Cyberbullying Bikin Merinding

“Seseorang sudah cukup jahat ketika ia sudah menghina sesama saudara muslim. Setiap muslim adalah haram dinodai jiwanya, hartanya, dan kehormatannya.”
(HR. Muslim)

Oleh. Tsuwaibah Al-Aslamiyah
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-“Aku gak kuat terus dibully kayak begini, mendingan aku akhiri saja hidup ini, aaargghhhh…”.

Oh, no! Please don't do that, Guys! Dibully itu memang menyakitkan, tapi mengakhiri hidup dengan bunuh diri itu lebih menakutkan. Apa kamu yakin, kuat menahan panasnya kobaran api neraka selamanya?

Guys, memang ngeri sih, saat ini cyberbullying marak banget, bahkan korbannya saja sudah bejibun. By the way, apakah kamu termasuk korban atau bahkan pelaku cyberbullying? Iiiih seram, semoga saja gak ya? Tapi, untuk lebih yakin, yuk kita telusuri all about cyberbullying ini. Check it out!

Cyberbullying

Guys, kamu tahu gak? Cyberbullying itu adalah bentuk perundungan di dunia maya dengan menggunakan teknologi digital. Biasanya terjadi di media sosial, platform chatting, gaming, dan ponsel. Guys, pada umumnya, perilaku agresif ini dilakukan individu atau kelompok secara berulang-ulang pada seseorang yang dianggap lemah dalam fisik, mental, dan materi.

Guys, kamu percaya gak kalau ternyata Indonesia menempati posisi ke-29 alias urutan ketiga terendah sebagai ‘netizen tidak sopan’ dalam kurun waktu Mei-April 2020. Ini berdasarkan hasil riset yang dilakukan di 32 negara dengan jumlah responden 16.000 orang. Indikatornya adalah sikap netizen ketika berselancar di dunia maya. Iiih, malu-maluin ya?

Pantas saja aksi perundungan ini marak. Nah, agar bisa mendeteksi apakah kamu termasuk korban atau bahkan pelaku cyberbullying, baiknya kamu pahami dulu ragam bentuk cyberbulling nih:

  1. Flaming, yaitu bentuk intimidasi yang tujuannya untuk memprovokasi dan menyakiti hati korban. Seperti kata-kata kotor dan kasar yang sering pelaku lontarkan baik dalam kolom komentar ataupun japri. Ayo, ada yang pernah ngalamin?
  2. Harassment, yaitu bentuk pelecehan dengan ancaman akan menyebarkan konten-konten yang gak senonoh. Makanya jangan sembarangan posting foto atau video pribadi di media sosial, takut disalahgunakan kayak begini, Guys!
  3. Denigration, yaitu bentuk pencemaran nama baik dengan mengumbar fitnah agar bisa mengobrak-abrik reputasi orang lain. Gak sedikit orang yang iri pada kamu, melakukan jalan pintas ini.
  4. Cyberstalking, yaitu bentuk penguntitan seseorang di media sosial, tak sedikit yang disertai ancaman. Si pelaku akan terus meneror hingga tujuannya tercapai atau dia lelah sendiri.
  5. Impersonation, yaitu penyamaran alias fake account. Awalnya pelaku bikin email, terus mencatut foto dan identitas orang lain untuk disalahgunakan. Biasanya dipakai untuk penipuan dan kejahatan lainnya.
  6. Outing and trickery alias tipu daya. Jelasnya, outing itu menyebarluaskan foto dan video orang lain tanpa izin pemiliknya. Sedangkan trickery itu adalah trik pelaku mendapatkan data dan dokumentasi pribadi bahkan aib atau rahasia. Biasanya sih modusnya dengan berpura-pura jadi best friend dulu.

Nah, kalau kamu pernah merasakan satu atau bahkan semua bentuk cyberbullying di atas berarti fix, kamu adalah korban! Hati-hati lho, dampak yang ditimbulkannya gak main-main! Secara psikologis, si korban akan mudah marah, gelisah, cemas, depresi, menyakiti diri sendiri bahkan bunuh diri. Oh, no!

Secara sosial, si korban akan menarik diri, hilang rasa pede, dan bersikap agresif pada orang sekitar. Secara akademik, prestasinya merosot bahkan sering bolos dari sekolah atau kampusnya. Lebih parah lagi, jika yang menyaksikan (bystander) hanya menjadi ‘setan bisu’ dan dibiarkan tanpa ada tindak lanjut, bisa-bisa cyberbullying ini dimaklumi bahkan diterima secara sosial. Bahkan, bukan hal yang mustahil mereka justru ikut nyemplung dalam komunitas pelaku cyberbullying sebab takut dirinya menjadi sasaran berikutnya. Parah banget kan, Guys?

Gegara Kapitalisme

Guys, kamu pernah gak berpikir kenapa sih cyberbullying itu marak dan sulit diberantas? Untuk menjawab persoalan ini, memang kudu banget tahu akar permasalahannya. Begini ya, sadar gak kalau para pelaku cyberbullying itu berawal dari kegagalan di dalam rumah. Maksudnya apa, Guys? Kamu pasti pernah dengar dong kalau ibu itu merupakan sekolah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Begitu pun ayah, sosok pemimpin rumah tangga yang selayaknya memberikan kasih sayang, nafkah, dan teladan bagi anak-anaknya. Kerja sama dari keduanya akan membentuk anak-anak saleh dan salihah dambaan orang tua.

Nah, apa jadinya kalau peran itu tidak dijalankan sebagaimana mestinya? Ibu sibuk bekerja di luar rumah, ayah menjadi pengangguran yang hilang wibawa dan gampang emosional. So pasti lah terjadi disfungsi orang tua. Dari sana terlahir anak-anak yang emosional, antisosial, nirempati, egois, dan nekat. Kelabilan ini berpadu dengan kecanggihan teknologi dan pemilikan gadget yang tanpa kendali. Walhasil, dunia maya menjadi pelampiasan emosi mereka dong.

Bukan itu saja, lingkungan masyarakat yang sudah terjangkiti virus sekularisme pun menjadi biangnya. Menganggap manusia bisa dan bebas melakukan apa pun, tanpa mengindahkan aturan agama. So, gak ada sama sekali kontrol sosial. Bullying, free sex, drugs, mental illness, semakin tak terkendali. Bablas sudah!

Hal itu diperparah dengan kondisi negara yang saat ini mengadopsi sistem kapitalisme, tentu saja sistem ini lahir dari rahim sekularisme tadi. Kecanggihan teknologi dianggap sebagai sebuah kemajuan, bahkan mampu menggelontorkan pundi-pundi rupiah untuk pemasukan negara. Jadilah kapitalisasi media disokong dan difasilitasi oleh negara, sebab hubungan penguasa dan pengusaha media sangatlah mesra. Butalah mata dan hati mereka akan dampak negatif yang merusak generasi dan sendi-sendi negara.

Islam Menentang Aksi Bullying

Guys, kamu tahu gak? Bukan Islam namanya, jika tak mampu menyodorkan solusi paripurna. Islam walaupun diturunkan berabad-abad lalu, tapi aturannya tidak pernah usang ditelan zaman. Tidak ada kata expired dalam aturan Islam. Permasalahan teranyar bin njelimet ada lho pemecahannya dalam Islam. Gak percaya? Yuk, kita buktikan!

Balik pada persoalan cyberbullying, sebenarnya kalau kita telisik sejarah, perilaku bullying ini sudah ada sejak zaman Nabi Adam a.s. lho, masa sih? Guys, kamu masih ingat gak putra Nabi Adam yang bernama Qabil? Ternyata dia itu pionir dalam tindak bullying dan pembunuhan di muka bumi ini, Guys. Astaghfirullah!

Bukan cuma itu, para nabi dan rasul termasuk Rasulullah saw. berikut para sahabat radhiyallahu ‘anhum juga pernah menjadi korban bullying. Mulai dari bullying yang bersifat fisik, verbal, hingga pemboikotan. Sadis banget kan? Beruntung Allah berikan iman yang kuat dan tak tergoyahkan plus ketangguhan (adversity intellegence) yang dahsyat.

Istimewanya, walaupun Rasulullah saw. dan para sahabat menjadi korban bullying, tapi mereka tak pasrah dan menyerah begitu saja. Mereka tetap tegar menjadi penentang bullying, bahkan berupaya sekuat tenaga untuk mengikis habis perilaku jahiliah itu dengan cara berdakwah mencerahkan umat dengan tsaqafah Islam. Juga memproklamirkan bahwa Islam dan penganutnya merupakan pembela kaum lemah (mustad’afiin), pembebas dari belenggu perbudakan dan pelecehan terhadap kaum hawa dan anak perempuan.

Pun tak ketinggalan aksi-aksi heroik dalam rangka membangun peradaban Islam yang mulia dan manusiawi dengan tegaknya Daulah Islam di Madinah Al-Munawarrah. Nah, ternyata cara inilah yang paling efektif untuk memberangus perilaku bullying, yakni kepiawaian negara dalam membentuk kepribadian Islam pada warga negaranya serta kekuatan negara dalam menindak tegas pelaku bullying.

Semua ini berangkat dari keinginan mereka untuk mengaplikasikan firman Allah Swt. dalam QS. Al-Hujurat ayat 11 yang berbunyi: “Hai orang-orang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok)…”

Bahkan, Rasulullah saw. pun pernah bersabda: “Sesama muslim itu bersaudara tidak boleh saling menzalimi, mencibir, atau merendahkan. Ketakwaan itu sesungguhnya di sini,” sambil menunjuk dada dan diucapkan tiga kali. (Rasul melanjutkan) “Seseorang sudah cukup jahat ketika ia sudah menghina sesama saudara muslim. Setiap muslim adalah haram dinodai jiwanya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR. Muslim)

Khilafah Atasi Cyberbullying

Aksi perundungan, baik itu di dunia nyata maupun dunia maya, sama-sama berbahaya! Mau bukti apa lagi coba? Kini sudah mewabah lho, bahkan bukan lagi skala nasional tapi juga global. So, gak cukup dengan aksi individu untuk berdamai dengan dirinya saja, atau mengimbau masyarakat untuk melaporkan tindakan bullying saja.

Perlu gebrakan revolusioner yang mampu mengatasi cyberbullying ini hingga akar-akarnya. Sadar Guys, hal ini tuh hanya bisa dimainkan oleh negara! Bukan kelompok apalagi individu. Oleh karena itu, kita butuh institusi negara yang mau sejalan dengan risalah yang dibawa Rasulullah saw. Pertanyaannya, ada gak sih negara yang bernyali dan bersedia untuk menerapkan syariat Islam?

Guys, sejarah membuktikan bahwa hanya Khilafah, institusi negara yang mampu dan mau berkomitmen menjalankan syariat Islam. Negara ini mampu menaklukkan teknologi di bawah kakinya, menjaga peradaban dan masyarakatnya dari virus sekularisme dan pengaruh-pengaruh negatif, serta menyiapkan generasi menjadi pemimpin terbaik di masanya. Bahkan, media harus diarahkan untuk kemaslahatan umat, bukan mengeruk cuan sebanyak-banyaknya. Bukan cuma itu Guys, hal-hal yang mampu memunculkan tindak cyberbullying bakal dienyahkan lho, kalau ngeyel siap-siap saja dapat sanksi tegas dari eksekutor. Wuih, keren banget kan? Mupeng gak sih? Duh ini tuh idaman kita banget lho.

Closing

Guys, Kalau kamu sudah tahu apa solusi atasi cyberbullying, silakan eksekusi dong. Benahi diri, marakkan amar makruf nahi mungkar, dan songsong tegaknya Khilafah dengan perjuangan dakwah kamu. Jangan tunggu nanti dan gak pakai tapi ya. Do it right now!

Wallahu a’lam bi ash-shawwab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim Redaksi NarasiPost.Com
Tsuwaibah Al-Aslamiyah Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Eksistensi Milenial Menyikapi Hal Viral 
Next
Tujuh Berulang yang Terlalaikan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
PSIKOLOGI
2 years ago

Thanks for informations

Irma sari rahayu Rahayu Irma
Irma sari rahayu Rahayu Irma
2 years ago

Sadis-sadis memang netizen zaman now. Gak cuma mulut yang pedas, jarinya juga!

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram