Viral Tren Friends With Benefit (FWB), Memang Ada Benefitnya?

"Tren FWB ini nggak akan pernah hilang selama aturan Islam belum diterapkan. Maka, untuk mengakhiri segala bentuk hubungan terlarang ini butuh aturan yang berasal dari Sang Pencipta manusia, yaitu Allah Swt. Karena, sudah terbukti Islam mampu membabat habis segala bentuk penyimpangan perilaku, termasuk tren FWB ini."

Oleh. Renita
(Tim Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.com- Guys, tau nggak sih, beberapa hari lalu ada konten viral di TikTok tentang cewek-cewek yang lagi ngomongin masalah friends with benefit (FWB). Menurut sang pemilik akun, konten mereka tuh isinya sex education gitu, lho. Tapi kok pembahasannya sama sekali nggak mendidik, ya? Malah banyak yang menghujat kalau konten mereka cuma sebatas sharing pengalaman pribadi tentang hubungan seks aja. Parahnya nih, Guys, di dalam video tersebut, mereka juga bilang kalau anak muda yang nggak punya FWB ibaratnya kayak kampungan gitu. Bahasa-bahasa yang mereka pakai juga bener-bener vulgar tanpa sensor! Astagfirullah.

Miris banget, ya lihat konten-konten media sosial zaman now. Semua hal yang bisa menarik perhatian dibikin konten sesuka hati, nggak peduli konten berfaedah atau nggak. Eh tapi, kamu udah tahu belum FWB itu apa sih? Kenapa sih kok sekarang banyak banget istilah-istilah menjijikkan bin mengerikan kayak gitu?

Friends With Benefit Nihil Benefit

Guys, friends with benefit atau FWB itu istilah yang menggambarkan pertemuan dua orang yang melakukan kontak fisik sangat intim hingga hubungan seksual tanpa ada perasaan atau komitmen sama sekali. Disebut FWB karena pertemanan ini dianggap bisa menguntungkan satu sama lain dalam menyalurkan hasrat seksual. Awalnya istilah friends with benefit (FWB) ini muncul pertama kali di aplikasi kencan online Tinder. Fenomena ini juga sempat diangkat ke dalam sebuah film dengan judul yang sama, lho. Meskipun filmnya happy ending, sayangnya hal ini nggak terjadi kepada para aktivitis FWB di kehidupan nyata.

Dikutip dari sehatQ.com, fenomena FWB sering dialami oleh pasangan dewasa muda dengan rentang usia 18-30 tahun. Alasan mereka melakukan hubungan FWB salah satunya karena para pegiat FWB ini merasa nggak punya banyak waktu untuk berhubungan lebih lama dan berkomitmen secara emosional. Parahnya nih, Guys, setiap aktivitis FWB boleh memiliki lebih dari satu pasangan. Aktivitas mereka biasanya menawarkan diri di media sosial seperti direct message atau akun-akun khusus FWB. Dengan cara itulah, akhirnya mereka bisa mendapatkan teman tidur.

Meski dianggap praktis terutama bagi orang yang belum siap berkomitmen, ternyata FWB ini nggak banyak benefitnya lho, Guys. Seperti dikutip dari alodokter.com, kebanyakan hubungan FWB ini hanya berlangsung dalam waktu beberapa minggu atau bulan saja. Bahkan, beberapa riset menunjukkan hubungan FWB lazimnya hanya akan bertahan dalam waktu satu tahun saja, Guys. Adanya relasi FWB ini nggak jarang memunculkan perasaan dari salah satu pihak. Sayangnya, rasa suka itu sering kali tak berbalas, sehingga hal ini bisa menimbulkan stres bagi pihak yang mengalaminya. Selain itu, FWB juga berisiko menularkan penyakit seksual, seperti sifilis, gonore, hepatitis B hingga HIV. Ih.. serem banget ya, Guys.

Buah dari Gaya Hidup Bablas

Guys, sebenarnya fenomena FWB ini lahir dari gaya hidup bebas bin bablas yang dijalani masyarakat hari ini. Kehidupan saat ini dijauhkan dari agama sebagai pedoman hidup alias sekuler. Sehingga, masyarakat bisa berbuat sesuka hati dan bersikap bodo amat terhadap aturan agamanya. Dalam hukum negeri ini, selama hal itu dilakukan suka sama suka, tanpa ada paksaan, dan nggak ada yang melaporkan, maka seks bebas seperti FWB ini sah-sah saja dilakukan. Akibatnya, seks di luar nikah nggak dianggap sebagai perbuatan yang salah. Solusi yang ditawarkan juga menyesatkan, seperti slogan pacaran sehat, pekan kondom nasional dan sebagainya.

Selain itu, media hari ini juga hanya mementingkan keuntungan. Ini nih akibat dari penerapan sistem kapitalisme. Dalam sistem kapitalisme, selama konten media tersebut mendatangkan profit maka konten apa pun akan disebarluaskan bahkan ditumbuhsuburkan. Mereka nggak peduli apakah tayangan tersebut bisa merusak generasi atau tidak. Lihat deh, gimana menjamurnya tayangan pornoaksi dan pornografi dalam sinetron, film, iklan-iklan, hingga adegan live di kehidupan nyata yang dipertontonkan para aktivis kebebasan hari ini. Tak heran, hal ini akhirnya menjadi stimulus seks bagi orang-orang yang melihatnya.

Jika dibiarkan, rangsangan ini akan semakin menumpuk dan sulit diredam. Apalagi, ketika connect dengan pemikiran yang ada di benak mereka. Alhasil, gelora syahwat ini mengharuskan adanya pemenuhan. Bagi orang yang nggak mampu mengendalikan hasrat seksual ini, nggak aneh ketika mereka mengambil jalan pintas dengan melakukan perzinaan, seperti fenomena FWB ini, Guys. Ditambah lagi, peran keluarga sebagai pengokoh keimanan dan pembentuk kepribadian juga sudah rontok, karena tuntutan kehidupan serba sulit akibat sistem kapitalisme. Akhirnya, orang tua lebih sibuk bekerja ketimbang mendidik anak-anaknya.

Mirisnya lagi Guys, negara hari ini juga nggak peduli terhadap masa depan generasi. Alih-alih menjadi pelindung masa depan generasi, negara justru berhubungan mesra dengan para pengusaha. Kebijakan yang diambil bukannya memutus penyebaran pornografi dan pornoaksi, negara malah terkesan memeliharanya karena dianggap bisa meningkatkan pendapatan negara. Begitu juga, kehadiran lembaga sensor seolah hanya sebagai ‘pemanis’. Buktinya, banyak konten yang menggerus akhlak dan moral generasi berseliweran di mana-mana, bahkan dengan mudah bisa diakses siapa pun.

Makanya wajar banget kan, kalau kualitas generasi sekarang benar-benar di ambang kehancuran. Generasi hari ini seolah nggak peduli dengan dosa akibat perzinaan. Dekadensi moral yang begitu mengerikan menjadi ancaman nyata bagi generasi. Ini nih akibat kehidupan yang menentang aturan Ilahi. Standar perbuatannya bukan lagi hukum syarak tetapi hanya sebatas suka. Innalillahi.

Zina Haram No Debat

Guys, sedih banget ya lihat kelakuan generasi hari ini. Mereka seolah amnesia dengan firman Allah Swt. yang berbunyi, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32)

Mereka juga lupa terhadap peringatan Rasul saw., “Jika seks bebas dan riba telah marak di suatu negeri, maka sungguh mereka telah menghalalkan sendiri azab Allah.” (HR. Al-Hakim, Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani)

Lihat kan Guys, dalam Al-Qur'an dan hadis jelas banget perbuatan zina hukumnya haram no debat. Sayangnya, meski jelas diharamkan, tetap aja mereka melakukan aktivitas FWB. Padahal, kalau kita membiarkan fenomena FWB terus dilakukan, sama aja artinya kita mengundang petaka dan azab Allah untuk menimpa negeri ini. Ih… Naudzubillah. Jangan sampe deh, Guys!

Back To Islam

Terus kita kudu gimana dong? Ya, back to Islam lah. Sebagai agama sekaligus pedoman hidup, Islam tuh udah punya solusi tuntas untuk menghentikan aktivitas perzinaan ini, Guys. Standarnya udah pasti aturan Allah bukan aturan yang dilahirkan manusia. Sistem Islam pernah diterapkan sejak zaman Rasulullah hingga masa kekhilafahan terakhir di tahun 1924. Hanya Islam yang bisa menumpas habis segala penyimpangan perilaku seperti FWB ini.

Catet ya Guys, untuk menyelesaikan masalah FWB ini nggak bisa hanya dengan memperbaiki individu aja. Perlu adanya koordinasi berbagai komponen, mulai dari keluarga, sekolah, masyarakat hingga negara. Sebagai muslim kita tuh kudu mendalami ilmu agama, Guys. Supaya kita makin paham setiap aturan yang diturunkan Allah. Dengan paham Islam, kita bisa membentengi diri kita dari pemikiran-pemikiran Barat yang nyeleneh dan menyesatkan. Kita juga jadi semakin cerdas dan punya pemahaman Islam yang kokoh.

Adapun orang tua dalam keluarga, berperan sebagai madrasah ula yaitu pendidik pertama dalam menanamkan akidah Islam yang kokoh. Sehingga, dapat melahirkan generasi yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. Masyarakat juga harus peduli terhadap generasi dengan menggiatkan aktivitas dakwah atau amar makruf nahi munkar dalam rangka memelihara ketakwaan.

Selain itu, peran negara juga penting banget, Guys. Negara harus hadir dalam menyelamatkan masa depan generasi dengan menerapkan hukum Islam secara komprehensif dalam semua lini kehidupan. Dalam Islam, pelaku perzinaan akan diberikan sanksi berupa hukuman cambuk sebanyak 100 kali bagi yang belum menikah. Sedangkan bagi pelaku yang sudah menikah sanksi yang diterapkan adalah dirajam sampai mati. Tapi, Guys, sanksi ini hanya boleh dilakukan oleh Daulah Khilafah, yaitu ketika negara telah menjalankan seluruh aturan Islam.

Closing

Tren FWB ini nggak akan pernah hilang selama aturan Islam belum diterapkan. Maka dari itu, untuk mengakhiri segala bentuk hubungan terlarang ini butuh aturan yang berasal dari Sang Pencipta manusia, yaitu Allah Swt. Karena, sudah terbukti Islam mampu membabat habis segala bentuk penyimpangan perilaku, termasuk tren FWB ini. Yuk, kita perjuangan tegaknya aturan Islam dengan mengkaji dan mendakwahkan Islam kaffah ke tengah masyarakat. Supaya kita nggak dihantui lagi sama tren FWB yang katanya benefit, padahal nggak ada benefitnya sama sekali, yang ada malah full dosa. Wallahu a’lam bishawwab.[]


Photo : Pinterest

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tim Redaksi NarasiPost.Com
Renita Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Jejak Sejarah di Bumi Turki Utsmani
Next
Biaya Kesehatan, Tanggung Jawab Siapa?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram