Bulan Ramadan, Saatnya Membangun Spiritualitas

Bulan ramadan membangun spiritualitas

Bulan Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang memperkaya jiwa dan menguatkan ikatan sosial.

Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah yang kehadirannya selalu dinantikan, tetapi kenyataannya saat ia tiba, Ramadan kurang dimaksimalkan kehadirannya, bahkan diabaikan seperti tidak ada bedanya dengan bulan-bulan sebelumnya. Seperti yang terjadi pada kehidupan beragama di negeri yang mayoritas muslim ini. Ramadan semarak dengan aktivitas ibadah hanya saat permulaan saja. Sedangkan di pertengahan sampai akhir Ramadan yang ada hanyalah keramaian manusia yang sibuk dengan  pemenuhan kebutuhan aksesori hari raya.

https://narasipost.com/motivasi/04/2022/agar-ramadan-tak-sia-sia/

Padahal, Ramadan harusnya menjadi momentum perubahan kebiasaan manusia, masa "hibernasi" untuk melakukan perubahan dari aktivitas kehidupan materiel menjadi spiritual berupa nilai ketakwaan yang hakiki. Ramadan bukan semata memenuhi kewajiban  untuk berpuasa dan meningkatkan ibadah, tetapi juga menjadi kesempatan emas untuk membangun kebiasaan baik dan meningkatkan aktivitas rutin berupa dakwah untuk mewujudkan perubahan sistemik, bukan parsial.

Rasulullah Muhammad saw. pernah bersabda, "Perbuatan seorang hamba tidak akan membuatnya masuk surga. Melainkan karena adanya rahmat Allah, seorang hamba akan masuk surga." (HR. Bukhari)

Makna hadis ini menunjukkan bahwa hanya  rahmat Allah Swt. yang menjadikan seseorang itu masuk surga. Hanya saja untuk menggapai rahmat Allah Swt.  tersebut kita perlu membangun kebiasaan melalui aktivitas  dakwah  yang dilakukan secara  konsisten (istikamah).

Hikmah Spiritual pada Bulan Ramadan

Di balik puasa dan ibadah yang dijalani selama Ramadan, terdapat hikmah spiritualitas yang dapat kita petik. Kita dikondisikan untuk melakukan kebiasaan baik guna mencapai  tujuan puasa , yaitu menjadi insan yang bertakwa. 

Setidaknya ada lima hal yang menjadi hikmah pada momentum bulan suci Ramadan ini, yaitu:

Pertama,  membiasakan hidup disiplin. Ramadan menuntut kedisiplinan tinggi dalam menjalankan ibadah, seperti berpuasa dari terbit fajar hingga matahari terbenam, memperbanyak membaca Al-Qur'an, dan meningkatkan amal ibadah lainnya. Inilah saatnya bagi kaum muslim untuk membangun kebiasaan baik yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari setelah Ramadan. Misalnya, meningkatkan disiplin waktu, meningkatkan etos kerja, dan membiasakan diri untuk berbagi dengan sesama.

Kedua, repetisi dalam amal dakwah. Selama Ramadan, malam harinya diisi dengan aktivitas salat tarawih, tadarus Al-Qur'an,  dan berbagai aktivitas ibadah lainnya. Meskipun rutinitas ini bisa terasa monoton, tetapi di balik repetisi tersebut terkandung kekuatan yang luar biasa dalam meningkatkan keimanan dan mengukuhkan solidaritas dalam komunitas muslim. Repetisi memberikan kesempatan bagi kita untuk mengasah kualitas dakwah, mengevaluasi diri, dan meningkatkan efektivitas pesan yang disampaikan kepada orang lain.

Ketiga, menguatkan ukhuah. Bulan Ramadan juga merupakan momen di mana kaum muslim bersatu dalam ibadah, baik di masjid, rumah, maupun dalam kegiatan amal. Pengalaman bersama ini memperkuat ikatan sosial dan spiritual antarsesama muslim, menciptakan rasa persaudaraan yang kuat, dll. Dengan bersama-sama menjalani ibadah, kita belajar untuk menghargai keberagaman dan meningkatkan ukhuah dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Keempat, mengasah kepekaan sosial. Ramadan mengajarkan kita untuk lebih peka terhadap kebutuhan sesama, baik yang berupa dukungan moral maupun materiel. Saat kita berpuasa dan merasakan lapar serta dahaga, kita menjadi lebih empati terhadap penderitaan orang lain. Hal ini mendorong kita untuk berbuat kebaikan secara aktif, baik melalui sedekah, bantuan sosial, maupun tindakan nyata lainnya yang dapat meningkatkan kualitas hidup orang lain.

Kelima, kesempatan untuk selalu introspeksi. Selain membangun kebiasaan baik dan meningkatkan aktivitas dakwah, Ramadan juga merupakan waktu yang tepat untuk introspeksi diri. Melalui refleksi mendalam tentang kehidupan spiritual dan sosial,  kita dapat mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki dan merencanakan langkah-langkah untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan tangguh pada masa depan.

Ramadan, Momentum Menguatkan Ikatan Sosial

Ramadan merupakan momen terbaik untuk "hibernasi", fase perenungan untuk membangun kebiasaan baik, dan meningkatkan aktivitas dakwah menuju perubahan yang sistematis.  Kaum muslim dapat meraih manfaat yang besar dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.

Bulan Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang memperkaya jiwa dan menguatkan ikatan sosial dalam kerangka nilai-nilai Islam yang agung dan terjaga sepanjang zaman. Hal ini selaras dengan makna sebuah hadis, Rasulullah saw.  pernah bersabda, "Perbuatan baik yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara terus-menerus, walaupun sedikit." (HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan pentingnya konsistensi dalam berbuat baik yang merupakan hasil dari kebiasaan yang terbentuk dari praktik yang berulang (repetisi). Perhatikan pula kalam Allah Swt. pada surah Al-Baqarah ayat 269 yang maknanya bahwa Allah Swt. memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Bagi siapa saja yang diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebajikan yang banyak. Oleh karenanya,  hanya orang-orang yang berakal sajalah yang dapat mengambil pelajaran.

Makna ayat tersebut menekankan pentingnya mendapatkan hikmah. Tentu, hal ini hanya bisa diperoleh  dari hasil  kebiasaan belajar dan refleksi yang dilakukan secara  terus-menerus.

Dari dalil-dalil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan seseorang sangat menentukan kesuksesannya, baik dalam hal ibadah maupun dalam kehidupan dunia. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk membentuk kebiasaan yang baik dan produktif dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Wallahua'lam bishawab. []

#GerakAksaraRamadan

#ChallengeRamadan

#NPselaludihati

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Maman El Hakiem Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Mengkritisi Narasi Perempuan Berdaya dalam Ekonomi
Next
Platonic Relationship dalam Perspektif Islam
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

11 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Firda Umayah
Firda Umayah
6 months ago

Ramadan momentum memperbaiki diri dan berusaha untuk istikamah dalam kebaikan dan jalan Islam.

Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
6 months ago

Ya sepakat Ramadan momenb
special yang selalu dinati

Sartinah
Sartinah
6 months ago

Masyaallah. Setuju. Semoga Ramadan kali ini dapat membentuk kebiasaan-kebiasaan baik bagi setiap muslim.

Siti Komariah
Siti Komariah
6 months ago

Masyaallah keren pak Maman.

Mimy muthmainnah
Mimy muthmainnah
6 months ago

Naskah Ramadannya berdaging
Sepakat dg penulis. Semoga bisa mengamalkan habit baik itu. Aamiin

Maman El Hakiem
Maman El Hakiem
Reply to  Mimy muthmainnah
6 months ago

Sepertinya mbak Mimi kali ini bakalan dapat daging dari NP hehe

Bedoon Essem
Bedoon Essem
6 months ago

Ramadan momentum membangun habit ketaatan

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram