Tanpa Junnah, Palestina Terus Terjajah

"Sesungguhnya Imam/Khalifah adalah perisai orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung. Jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya maka ia harus bertanggung jawab atasnya." (HR Muslim)


Oleh. Hana Annisa Afriliani, S. S
(Penulis Buku dan Aktivis Dakwah)

NarasiPost.Com-Darah kaum muslimin di seluruh dunia pasti mendidih menyaksikan kekejian tentara Israel menembaki dan melemparkan granat kepada kaum muslim Palestina di kompleks masjid Al-Aqsa. Dengan pongahnya mereka menyebarkan ketakutan dan ancaman di tengah jamaah yang sedang melaksakan salat Tarawih (8/5/2021). Dalam kejadian tersebut, dinyatakan lebih dari 100 orang mengalami luka-luka.

Kejadian bentrokan tersebut sebetulnya berawal pada aksi penggusuran warga Palestina di permukiman Syeikh Jarrah, Yarusalem Timur oleh tentara Israel. Akhirnya terjadilah bentrokan tersebut.

Sungguh, apa yang dilakukan Israel merupakan kekejian yang nyata. Sebab bukan kali ini saja, pendudukan paksa Israel atas Palestina sudah berlangsung sekian lama. Dan selama itu pulalah, warga Palestina hidup di bawah tekanan, intervensi, dan berbagai kezaliman.

Sayangnya, tak ada satu pun pemimpin di negeri muslim yang tergerak untuk membebaskan Palestina lewat aksi nyata, misalnya mengirimkan tentaranya demi menolong Palestina. Sebaliknya, yang ada hanyalah kecaman, kutukan, penggalangan dana, dan diplomasi basa-basi.

Sebagaimana halnya yang diberitakan oleh Liputan6.com (10/5/2021) bahwa Presiden Joko Widodo mengutuk tindakan pengusiran paksa warga Palestina dari Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur disertai kekerasan terhadap warga sipil Palestina di Masjid Al-Aqsa. Dia menekankan kejadian tersebut tidak boleh diabaikan.

Senada dengan hal tersebut, Wamenag, Zainut Tauhid Sa'adi, mengatakan keprihatinannya atas serangan Israel pada Palestina. Menurutnya, hal tersebut melanggar HAM.

Namun, nyatanya berbagai kecaman dan kutukan tersebut tak mampu menghentikan kebengisan Israel terhadap Palestina hingga saat ini. Padahal, dunia menyaksikan betapa Israel telah merampas hak-hak warga Palestina secara nyata. Mereka menduduki wilayah Palestina sejak tahun 1967. Hingga saat ini, tercatat telah ada 620rb pemukim Israel di tanah Palestina. Dan apa yang mereka lakukan tak dapat dihentikan meski diakui bahwa hal tersebut melanggar Hukum Humaniter Internasional dan Konvensi Jenewa Keempat. Oleh karena itu, dalam pandangan dunia internasional pendudukan Israel atas tanah Palestina adalah ilegal dan sama dengan penjajahan.

Para pemukim Israel meyakini bahwa tanah Palestina adalah tanah yang dijanjikan Tuhan kepada mereka, sehingga hal tersebut menjadi pembenaran atas mereka melakukan pengusiran secara paksa terhadap warga Palestina. Padahal sesungguhnya status Palestina merupakan tanah kharaj, yakni tanah yang dimiliki akibat adanya penaklukan oleh daulah Khilafah lewat peperangan. Maka, statusnya tetap kharaj sampai hari kiamat. Artinya, tanah tersebut adalah milik kaum muslimin. Dahulu Palestina berada di bawah kekuasaan Romawi Byzantium, kemudian pada tahun 638 Masehi, yakni pada masa Khalifah Umar Bin Khattab, berhasil ditakhlukkan sehingga Palestina termasuk ke dalam wilayah pemerintahan Islam kala itu. Namun setelah itu, Palestina kembali berada di bawah penguasaan pasukan Salib selama 88 tahun, sampai pada tahun 1187 Masehi akhirnya Palestina kembali ke tangan kaum muslimin usai perang Hittin di bawah kepemimpinan Shalahudin Al-Ayyubi.

Namun, pasca Khilafah islamiyah yang beribukota di Istambul Turki runtuh pada tahun 1924 Masehi, negeri kaum muslimin dikerat-kerat oleh kafir penjajah. Mereka kehilangan perisai, termasuk Palestina.

Maka, dapat dibayangkan, sudah puluhan tahun warga Palestina hidup berkubang derita di dalam negerinya sendiri. Entah sudah berapa banyak air mata dan darah yang tertumpah, serta nyawa yang melayang di tangan para zionis Israel tersebut. Yang jelas, hingga detik ini nasib mereka masih terkatung-katung, sementara dunia tak mampu berbuat apa-apa.

Terkikisnya Ikatan Akidah Akibat Ketiadaan Junnah

Beginilah ketika umat Islam tak lagi memiliki junnah atau perisai. Mereka tak memiliki kekuatan. Persis seperti apa yang disabdakan oleh Rasulullah Saw,

“Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati,” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud)

Begitulah fakta hari ini, umat Islam dengan jumlah mencapai 1,9 miliar orang di seluruh dunia nyatanya tak memiliki kekuatan. Sebaliknya menjadi santapan empuk kafir penjajah. Lihat saja, tak hanya Palestina, umat Islam di negeri yang lain pun tercederai hak dan kehormatannya, misalnya muslim di Suriah, Rohingya, Xinjiang, dll.

Lantas di mana para pemimpin negeri-negeri muslim? Mereka ada, namun tak terasa adanya. Sebab, ikatan akidah telah terkikis, berganti dengan ikatan nasionalisme yang sempit. Maka, ketiadaan ikatan akidah menjadikan antara muslim yang satu dan muslim yang lain tak lagi merasa sebagai saudara. Sekat nation-state telah memisahkan mereka. Menjadikan mereka menutup mata atas semua kejadian yang menimpa muslim di luar dari negerinya, sebab bukan urusannya. Ironis!

Sungguh, derita Palestina semestinya menjadi derita kita semua. Umat Islam hakikatnya laksana satu tubuh, jika ada bagian tubuh yang sakit, maka bagian lainnya ikut merasakan sakit. Dengan demikian, menyaksikan Palestina berada dalam genggaman penjajahan, umat Islam harus bersatu, yakni di bawah institusi pemersatu umat, Daulah Khilafah islamiyah. Di bawah naungannya lah kita akan dipimpin oleh seolah khalifah, pemimpin kaum muslimin yang akan menjadi. Junnah.

"Sesungguhnya Imam/Khalifah adalah perisai orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung. Jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya maka ia harus bertanggung jawab atasnya." (HR Muslim)

Sungguh, keberadaan Khilafah akan menjadikan kaum muslimin berwibawa di hadapan kaum kuffar. Selain itu, Khilafah akan menciptakan kekuatan di tubuh kaum muslimin, karena dengan Khilafah, syariat Islam diterapkan secara sempurna dan kaum muslimin diikat dengan ikatan akidah saja.[]


Photo : Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Al-Aqsa Butuh Khilafah
Next
Demokrasi Lahirkan Birokrasi Korup, Sistem Islam Mampu Memberantasnya
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram