenarnya. Kalian merasakan itukah, Bestie? 

Akibat yang lain ketika kehidupan dipisahkan dari agama ya seperti kasus yang saat ini sedang viral. Tidak ada penghormatan kepada guru, karena merasa mereka sekolah membayar dengan jumlah yang tak sedikit, mereka menginginkan pelayanan yang maksimal termasuk guru harus tunduk kepada keinginan mereka. Selayaknya penjual dan pembeli. Jika murid telah membeli dengan sejumlah bayaran, maka guru juga harus memberikan pelayanan maksimal. 

Sebaliknya, guru ke murid juga tak bersikap layaknya guru. Karena impitan ekonomi, gaji guru rendah, maka sisa waktu guru digunakan untuk mencari tambahan penghasilan. Guru hanya cukup menyampaikan pelajaran tapi tidak bertanggung jawab atau tidak tahu-menahu dengan akhlak dan kepribadian murid. Bahkan tidak segan menganiaya murid jika sedikit ada kesalahan. Miris, bukan?

Lalu, bagaimana kita bisa belajar dan mengerti Islam ya, Bestie, jika seperti ini sistem pendidikan kita? Katanya kurikulum merdeka, murid bisa memilih mempelajari apa yang disukai. Nyatanya jika kita memilih mendalami Islam saja, maka sia-siap dapat cap radikal, Bestie.

Sistem Pendidikan Islam

Ini sangat berbeda dengan sistem pendidikan dalam Isam, Bestie. Sistem pendidikan dibangun atas asas akidah Islam yaitu keimanan kepada Allah. Sebagaimana yang terdapat dalam surah Lukman ayat 13:

وَإِذۡ قَالَ لُقۡمَٰنُ لِٱبۡنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَيَّ لَا تُشۡرِكۡ بِٱللَّهِۖ إِنَّ ٱلشِّرۡكَ لَظُلۡمٌ عَظِيمٞ ١٣

“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”

Ayat ini menjadi dasar pelajaran pertama dalam pendidikan Islam adalah akidah. Semua pelajaran bersumber dari akidah dan berlandaskan akidah Islam. Sehingga apa yang dipelajari, harus diamalkan dalam rangka ketaatan kepada Allah. Jangan dibayangkan dalam sistem pendidikan Islam hanya belajar agama saja, Bestie. Tapi memang belajar agama itu number one. Karena sebagai hamba Allah harus mengenal aturan Allah yang ada dalam Al-Qur’an dan mengamalkannya. Tapi kita juga bisa belajar yang lainnya di jenjang pendidikan atas ketika akidah kita sudah kuat. Gunanya untuk apa? Belajar apa? 
 
Belajar keterampilan yang dibutuhkan umat semata-mata untuk kemaslahatan umat. Bukan sekadar mencari uang. Jadi nih misalnya kita memilih untuk belajar kedokteran, astronomi, atau yang lainnya, itu semata-mata untuk mengabdi pada umat. Jika ternyata profesi itu menghasilkan uang banyak ya rejeki kita namanya. 

Dalam pendidikan Islam juga mengedepankan adab sebelum ilmu. Seroang ulama Yusuf bin Al-Husain dalam kitab Iqtidhaul Ilmi Al ‘Amal yang dinukil dari Min Washaya Al Ulama li Thalabatil Ilmi, mengatakan: “Dengan adab, engkau akan memahami ilmu.”

Bayangkan, Bestie, jika generasi muslim memahami adab ini, mereka akan menghormati gurunya dan tidak akan berani untuk menyakiti guru. Karena  keberkahan ilmu ada dalam penghormatan kita kepada guru. 

Demikian pula seorang guru, dia akan berusaha mendidik muridnya tidak hanya dengan mentransfer ilmu saja, tetapi memastikan kepribadiannya. Karena para guru di sistem pendidikan Islam tidak dibebani dengan kehidupan yang berat. Kesejahteraan mereka terjamin. Jika mereka bekerja pada kekhilafahan Islam, maka gaji mereka dijamin cukup besar, sehingga tidak perlu memikirkan pekerjaan sampingan. 

Sistem pendidikan dalam Islam memang tidak bisa berdiri sendiri. Ia akan bersinergi dengan sistem yang lain seperti sistem ekonomi, pergaulan, sistem sanksi, dan sistem poliitk kelas dunia. Pandangan Islam terhadap pendidikan bukan sekadar untuk mencari kehidupan duniawi saja tetapi untuk membentuk generasi pengisi peradaban Islam yang mulia.

Khatimah

Sayangnya, Bestie, hari ini tak ada sistem pendidikan Islam yang mampu membentuk generasi cemerlang. Apa pun solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah pendidikan yang hari ini muncul, tidak akan bisa memberikan solusi tuntas hingga ke akar. Solusi yang ditawarkan pasti setengah hati dan tidak membuat jera dan tuntasnya masalah. Buktinya semakin hari masalah semakin banyak bermunculan. Jadi, sebaiknya kita segera beralih ke sistem Islam, berupaya memperjuangkan tegaknya hingga Allah memberikan pertolongan. Kalian siap, Bestie?

Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Netty al Kayyisa Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Pendidikan ala Sekularisme: Polemik Tak Berkesudahan
Next
Bayar Kuliah Pakai Pinjol? OMG!
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
novianti
novianti
4 months ago

Semoga semakin banyak anak muda yang tergerak mempelajari Islam kaffah agar semua level usia berjuang ke arah sana yaitu menegakkan sistem Islam secara paripurna. Kasihan anak-anak muda kita saat ini, mereka benar-benar dijadikan kelinci percobaan oleh pergantian kurikulum yang tidak jelas.

Netty al Kayyisa
Netty al Kayyisa
Reply to  novianti
3 months ago

Aamiin.. Nggih mb. Sistem pendidikan ga jelas output nya juga ga jelas

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram