Musibah Usai Terbitlah Berkah

Musibah Usai Terbitlah Berkah

Musibah usai, terbitlah berkah. Terima kasih NarasiPost, telah memberikan kesempatan pada saya yang awalnya berupa debu-debu beterbangan, menjadi paham arti perjuangan.

Oleh. Novianti
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-”… Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 216)

Inilah ayat yang menjadi motivasi bagi setiap muslim terutama ketika mendapatkan hal tidak terduga berupa musibah. Pesan cinta dari Allah ini ibarat air yang bisa menyejukkan hati yang sedang panas atau gelisah.

Teringat dengan peristiwa beberapa tahun silam ketika saya sekeluarga berlibur. Tidak disangka, di tempat yang sedang dikunjungi, kaki menginjak bambu yang ternyata tak cukup menopang berat tubuh. Secara tiba-tiba tubuh meluncur ke bawah dengan kedalaman kurang lebih dua meter. Saat kaki bagian kiri memijak tanah, terasa bunyi ‘krek’ dan berikutnya saya merasakan sakit luar biasa.

Sejak peristiwa tersebut, saya harus menghabiskan waktu berbulan-bulan di rumah sakit. Malam yang membentangkan gelap, siang yang benderang, bagi saya sama saja. Waktu seolah berjalan sangat lambat.

Saya berada dalam situasi yang sama sekali tidak pernah terbayangkan. Di usia setengah abad, relatif tidak memiliki gangguan kesehatan berat. Akan tetapi, Allah menegur dengan cara lain, tulang kering pada kaki bagian kiri patah dan harus dipasang pen.

Pascaoperasi pemasangan pen, saya pun harus menerima kenyataan ternyata ada infeksi. Luka tidak mau menutup, nanah terus keluar dari bekas jahitan. Hasil laboratorium menunjukkan bakteri Staphylococcus Epidermis penyebabnya. Bakteri yang seharusnya berada di permukaan kulit berubah jadi berbahaya jika masuk ke dalam tubuh. Musibah ini sungguh datangnya tak terduga.

Terpaksa saya kembali ke meja operasi untuk melakukan pembersihan. Akan tetapi, bakterinya bandel dan masih bercokol.

Rasa takut mulai merambat dalam hati. Berbagai pertanyaan melintas dalam pikiran. Apakah saya bisa kembali berjalan, bagaimana jika bakteri betah bersembunyi dan menggerogoti tulang pelan-pelan, apakah hidup saya harus berakhir atas kursi roda, berapa kali saya harus dioperasi?

Kecemasan makin mendera terutama membaca pengalaman teman-teman dengan kasus sama di media sosial. Ada yang sampai lima kali operasi dan belum sembuh total. Masalah finansial juga jadi beban pikiran. Tanpa asuransi, biaya pengobatan ditanggung sendiri hingga ratusan juta rupiah.

Alhamdulillah pascaoperasi ketiga, masalah bakteri berhasil dituntaskan meski saya harus menerima kenyataan. Kira-kira dua ratus gram daging dibuang, otot yang menggerakkan telapak kaki putus menyebabkan telapak kaki lunglai. Saya harus menggunakan sepatu khusus agar telapak kaki kaku sehingga bisa melangkah.

Total dua bulan, saya menjalani tiga kali operasi dan harus menerima tubuh sudah tidak sempurna, bekas jahitan yang memanjang, telapak kaki kaku. Tentu sedih, tetapi segera sadar bahwa yang hilang hanya secuil dibandingkan dengan kenikmatan lain yang tidak terbilang. Jantung, paru-paru, dan organ tubuh lainnya masih berfungsi normal. Malu jika berkeluh kesah dengan musibah yang ada sementara kasih sayang Allah menderas tanpa jeda seiring dengan tarikan napas.

Setengah abad Allah memberikan tubuh sempurna, jika sekarang tubuh sudah tak lagi sama, itu bukanlah akhir segalanya. Meski tak dimungkiri keraguan tetap ada. Di saat sehat, mengelola tiga sekolah, mengikuti dan mengisi berbagai kajian. Lantas setelah kaki terbatas melangkah, apakah semuanya hanya tinggal kenangan?

Selama pemulihan, lebih banyak di rumah berbulan-bulan di atas kursi roda. Di saat itulah saya mulai merenung, tidak bisa selamanya seperti ini. Alhamdulillah, Allah menunjukkan jalan lewat perkenalan dengan sebuah komunitas penulis ideologis. Belajar menulis dari rumah karena materi diberikan lewat grup WhatsApp.

Inilah perkenalan pertama dengan dunia kepenulisan. Mulailah termotivasi untuk menorehkan tulisan-tulisan, mengeluarkan ide atau gagasan tentang banyak hal. Tak disangka, postingan tulisan saya di media sosial mendapatkan sambutan dari para pembaca. Padahal, tulisan masih sebatas sharing pengalaman ikhtiar melewati proses demi proses masa pemulihan.

Awalnya, menulis sebagai terapi untuk membangkitkan kembali kesehatan mental. Karena tak dimungkiri, meski berusaha tegar tapi jiwa ini pernah terpuruk, merasa tidak berguna dan sudah tidak sempurna. Tidak bisa melayani suami seperti sebelumnya, jika keluar rumah harus dengan kursi roda.

Akan tetapi, berkenalan dengan komunitas kepenulisan menghamparkan pengalaman melebihi dari yang saya bayangkan. Pertemanan dengan sesama penulis adalah karunia besar. Membaca tulisan teman-teman terutama bermuatan kecintaan pada Allah dan Rasulullah, kepedulian pada kondisi umat, meniupkan semangat baru.

Melalui tulisan, saya tetap bisa menjangkau dunia. Langkah memang terbatas, tetapi tulisan saya bisa menembus jauh dan dibaca oleh orang-orang yang tidak pernah saya temui sekalipun. Tulisan ibarat peluru yang bisa dilempar dan menembus kepala banyak orang untuk menyebarkan opini dan memengaruhi pemikiran umat. Tulisan memiliki kekuatan luar biasa, di mana untaian aksara bisa mengguncang dunia.

Saya mulai memahami, inilah maksud Allah dengan musibah yang terjadi. Allah ingin mengajarkan bahwa ada potensi lain pada diri ini yang belum teroptimalkan untuk melipatgandakan kontribusi bagi Islam. Bahwa ketika langkah kaki terbatas, tangan mampu menjangkau lebih dari jelajah kaki melangkah. Menorehkan aksara untuk menggeliatkan kesadaran umat menjadi sebuah visi misi baru dalam kehidupan saya.

Mulailah hari-hari saya disibukkan dengan menulis dan menulis. Saya pun mulai berkenalan dengan berbagai media yang bisa menampung tulisan para penulis ideologis, di antaranya adalah NarasiPost.Com (NP).

Pertama kali saya mengirim tulisan ke NP pada Desember 2021. Tulisan yang terinspirasi oleh curhatan seorang ibu pada saat saya mengisi sebuah kajian. Tak disangka, tulisan perdana yang masih sederhana itu dimuat. Hal yang membuat saya makin semangat adalah Mom Andrea sebagai Pemimpin Redaksi sekaligus pemilik media, selalu mengirimkan secara pribadi tulisan saya yang dimuat.

Baca: Perfecto Numero Uno!

Terus terang, keterlibatan saya dalam dunia kepenulisan mulai dari titik nol. Berawal dari penulis diary, kemudian menulis pengalaman di media sosial, sampai akhirnya kepincut menjadi penulis ideologis.

Tidak terasa, perjalanan saya bersama NP sudah hampir empat tahun. Saya betah di sana, bukan sekadar karena tulisan saya di-publish. Akan tetapi, banyak ilmu-ilmu yang didapatkan, mulai dari KBBI, dan bagaimana bisa membuat analisis yang tajam. Meskipun dalam hal ini saya tertatih-tatih dibandingkan dengan penulis-penulis muda lainnya.

Saya berharap, tangan ini tidak pernah berhenti untuk mengurai aksara hingga Allah memutuskan saatnya kembali kepada-Nya dengan meninggalkan karya yang entah sampai kapan terus dibaca.

Habis musibah, terbitlah berkah. Terima kasih NarasiPost, telah memberikan kesempatan pada saya yang awalnya berupa debu-debu beterbangan, menjadi paham arti perjuangan. Tulisan saya sederhana, tetapi semoga menjadi hujjah di yaumilakhir tentang keberpihakan saya ketika kemungkaran sudah merajalela.

Semoga NP terus berjaya. Meski pun masih terbilang muda di 2024 ini, tetapi telah melahirkan para penulis yang luar biasa. Insyaallah, menjadi pahala bagi mereka, pun bagi Mom Andrea. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Novianti Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Pertemuan Terakhir
Next
Membaca Arah Polugri Pemerintahan Baru
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

28 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Tami Faid
Tami Faid
7 days ago

MasyaAllah...

novianti
novianti
Reply to  Tami Faid
2 days ago

alhamdulillah

Irma sari rahayu Rahayu Irma
Irma sari rahayu Rahayu Irma
7 days ago

MaasyaAllah

novianti
novianti
Reply to  Irma sari rahayu Rahayu Irma
2 days ago

alhamdulillah

Yuli Juharini
Yuli Juharini
7 days ago

Selalu ada hikmah di balik sebuah peristiwa.

novianti
novianti
Reply to  Yuli Juharini
2 days ago

alhamdulillah

Sri Haryati
Sri Haryati
7 days ago

MasyaAllah hikmah yang luar biasa dari musibah yang ada. Barakallah

novianti
novianti
Reply to  Sri Haryati
2 days ago

wa fiik barokallohu

Isty daiyah
Isty daiyah
7 days ago

MasyaAllah, selalu ada hikmah dibalik semua peristiwa.

novianti
novianti
Reply to  Isty daiyah
2 days ago

selalu berhusnuzon kepada Allah, apapun yang terjadi

Yuli Sambas
Yuli Sambas
7 days ago

Keren Mbak

novianti
novianti
Reply to  Yuli Sambas
2 days ago

alhamdulillah

Netty
Netty
8 days ago

MasyaAllah... Sehat2 bunda

Novianti
Novianti
Reply to  Netty
8 days ago

Demikian juga mba Netty. Sehat dan berkah.

Maya Dhita
Maya Dhita
8 days ago

Masyaallah, barakallah. Tulisan yang menginspirasi. Allah selalu menunjukkan kasih sayangnya, terkadang kita yang lalai.
Sehat-sehat selalu, ya Mbak Noviyanti. Semangaattt.

Novianti
Novianti
Reply to  Maya Dhita
8 days ago

Aamiiin ya Allah..Semoga mba Dita juga sehat ya. Tetap istikomah dalam dakwah literasi

Sartinah
Sartinah
8 days ago

Masyaallah, barakallah Bu Novianti. Semangat terus menggoreskan aksara meski usia tak lagi muda.

Ngomong2, saya kalau baca tulisan tentang luka sama perbambuan kok langsung merinding, hehe ...

Novianti
Novianti
Reply to  Sartinah
8 days ago

Saya pernah di fase kayak boneka. Tangan dan kaki ada gantungannya. Alhamdulillah sudah melewati itu semua.

Atien
Atien
8 days ago

Masyaallah. Selalu saja ada jalan untuk menjadi lebih baik. Satu di antaranya melalui musibah. Skenario Allah memang selalu indah dan pasti membawa hikmah yang berujung berkah.
Barakallah mba @Novianti. Sehat selalu mbakku.

Novianti
Novianti
Reply to  Atien
8 days ago

Wa fiik barokallohu. Harus husnuzon apa pun keadaannya. Yakin Allah tidak pernah zalim.

Novianti
Novianti
Reply to  Atien
8 days ago

Wa fiik barokallohu. Husnuzon apa pun keadaannya. Yakin Allah tidak pernah zalim.

Deena
Deena
8 days ago

Barakallah Mbak Novianti.. semoga sehat dan bahagia seterusnya.. apa pun kondisinya..

Di setiap musibah, selalu ada berkah bagi yg meyakini kekuasaan Allah. Dari kondisi yg tidak baik2 saja, ternyata membangkitkan semangat untuk menulis dan berbagi.

Novianti
Novianti
Reply to  Deena
8 days ago

Insyaa Allah,mba. Apalagi usia sudah tua. Yang dipikir berapa banyak amal yang dibawa untuk kembali pada-Nya.

Mariyah Zawawi
Mariyah Zawawi
8 days ago

Masya Allah Mbak, kalau membaca kisah-kisah seperti ini, saya malu dengan diri sendiri. Malu karena masih banyak mengeluh.
Baarakallaah fiik, Mbak.
Semoga sehat selalu.

Novianti
Novianti
Reply to  Mariyah Zawawi
8 days ago

Saya yang salut dengan tulisan mba. Usia tidak.jauh berbeda, tetapi tulisan mba cetar membahana. Saya masih berusaha belajar dan terus belajar. Barokallohu fiik, mba

Novianti
Novianti
Reply to  Mariyah Zawawi
8 days ago

Saya yang salut dengan tulisan mba. Usia tidak jauh berbeda, tetapi tulisan mba cetar membahana. Saya masih berusaha belajar dan terus belajar. Barokallohu fiik, mba

Mimy muthmainnah
Mimy muthmainnah
8 days ago

Barakallah Mb Novianti, anti luar biasa tangguh dan keren dalam karya. Saya terharu membacanya. Semoga sehat terus ya Mb Novianti. Sejak mengenal Mbak di Konapost meski belum pernah jumpa namun salah satu orang yang selalu dalam ingatan. Masyaallah. Sukses dunia akhirat. Amin

Novianti
Novianti
Reply to  Mimy muthmainnah
8 days ago

Alhamdulillah. Kita saling mendoakan, ya.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram