Bayar kuliah pake pinjol seolah menawarkan bantuan, padahal yang ditawarkan tak lebih dari jebakan dan jerat utang ribawi.
Oleh. Arum Indah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Guys, sudah tahu belum? Kabar berita bahwa Menteri Koordinator Bidang Pembangunan dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mendukung para mahasiswa untuk memanfaatkan pinjol (pinjaman online) guna membayar UKT (Uang Kuliah Tunggal) bagi mereka yang mengalami kesulitan ekonomi. Ckckck, masa pinjol jadi solusi untuk mahalnya UKT hari ini? Duh, bukannya menyelesaikan masalah, malah tambah masalah. Ibarat keluar dari lubang buaya, tetapi malah masuk ke kandang harimau.
Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan jika pinjol itu resmi, tidak merugikan, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan, maka tidak perlu ada pelarangan untuk memanfaatkan pinjol. Masih menurut Menko PMK, segala hal yang berinisiatif baik untuk mengatasi kesulitan mahasiswa, harus didukung penuh dan jika ada penipuan pinjol, maka yang bersalah adalah orang yang bersangkutan, bukan pinjolnya. (Kompas.com, 3-7-2024)
Muhadjir juga mengatakan bahwa saat ini sudah ada sebuah universitas di Jakarta yang bekerja sama dengan pihak pinjol untuk memberikan bantuan kepada mahasiswanya.
Wah, wah. Mengapa pinjol seolah jadi jalan keluar untuk kesulitan ekonomi hari ini, ya?
Semua Serba Mahal
By the way, Sob, memang UKT sekarang mahal banget, ya. Nominalnya naik berkali-kali lipat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Beberapa waktu lalu, kenaikan UKT memang sempat ditunda setelah Presiden Jokowi bertemu dengan Mendikbudristek, Nadiem Makarim. Namun, pada awal Juni lalu, Presiden Jokowi justru membuka wacana akan kenaikan UKT tahun depan.
Itu masih UKT, belum lagi biaya hidup lain yang enggak bisa ditunda pemenuhannya. Terang saja, makin banyak rakyat yang merasa terbebani.
OMG, begini amat, ya, Guys, hidup di negeri ini. Dulu saat masyarakat protes harga cabai naik, rakyat justru diminta untuk tanam cabai sendiri. Saat masyarakat mengeluh biaya listrik naik, rakyat malah diminta untuk mencabut meteran listrik. Saat rakyat protes harga BBM naik, masyarakat juga diminta untuk jalan kaki. Sekarang, saat mahasiswa mengeluh biaya kuliah mahal, malah diminta untuk bayar pakai pinjol saja. Astagfirullah.
Pinjol juga sedang merajalela saat ini, Sob. Di kala kesulitan masyarakat makin mencekik dan pemerintah justru cuci tangan terhadap nasib rakyat, alhasil pinjol pun datang bak pahlawan kesiangan. Mereka seolah menawarkan bantuan, padahal yang ditawarkan tak lebih dari jebakan dan jerat utang ribawi.
Salah Kelola Aturan
Guys, pernahkah terlintas dalam pikiranmu, mengapa biaya kuliah setiap tahunnya makin tinggi? Apakah ini hal yang wajar seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi? Hmm…
Enggak, ya, Sob. Salah banget. UKT menjadi mahal karena salah kelola sistem negara ini. Sejak pencetusan perubahan status PTN tahun 2012 silam menjadi PTN-BH (tentu saja ketetapan perubahan ini juga sudah digodok sebelum tahun 2012, Guys), UKT terus meroket naik. Awalnya hanya ada 7 Universitas sebagai pelopor PTN-BH ini, yakni Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Sumatra Utara, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Universitas Airlangga. Kini, ada 21 kampus yang berstatus PTN-BH.
https://narasipost.com/opini/11/2022/mahasiswa-terjerat-pinjol-benteng-generasi-kian-jebol/
Nah, PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri-Badan Hukum) merupakan tingkat tertinggi dalam hal otonomi kampus. Kampus diberikan otonomi penuh dalam mengelola keuangan dan sumber dana mereka sendiri. PTN-BH pun beroperasi layaknya BUMN. Kampus tak lagi berorientasi melayani, tetapi beralih mencari laba. Kementerian Keuangan berdalih bahwa dengan perubahan status ini, PTN diharapkan akan lebih fleksibel dalam mengelola keuangan dan dapat meningkatkan mutu Tridharma Perguruan Tinggi (Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, lalu Pengabdian kepada Masyarakat).
PTN-BH inilah yang menjadi pemantik mahalnya UKT. Jadi, jika tak ada perubahan aturan, maka jangan berharap UKT bakal turun, ya, Guys.
Buah dari Penerapan Kapitalisme
Sob, perubahan status kampus menjadi PTN-BH tak dimungkiri merupakan buah dari penerapan kapitalisme. Lo, kok bisa?
Begini, Guys, Indonesia adalah salah satu negeri yang ikut menerapkan aturan kapitalisme sekuler. Dalam kapitalisme sekuler, pemerintah akan menyerahkan penyediaan perguruan tinggi ke pasar. Dengan kata lain, pemerintah berlepas tangan terhadap kewajiban mereka untuk menyediakan pendidikan ke tengah masyarakat.
Pendidikan pun menjadi seperti komoditas jual beli yang hanya bisa dinikmati oleh kaum berduit. Lantas, apakah yang tak punya duit harus meminjam dan terjerat pinjol?
Bayar UKT Pakai Pinjol? No Way!
Menjamurnya pinjol hari ini, tak lain juga disebabkan karena kapitalisme, Sob. Sistem ini tak peduli tentang halal maupun haram, padahal Allah jelas-jelas sudah mengharamkan riba.
Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 275:
اَلَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبٰوا لَا يَقُوْمُوْنَ اِلَّا كَمَا يَقُوْمُ الَّذِيْ يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطٰنُ مِنَ الْمَسِّۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَالُوْٓا اِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبٰواۘ وَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰواۗ
Artinya: “Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”
Lalu hadis Rasulullah, beliau bersabda:
“Riba itu ada 73 pintu (dosa). Yang paling ringan adalah semisal dosa seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri.” (HR. Al-Hakim)
Jadi, jangan mau terlibat dengan riba, ya, Guys. Sungguh, dosanya ngeri banget.
Islam Menjamin Pendidikan
Berbeda dengan kapitalisme, Sob, Islam akan menyediakan pendidikan yang mudah diakses bahkan cuma-cuma bagi seluruh kalangan. Pendidikan merupakan tanggung jawab negara. Oleh karena itu, Islam akan menyediakan pendidikan gratis mulai dari tingkat kanak-kanak hingga perguruan tinggi.
Rasulullah pernah membebaskan tawanan Perang Badar dengan tebusan mengajari baca tulis bagi anak-anak kaum muslim. Posisi Rasul pada saat itu ialah sebagai kepala negara. Hal ini menunjukkan bahwa negara wajib menjadi penyelenggara pendidikan.
FYI, institusi pendidikan juga tidak akan diberikan hak untuk mencari sumber pemasukan keuangan sendiri, sebab negara yang akan membiayai keberlangsungan pendidikan, mulai dari gaji para guru, dosen dan pegawai, menyediakan sarana dan prasarana pendidikan, membangun laboratorium, perpustakaan, dan lain sebagainya.
Dana penyelenggaraan pendidikan berasal dari kekayaan alam negara yang dikelola negara dan hasilnya dikembalikan untuk kemaslahatan umat. Hasil sumber daya alam yang melimpah akan mampu untuk menutupi segala keperluan pendidikan, Guys.
Lalu, terkait pihak penyelenggara pinjol, maka Islam akan melarang keberadaannya, Sob, apalagi jika memiliki unsur riba. Islam akan menjamin kesejahteraan seluruh umatnya, sehingga tidak perlu ada pihak-pihak penyelanggara pinjam. Jika ada masyarakat yang mengalami kesusahan, maka baitulmal yang akan membantu, bukan pinjol.
Khatimah
So, Guys, beda banget ‘kan pendidikan dalam kapitalisme dan pendidikan dalam Islam?
Pendidikan dalam kapitalisme dianggap sebagai komoditas jual beli, sedangkan Islam menjadikan pendidikan adalah tanggung jawab negara. Islam akan memudahkan seluruh rakyat untuk mengakses pendidikan, jadi enggak perlu pakai pinjol.
Keren banget ‘kan Sob, Islam itu. Namun, perlu diingat, bahwa sistem Islam ini hanya bisa diterapkan dan dilaksanakan di bawah naungan Khilafah Islamiah, bukan negara demokrasi.
So, Guys, yuk! Kita sama-sama berjuang untuk kembali mendakwahkan dan membumikan Islam di tengah kehidupan.
Wallahu a'lam bishawab.[]
Syukron tim NP