Tak Perlu Galau ketika Rumput Tetangga Lebih Hijau

Tak perlu Galau ketika Rumput Tetangga lebih Hijau

Kita memang tak perlu galau saat “rumput tetangga lebih hijau” agar hati tak didera rasa gelisah. Namun, kita harus galau saat tetangga rajin ibadah dan berdakwah.

Oleh. Atien
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Memiliki keluarga yang terjamin kehidupannya pasti menjadi harapan setiap orang. Keluarga yang demikian dianggap sebagai sebuah pencapaian yang luar biasa karena segala kebutuhan tercukupi dan semua keinginan terpenuhi dengan maksimal.

Namun, pada kenyataannya kondisi keuangan setiap keluarga tak bisa disamakan. Demikian pula dengan jatah rezeki yang diterimanya pun berbeda secara nominal.

Perbedaan tersebut membuat diri ingin selalu membanding-bandingkan nikmat yang dirasakan orang lain dengan apa yang diperolehnya. Sikap yang demikian ternyata merupakan sesuatu yang harus dihindari dengan segera sebab hal itu bisa meracuni hati dan pikiran kita.

Pemikiran inilah yang membuatnya enggan bahkan cenderung lupa untuk mensyukuri nikmat yang didapatkannya. Baginya, nikmat yang ada dianggap angin lalu belaka. Sebaliknya, dirinya justru lebih fokus dengan sesuatu yang bukan bagiannya.

Parahnya lagi, dirinya menganggap orang lain tidak boleh mendapatkan kenikmatan tersebut karena dialah yang paling layak untuk memilikinya. Akhirnya, muncullah ide licik dalam hatinya bahwa apa yang menjadi milik orang lain itu harus jatuh kepadanya.

Tak Perlu Galau dengan Rezeki Orang

Pemahaman di atas ternyata masih ada di tengah-tengah masyarakat. Fakta yang demikian merupakan pandangan salah kaprah dalam menyikapi datangnya nikmat. Mirisnya, banyak di antara kita yang tidak menyadarinya sampai-sampai hal sepenting itu justru menjadi sesuatu yang terlewat.

Baginya, nikmat orang lain terlihat lebih berkilau. Dengan demikian, bukan hal yang mengherankan ketika muncul istilah “rumput tetangga terlihat lebih hijau”. Ehm, dari kalimatnya saja, sudah membuat orang langsung memandang penuh kekaguman karena terpukau. Pandangan demikian menjadi hal yang wajar karena tampilan luarnya yang terlihat “wow.”

Ungkapan “rumput tetangga terlihat lebih hijau” itu pun hanya merujuk kepada asumsi seseorang kepada apa yang dicapai oleh orang lain. Namun, tak menutup kemungkinan, apa yang dilihatnya memang sesuai kenyataan. Hal tersebut akhirnya membuat dirinya merasa tidak nyaman bahkan tertekan.

Ketidaknyamanan yang ada ternyata menimbulkan perasaan negatif di dalam benaknya. Kondisi tersebut membuatnya resah karena merasa hidupnya paling sengsara. Alhasil, nikmat yang ada di depan matanya tidak mampu membuatnya bahagia.

Perasaan negatif yang muncul ini ternyata berasal dari sifat iri hati atau dengki. Sifat tersebut didasari rasa tidak rela dengan apa yang diraih oleh tetangganya sendiri. Bisa ditebak, hal itu menimbulkan keinginan jahat agar nikmat orang lain menjadi miliknya pribadi.

Sesuatu yang Merugikan

Sifat yang demikian tentu akan menjauhkan diri dari pahala amal kebajikan sebab rasa dengki yang dimilikinya menjadi “senjata makan tuan”. Alhasil, tidak ada yang tersisa dari sifat tersebut kecuali sebuah kerugian berbuah penyesalan.

Rasulullah saw. pun telah memberikan peringatan dalam sebuah hadis yang artinya: ”Jauhilah oleh kalian sifat dengki, karena sesungguhnya dengki itu memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar." (HR. Abu Dawud)

Lebih dari itu, sifat di atas hanya akan membuat dirinya merasa menderita ketika apa yang dicapai oleh tetangganya selalu melebihi dari apa yang dimilikinya. Mirisnya, hal tersebut tidak jauh-jauh dari sesuatu yang bernilai materi dunia.

Baca: indahnya-bertetangga-dalam-islam/

Pencapaian yang dimaksud biasanya berupa karier yang cemerlang dengan imbalan gaji yang besar. Bisa juga tentang harta kekayaan yang berbentuk rumah bagus, mobil mewah, dan perabotan serba mahal. Ditambah lagi dengan keluarga yang terlihat harmonis karena memiliki pasangan yang ideal. Wow, semuanya terlihat sempurna dan mengagumkan.

Kenyataan di atas menjadi sebuah penggambaran tentang keluarga yang “rumputnya lebih hijau”. Sayangnya, penggambaran tersebut menjadi sesuatu yang sulit untuk dijangkau sebab apa yang dimilikinya tak sebagus dan sebanyak yang dimiliki oleh tetangganya. Alhasil, semua itu hanya menyisakan perasaan galau karena rasa tidak puas dengan apa yang ada di hadapannya.

Perasaan tak puas tadi membuatnya lupa bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt. Hal itu merupakan sesuatu yang nantinya sangat merugikannya. Tak cukup sampai di situ, murka Allah pun senantiasa mengiringi dalam setiap langkah kehidupannya. Ketika hal itu terjadi, niscaya kepedihan hakiki akan selalu menjadi teman akrabnya.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7)

Bersyukurlah, Tak Perlu Galau

Sebagai seorang muslim, apa pun nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. merupakan sebuah amanah yang harus disyukuri dan dijaga. Amanah tersebut tentu bukan sekadar tentang materi dan kenikmatan dunia. Ingatlah bahwa masih ada nikmat kesehatan, waktu luang, dan umur panjang sebagai nikmat sekaligus amanah yang wajib disyukuri dan dimanfaatkan sebaik-baiknya. ”Dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu di dalamnya: kesehatan dan waktu luang." (HR. Bukhari)

Oleh karena itu, jangan sampai kita merasa dengki dengan apa pun yang dimiliki oleh tetangga. Kita tak perlu galau dengan semua itu. Lebih baik, fokus saja dengan nikmat yang ada di tangan kita. Dengan begitu, hati akan terasa ringan dan nyaman karena bisa menerima semua itu dengan lapang dada.

Rasa syukur yang dimiliki oleh seorang muslim juga tak sekadar ucapan Alhamdulillah. Lebih dari itu, dia akan mengamalkan seluruh aturan Islam sebagai tanda bukti rasa syukurnya kepada Allah Swt. agar kehidupannya penuh berkah. Insyaallah ketika hidup ini diiringi dengan keberkahan, tidak akan ada lagi keresahan dan kegalauan.

Galau Versi Syariat

Kita memang tak perlu galau saat “rumput tetangga lebih hijau” agar hati tidak didera rasa gelisah. Namun, kita harus galau saat tetangga rajin ibadah dan berdakwah.

Kita juga tak boleh merasa resah saat “ladang” rezeki orang lain lebih “basah”. Sebaliknya, kita wajib resah saat orang lain bisa lebih maksimal dalam menuntut ilmu dan berjuang demi tegaknya Islam kaffah.

Galau dan resah yang demikian tentu akan membuat kita bergegas dalam melakukan ketaatan kepada seluruh hukum Islam dengan segera menerapkannya. Tak cukup sampai di situ, hati pun segera tergerak untuk menyampaikannya kepada sesama. Semoga hal itu menjadi motivasi terbesar dalam meniti jalan yang mulia demi menggapai keridaan-Nya.
Wallahu a'lam bish-shawwab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Atien Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Pemerintahan Baru, Ekonomi Melesat?
Next
Yahya Sinwar Tetap Bersinar
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Deena
Deena
1 day ago

Setiap keluarga punya rezeki dan ujiannya masing-masing.. tidak perlu galau dengan yg lain..
Bersyukur dengan apa yang menjadi bagian kita masing2

Atien
Atien
1 day ago

Jazakillah Khoir mom dan Tim NP

Mimy Muthmainnah
Mimy Muthmainnah
1 day ago

barakallah keren Mb Atin..

Semoga sellu terpelihara dari sifat hasad dan penyakit hati lainnya.

Atien
Atien
Reply to  Mimy Muthmainnah
1 day ago

Aamiin. Naskah mba, juga selalu keren

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram