Buah Manis Ramadhan

Sekiranya para hamba (kaum Muslim) mengetahui kebajikan-kebajikan yang dikandung bulan Ramadhan, niscaya umatku mengharapkan Ramadhan terus ada sepanjang tahun.” (HR. Abu Ya’la, ath-Thabrani, dan ad-Dailami).


Oleh: Minah Mahabbah

NarasiPost.Com-Ramadhan sebentar lagi akan meninggalkan kita. Rasa sedih terus menghampiri karena akan berpisah dengan bulan ramadhan. Ramadhan yang penuh kemuliaannya sudah berada di penghujung. Apa yang kita dapat selama bulan ramadhan ini? Apakah kita mendapatkan buah manis dari puasa ramadhan?

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, sebagaimana yang dituturkan Ibn Mas’ud: “Sekiranya para hamba (kaum Muslim) mengetahui kebajikan-kebajikan yang dikandung bulan Ramadhan, niscaya umatku mengharapkan Ramadhan terus ada sepanjang tahun.” (HR. Abu Ya’la, ath-Thabrani, dan ad-Dailami).

Bagi kita yang paham akan indahnya bulan Ramadhan, tentu akan merasa sangat bersedih, betapa hari-hari puasa seakan cepat sekali berlalu. Baru rasanya kita memulai puasa, sekarang sudah berada di penghujung bulan ramadhan. Ramadhan yang penuh keindahan, keberkahan, dan kemuliaannya akan meninggalkan kita.

Namun, dari ramadhan ini apa yang sudah kita hasilkan? Sudahkah berbuah manis? Takwa adalah buah manis ramadhan. Beruntunglah jika ramadhan yang kita lakukan mendapatkan dan menambah ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'aala.

Bagi seorang Muslim harus mengetahui bahwa takwa adalah buah manis yang harus diraih dari proses puasa yang dilakukan sebulan penuh selama Ramadhan. Akan tetapi, mengapa berpuasa di bulan Ramadhan seolah tidak memberikan pengaruh apa-apa kepada mereka? Mengapa selesai Ramadhan mereka tidak terlahir menjadi pribadi yang baru, yaitu menjadi pribadi yang benar-benar bertakwa sebagai buah dari berpuasa di bulan Ramadhan?

Dari Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, setiap Muslim pasti merindukan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Kehidupan yang dinamis di bawah sebuah sistem yang sahih atau benar, yang mampu menenteramkan jiwa, memuaskan akal dan sesuai dengan fitrah manusia. Kehidupan dipimpin oleh orang-orang yang saleh, berpandangan jauh ke depan dan visi keumatannya lebih menonjol daripada visi dan kepentingan nafsu pribadinya. Semua itu landasannya adalah takwa. Takwa yang menjadikan manusia meraih derajat paling mulia di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'aala.

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa. (QS al-Hujurat [49]: 13).

Takwa menjadi buah manis dari ibadah puasa selama Ramadhan. Karena dengan berpuasa yang sungguh-sungguh, kita akan menjadi orang yang bertakwa. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana puasa itu diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 183).

Jika kita mengerjakan ibadah puasa dengan benar (sesuai dengan tuntunan Alquran dan Sunah), ikhlas semata-mata mengharap rida Allah Subhanahu Wa Ta'aala, belajar memahami ibadah yang dilakukan untuk menjadikan dan membentuk jiwa seorang Muslim, tunduk pada segala aturan Allah Subhanahu Wa Ta'aala dan tuntunan yang dibawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pasti hikmah takwa itu akan dapat terwujud.

Apabila kita sukses menjalankan ramadhan maka akan berbuah takwa. Takwa dengan melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Sehingga, jika ramadhan telah usai, kita akan semakin beriman dan bertakwa. Menjadikan syariah Islam untuk mengatur kehidupan manusia. Berusaha untuk senantiasa tunduk dan taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'aala.

Oleh karena itu, Jadikanlah ramadhan sebagai momentum kita untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik, semakin bertakwa dan menjalankan seluruh aturan Allah Subhanahu Wa Ta'aala. Tunduk, taat dan patuh kepada-Nya. Semangat untuk mengkaji Islam, menyuarakan Islam. Dan semangat untuk menjadi pembela Islam. Insya Allah.

Berdoalah di akhir-akhir ramadhan ini, agar kita bisa merasakan bulan ramadhan selanjutnya, berdoa akan kemenangan Islam, agar umat Islam bisa bersatu dalam menerapkan aturan Allah. Aamiin.
Wallahua'lam.[]


Photo : Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Tak Apa Korupsi Meningkat Asal Negara Maju Pesat, Logika Cacat!
Next
Membawa Spirit Ramadhan pada Anak ketika Ramadhan Berakhir
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram