Bertumbuh

"Umur yang panjang itu modal terbaik. Masa muda yang kuat, sehat, dan energik itu aset tak ternilai. Demikian juga dengan harta yang berlimpah dan kekayaan yang banyak jangan disia-siakan. Gunakan di jalan Allah, di jalan perjuangan meninggikan kalimat-Nya, di jalan ketaatan kepada seruan-seruan-Nya."

Oleh. Rizki Sahana

NarasiPost.Com-Jika anak-anak bertumbuh pesat fisik dan kemampuannya, dari merangkak lalu berdiri kemudian berjalan, dari mendengar lalu menirukan, dari melihat lalu mempraktikkan, kita yang dewasa jangan mau kalah. Kualitas diri kita juga harus bertumbuh, khususnya di hadapan Sang Pencipta. Integritas kita sebagai seorang muslim mesti naik level. Seperti menaiki anak tangga, setiap hari kita menjadi pribadi yang semakin baik dan baik lagi.

“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di Hari Kiamat dari sisi Rabb-Nya, hingga dia ditanya tentang lima perkara, tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan, serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya." (HR. Tirmidzi)

Bercermin dari hadis Rasul tersebut, tak ada lagi waktu untuk berleha-leha, bersantai ria, juga menunda-nunda setiap kebaikan apalagi kewajiban yang diperintahkan agama. Sebab sekali saja kita terjebak dalam lingkungan yang "mengalir mengikuti arus", maka kita akan sulit keluar dari sana. Bahkan jika berlama-lama mengikuti "ritme orkestra" yang sedang dimainkan, kita bisa tenggelam hingga ke dasarnya. Kita menjadi penikmat berbagai perkara yang melalaikan, menjadi wayang yang tak kuasa mengikuti lakon cerita dalang, lalu asyik masuk ke dalam gulita kehidupan kapitalisme sekuler yang meminggirkan sekaligus mencampakkan agama. Na'udzubillah.

Maka, untuk terus bertumbuh sehingga layak mendapat kemuliaan di dunia dan tempat terbaik di akhirat, kita harus bangkit. Kuncinya adalah mengubah mindset kita tentang hidup. Bahwa semua yang kita miliki sesungguhnya fana, bahkan diri kita pun tak selamanya di dunia. Allah Sang Raja di kerajaan semesta akan meminta pertanggungjawaban di kehidupan setelah dunia, yakni di akhirat. Maka, jika tidak memperbanyak amal saleh, apa yang kelak akan kita persembahkan sebagai jawaban di hadapan pengadilan Sang Khalik Yang Maha Perkasa?

Umur yang panjang itu modal terbaik. Masa muda yang kuat, sehat, dan energik itu aset tak ternilai. Demikian juga dengan harta yang berlimpah dan kekayaan yang banyak jangan disia-siakan walau sedikit. Gunakan sebaiknya di jalan Allah, di jalan perjuangan meninggikan kalimat-Nya, di jalan ketaatan kepada seruan-seruan-Nya. Jangan sebaliknya, dimanfaatkan untuk kemaksiatan, atau sekadar untuk hal yang sia-sia dan nirfaedah. Sungguh merugi, Kawan!

Lihatlah, bagaimana para sahabat dengan berbagai potensi yang Allah beri, mereka sama-sama mendapatkan kemuliaan. Ada yang mulia karena kedermawanannya termasuk karena banyaknya harta yang dipersembahkan untuk berjihad fi sabilillah. Ada yang mulia karena keteguhan dan kesabarannya walau hidup serba pas-pasan bahkan menyandang status sebagai budak. Ada yang mulia karena keberaniannya, ketangkasannya, briliannya, dan seterusnya, semata karena memanfaatkan potensi-potensi tersebut di jalan Allah.

So, jangan membandingkan kondisi diri dengan kawan yang lainnya. Setiap diri Allah titipkan potensi dan kekuatan yang istimewa. Bertumbuhlah sesuai dengan apa yang Allah mau tanpa berkecil hati dengan apa yang dimiliki. Jangan khawatir, setiap pribadi yang berkualitas dengan prestasi uniknya akan mendapat balasan setimpal. Ingatlah, Allah tidak pernah tidur, Allah selalu melihat setiap karya dan kontribusi kita untuk Islam. Allah tak pernah menyia-nyiakan semua itu sedikit pun. Allah akan memperlihatkan balasan atas setiap amal walau seberat atom.

So, sudahkan kita bertumbuh di atas mindset yang benar atas hidup yang hanya sebentar? Atau jangan-jangan kita masih stuck di titik yang sama, bahkan jatuh ke titik yang lebih rendah? Dengar, Kawan, semua kita pernah mengalaminya, bahkan ada yang sempat berada di posisi paling hina. Jangan berputus asa dari rahmat-Nya. Bukankah perempuan pezina yang bertaubat bisa menjadi ahli surga?[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Rizki Ika Sahana Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Wong Cilik "Digantung" Impor Kedelai, Di Mana Peran Negara?
Next
Jabal Uhud, Destinasi Wisata Sarat Kisah Perjuangan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram