Ikan asin bawis Bontang memiliki cita rasa gurih, tidak terlalu asin, dan sudah dibenamkan duri luarnya, berkualitas tinggi, dan dan tahan lama.
Oleh. Bunga Padi
(Admin Konapost)
NarasiPost.Com-Sahabat, pernahkah kalian berkunjung ke Kota Bontang atau mendengar keindahan destinasi wisatanya? Atau sekadar mencicipi sedapnya cita rasa makanan khas daerah pesisir ini? Salah satu yang terkenal adalah gami bawis, yaitu makanan yang berbahan dasar ikan bawis, cabai, dan bawang merah.
Dengan cara memasak yang unik dan penyajian yang tak biasa, yakni menggunakan cobek yang dipanggang di atas bara api atau kompor. Rasanya yang pedas, gurih, dan nikmat menjadikan gami bawis primadona yang paling diburu para pecinta kuliner di kawasan ini. Pasti penasaran 'kan pengin coba?
Konon, kabarnya ikan bawis atau baronang lingkis (Siganus canaliculatus) banyak dijumpai di perairan laut Bontang. Ikan bawis masih famili Siganidae senang hidup di terumbu karang dan padang lamun. Lumut-lumut yang menempel di padang lamun tersebut merupakan makanan bagi ikan bawis.
Nah, sahabat pasti penasaran pengin tahu cara membuat gami bawis yang fenomenal itu 'kan? Ada baiknya terlebih dahulu aku memperkenalkan sekilas Kota Bontang ke kamu.
Walau kita berbeda tempat tinggal, siapa tahu, suatu saat kamu jalan-jalan kemari. Jadi enggak kaget lagi!
Selayang Pandang Bontang
Sahabat, jika kamu masuk pintu gerbang, "Selamat Datang" arah menuju Bontang akan menemukan tiang-tiang bertuliskan asmaulhusna di trotoar sepanjang jalan. Suasana alam yang asri, lingkungan yang bersih, dan udaranya yang sepoi-sepoi membuat kamu betah berkunjung ke kota ini. Masjid-masjid yang indah dengan arsitektur modern hingga gaya klasik juga ada. Seperti masjid tua Al-Wahhab yang menyimpan segudang sejarah dan penyebaran Islam di Kota Taman.
Masyaallah tabarakallah. Ternyata, kentalnya nuansa islami yang ada di Kota Bontang tak lepas dari peran para ulama terdahulu yang memang dikirim oleh Sultan Kerajaan Kutai untuk mengurus dan menanamkan nilai-nilai agama Islam dalam masyarakat setempat. Siapa saja ulama itu? Mereka adalah kiai Anang, kiai Kempeng, kiai Hasan, kiai Aji Raden, dan lain-lain.
Dalam literatur sejarah, Kota Bontang dahulunya merupakan perkampungan kecil yang masyarakatnya hidup sederhana di aliran Sungai Santan dan daerah pesisir. Di mana sebagian penghuninya adalah para pendatang. Nah, sekelompok pendatang ini akhirnya menetap untuk tinggal atau bekerja di wilayah tersebut.
Pada zaman kolonial tahun 1920, Desa Bontang ditetapkan sebagai Kota Kecamatan dengan gelar Onder Van Bontang Distrik.
Dan diampu oleh seorang asisten wedana dari kalangan ulama atau kiai seperti di atas, yang diutus oleh Sultan Aji Muhammad Parikesit. Ia merupakan Sultan Kutai Kartanegara ke-19 (1921-1960) yang pusat pemerintahannya berada di Kota Tenggarong. (Wikipedia.org)
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, kini Bontang tumbuh menjadi kota modern disertai beberapa industri. Tidak hanya itu, pemerintah juga menghadirkan beberapa area destinasi wisata yang cukup menarik dengan nuansa alami. Seperti indahnya sunset saat menjelang senja, pesona flora dan fauna, birunya air laut, maupun keindahan hutan bakau dengan akar-akarnya yang kokoh mencengkeram bumi.
Beberapa objek wisata alam ditawarkan bagi para wisatawan asing maupun lokal yang hendak berlibur ke sini. Seperti pulau Beras Basah, Hutan Taman Nasional Kutai (TNK), Pantai Segajah, Taman Wisata Graha Mangrove, Kampung Terapung Bontang Kuala, dan masih banyak lagi.
Sahabat, cukup itu dulu ya sekelumit keindahan wisata Bontang. Nanti lain waktu kita sambung lagi ceritanya. Oke!
Sekarang aku mau mengajak kamu mengunjungi salah satu tempat wisata budaya yang sangat terkenal. Yaitu, Kampung Laut Bontang Kuala. Desa ini merupakan wisata unggulan. Terletak di bagian pesisir Timur Bontang. Dengan ciri khas pemukiman masyarakatnya di atas air laut.
Di akhir pekan, banyak pengunjung yang datang ke mari sembari melihat indahnya pemandangan alam sekitar. Atau sekadar menyantap berbagai kuliner khas laut. Jika kamu masuk perkampungan Bontang Kuala, terkesan tradisional dengan rumah-rumah panggung yang terbuat dari kayu berdiri kokoh di sepanjang jalan. Jembatan kayu ulin adalah akses jalan satu-satunya yang harus dilewati di sini. Dan sangat bising bila sepeda motor melintasinya.
Masyarakat Bontang Kuala terkenal dengan keramahtamahannya dan bersahaja. Mereka tak segan menyapa kepada setiap tamu yang dijumpai. Alhamdulillah banyak teman-temanku yang tinggal di kampung pesisir ini. Aku suka sekali mendengar gaya bahasa mereka saat bercakap-cakap. Perpaduan dua bahasa dari suku Kutai Guntung dan Suku Bajau. Alhasil, muncullah bahasa melayu ala Bontang Kuala. So, terdengar unik dan melantun indah.
Dari Bontang Kuala inilah aku jadi tahu gami bawis. Ketika itu aku silah ukhuwah ke rumah sahabatku, saat makan tiba kami disuguhkan gami bawis. Dan masyaallah cocok dengan seleraku. Sejak itulah aku menyukai gami bawis. Mengingat aku memang penyuka ikan sejak kecil.
Islam telah mengajarkan supaya kita memperhatikan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Dalam hal ini termasuk ikan. Makanan yang masuk harus memenuhi unsur gizi, sehat, namun tetap enak untuk dinikmati. Sebab Allah menyukai hamba-Nya yang menjaga makanannya yang halal dan tayib agar memperoleh keberkahan dunia akhirat.
Sebagaimana hadis riwayat Hakim, Rasulullah saw. bersabda, "Mintalah oleh kalian kepada Allah ampunan dan kesehatan. Sesungguhnya setelah nikmat keimanan, tidak ada nikmat yang lebih baik yang diberikan kepada seseorang selain nikmat sehat."
Jelaslah hadis ini memberikan perhatian begitu besar terhadap kesehatan. Karena pada tubuh yang sehat, iman yang terjaga, semangat belajar yang tinggi. Tentu disukai Allah dan sangat diperlukan dalam melaksanakan amar makruf nahi mungkar di tengah umat.
Gami Bawis sang Primadona
Nah sahabat, seperti janji saya di awal naskah akan berbagi resep. Bagaimana cara membuat gami bawis yang menggugah selera, bergizi, dan nikmat? Yuk simak resep berikut!
Resep Gami Bawis
Pertama-pertama kita siapkan dahulu bahan-bahan sebagai berikut:
- Ikan bawis 6-7 ekor
- Cabai merah besar 3 biji
- Cabai kecil ¼ kg,
- Tomat 6 biji
- Bawang merah ¼ kg
- Terasi khas Bontang sejumput.
- Gula merah, garam, penyedap (option)
- Minyak secukupnya untuk menumis.
Cara Membuat:
- Ikan bawis dibersihkan lalu sisihkan.
- Cabai besar, cabai kecil, tomat 3 biji, terasi semuanya dihaluskan.
- Bawang merah dan 3 buah tomat dirajang kasar.
- Masukkan minyak dalam cobek lalu panggang di atas api kecil.
- Setelah minyak panas masukkan bumbu halus, bawang merah, dan tomat rajang. Setelah wangi masukkan ikan bawis tata rapi dalam cobek. Masak hingga matang.
- Terakhir tambahkan gula merah dan garam aduk merata. Kemudian angkat.
Gami bawis ini disajikan bersama nasi putih akan bertambah nikmat bila dimakan bersama daun selada, kemangi, dan timun segar. Yummy, enak! Ujar orang Kutai, "Mentuha lalu mandik diimbu" yang artinya saking enaknya makan gami bawis sampai lupa sama mertua yang sedang lewat. Haha …itu hanya gurauan syair, ya. Tidak untuk ditiru dan tidak boleh begitu ya sama orang tua. Bagaimanapun mertua atau orang tua harus dihormati dan dimuliakan.
Ragam Olahan Bawis
Baik, aku lanjutkan penjelasan terkait Ikan bawis, ya. Ikan asli Bontang ini selain disajikan segar bisa juga dibuat berbagai olahan makanan kering. Semisal ikan asin, keripik atau camilan lainnya.
Menurut Kepala Seksi Perikanan Tangkap Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Bontang, Idhamsyah menuturkan, bahwa ikan asin bawis Bontang memiliki cita rasa gurih, tidak terlalu asin, dan sudah dibenamkan duri luarnya, berkualitas tinggi, dan dan tahan lama.
Berdasarkan hasil uji laboratorium dan perhitungan bobot kering (kadar air 0%) ditemui bahwa kandungan protein ikan bawis asin lebih tinggi (79,95%) dibandingkan ikan bawis segar/mentah (63,21%). Sedangkan kandungan protein keripik bawis lebih rendah (40,77%) dibandingkan dengan kandungan ikan bawis segar (63,21%). Namun demikian, kandungan asam glutamat olahan ikan bawis keripik lebih tinggi yakni mencapai (40,77%) dari pada bawis segar. (insitekaltim.com)
Sahabat, jadi kamu tinggal pilih, suka olahan ikan bawis dengan cita rasa seperti apa? Demikianlah kisahku kali ini. Semoga bermanfaat. Jangan lupa, nantikan kisah berikutnya. Wisata kuliner daerah lainnya. Salam sehat dan bahagia.[]
Wallahu a'lam bishshawwab.
wah menggugah selera..
Wah, jadi ngiler nih
Masyaa Allah, kuliner nusantara memang enak. Resep mbak Mimi sepertinya patut dicoba nih..
Tapi sayang, ikan bawis ga ada, apa bisa diganti sama ikan lain?
Iya mb Nining klo pake ikan bawis khas banget rasanya. Tapi bukan berarti ikan lain gak bisa. Hanya beda rasa.
Masyaallah tabarakallah jazakillah khairan Bu Pemred dan tim redaksi NP telah publish naskah ini. Semoga bermanfaat.
Masyaallah, kalau baca naskah food teman-teman dari penjuru Indonesia, selalu ada saja yang baru aku tahu. Jadi penasaran rasa masakan Kota Bontang, mbak Mimi. Eh, ada keripik bawis pula, tapi amis gak ya, kan dari ikan. Hehe ...
Alhamdulillah mb Sartinah. Sejauh ini makan ikan bawis gak amis eee seperti ikan2 lainya. Itu sih yg sy rasakan.
Masya Allah, baru tahu ada masakan bernama gami dan ikan bernama bawis. Allah sudah menyiapkan begitu banyak makanan halal. Namun, masih banyak manusia mencari yang haram hanya karena penasaran dengan rasanya.
Iya mb Mariyah ...sy juga baru tahu setelah tinggal di sana. Gami Bawis bener2 menggoda selera makan. Apalgi klo lagi malas makan. Hehhe. Selain bergizi, halal dan mudah cara buatnya.