Membangkitkan Optimisme dalam Keluarga

Keluarga Muslim

”Membangkitkan sikap optimis harus dimulai dengan penanaman dan pemantapan akidah Islam sebagai fondasi iman seorang muslim.”

Oleh. Firda Umayah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Gempuran sistem sekularisme yang menerjang segala aspek kehidupan, tak jarang membuat fondasi keluarga goyah dari harapan dan sikap optimis dalam menghadapi segala ujian. Penerapan sistem ekonomi kapitalisme yang kerap menjadi faktor utama dari sekian banyak masalah, mampu menghancurkan keutuhan keluarga dan membuat anggota keluarga putus asa dari pertolongan Allah. Kasus bunuh diri, kekerasan dalam rumah tangga, dan penelantaran anak adalah sebagian kecil dampak dari keputusasaan suami atau istri dalam menghadapi masalah yang ada. Lantas, bagaimana Islam memandang hal ini?

Membangkitkan Harapan pada Keluarga

Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 241 yang artinya,

”Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang sebelum kalian? Mereka ditimpakan oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan berbagai cobaan), sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, ‘Kapankah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”

Ayat di atas menjelaskan bahwa ujian adalah sebuah keniscayaan dalam hidup. Ujian hidup tentu beragam. Mulai dari ujian kemiskinan, penyakit, berbagai rasa takut, musibah, dan lain sebagainya. Dari berbagai ujian hidup, Allah menginginkan hamba-Nya untuk mendekatkan diri sembari memohon pertolongan kepada-Nya. Allah menjanjikan akan memberikan pertolongan kepada para hamba-Nya ketika mereka mampu bersabar sekaligus istikamah di jalan-Nya.

Ini sebagaimana yang terjadi pada Perang Khandaq saat Rasulullah saw. dan umat Islam mendapatkan berbagai kesulitan karena kepungan musuh yang hebat. Saat itu, umat Islam tak henti berharap kepada Allah sembari tetap menaati Rasulullah saw. untuk tidak menyerah di dalam peperangan.

Menghadapi berbagai ujian dalam kehidupan rumah tangga pun sama. Semua anggota keluarga harus memiliki harapan bahwa setiap ujian pasti ada jalan keluarnya. Dalam kitab Min Muqawwimat Nafsiyyah Islamiyyah karya Syekh Taqiyuddin An-Nabhani dijelaskan bahwa muslim harus senantiasa membangkitkan harapan dan tidak boleh berputus asa, baik dari rahmat Allah, pertolongan-Nya, atau dari kelapangan yang Allah berikan.

Membangkitkan harapan adalah suatu kebutuhan agar anggota keluarga dapat merasa tenteram dan tenang dalam menghadapi segala ujian. Ini tak dapat diraih kecuali dengan memahami isi kandungan Al-Qur'an dan hadis yang memiliki pesan-pesan mendalam sehingga mampu memengaruhi jiwa. Oleh karena itu, penting bagi anggota keluarga untuk selalu menambah pemikiran Islam, mengkaji ayat-ayat Allah dan sabda Rasulullah, tilawah Al-Qur'an, serta turut memperjuangkan syariat-Nya.

Membangkitkan Sikap Optimis

Tak hanya membangkitkan harapan, keluarga juga perlu dibangun sikap optimis agar anggota keluarga tak mudah menyerah bahkan berpaling arah saat ujian menimpa. Sikap optimis akan membuat keluarga fokus untuk mencapai tujuan masa depan, menjadi pribadi yang tangguh, mengurangi rasa stres, dan menghindari sikap putus asa.

Membangkitkan sikap optimis harus dimulai dengan penanaman dan pemantapan akidah Islam sebagai fondasi iman seorang muslim. Penting untuk memahami bahwa Islam adalah akidah ruhiyyah (spiritual) dan siyasiyyah (politik). Sehingga, akidah Islam akan senantiasa memancarkan berbagai aturan dalam kehidupan. Anggota keluarga harus memahami bahwa dirinya wajib terikat hukum syarak ketika menjalani kehidupan dan menghadapi masalah. Anggota keluarga juga harus menjadikan akidah Islam sebagai ruh yang harus selalu hadir dalam jiwa. Sebab, dengan ruh inilah umat Islam dapat menjadi umat yang terbaik.

Ketika akidah Islam telah tertancap kuat dalam keluarga, pemahaman bahwa syariat Islam adalah solusi segala permasalahan tentu harus diperhatikan. Keluarga harus memahami kesalahan pemikiran yang saat ini diterapkan serta pemikiran yang benar dalam pandangan Islam. Keluarga harus meyakini bahwa dalam kehidupan, hanya ada dua pilihan bagi manusia. Jalan iman (meyakini) ataukah kufur (mengingkari). Begitu juga dengan dua hasil dalam kehidupan yaitu surga atau neraka. Jika jalan iman yang dipilih, maka mereka merupakan orang-orang yang beruntung. Allah Swt.,

"Mereka itulah yang mendapatkan petunjuk dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (TQS. Al-Baqarah: 5)

Kabar gembira Rasulullah saw., akan kembalinya kepemimpinan Islam di bawah naungan Daulah Islam harus disampaikan kepada keluarga dengan dalil yang kuat dan jelas. Daulah Islam yakni Khilafah, akan kembali menerapkan syariat Islam secara keseluruhan dan mengeluarkan masyarakat dari kegelapan menuju cahaya Islam. Khilafah akan hadir seiring dengan besarnya ujian yang menimpa dan perjuangan yang dilakukan oleh para pengemban dakwah Islam. Khilafah akan berdiri sesuai dengan metode kenabian sebagaimana Rasulullah saw. mendirikan Daulah Islam di Madinah.

Untaian kisah-kisah kemenangan dan keagungan Islam serta umat Islam terdahulu perlu disampaikan untuk menambah semangat juang dan sikap optimis keluarga. Seperti kisah kemenangan umat Islam dalam Perang Badar, Khandaq, Yarmuk, dan berbagai penaklukan di wilayah dunia. Dengan kisah tersebut, keluarga akan tergambar perjuangan umat Islam yang penuh keimanan di samping bagaimana pertolongan Allah datang kepada mereka, meskipun jumlah pasukan muslim jauh lebih sedikit dari jumlah pasukan musuh.

Penutup

Membangkitkan dan membangun optimisme keluarga bukanlah perkara mudah dengan waktu yang singkat. Ini membutuhkan waktu, usaha, dan komunikasi yang baik secara terus menerus agar benteng keimanan dan pemahaman Islam dapat berdiri kokoh. Oleh karena itu, peran suami istri yang kompak untuk senantiasa mengkaji Islam adalah modal agar anak-anak dan keluarga yang lain dapat bertahan dengan segala ujian hidup yang ada. Wallahu a'lam bish-shawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Firda Umayah Tim Penulis Inti NarasiPost.Com Salah satu Penulis Inti NarasiPost.Com. Seorang pembelajar sejati sehingga menghasilkan banyak naskah-naskahnya dari berbagai rubrik yang disediakan oleh NarasiPost.Com
Previous
Rasisme di Negara Kampiun HAM
Next
Kebiasaan yang Kampungan
5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

12 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Maya Rohmah
Maya Rohmah
1 year ago

Yess.
Dari keluarga, semuanya bermula.
Dari keluarga, dipupuk sikap optimis agar anggota keluarga tak mudah menyerah bahkan berpaling arah saat ujian menimpa.

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  Maya Rohmah
1 year ago

Benar sekali. Karena keluarga adalah tempat pertama mendidik dan menanamkan akidah serta nilai Islam lainnya.

R. Bilhaq
R. Bilhaq
1 year ago

Pentingnya membentengi seluruh anggota keluarga dengan keimanan yang kokoh..

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  R. Bilhaq
1 year ago

Yup. Akidah Islam harus selalu hadir dalam setiap aktivitas anggota keluarga.

Hanimatul Umah
Hanimatul Umah
1 year ago

Keluarga menjadi tenang karena sakhsiyah islamiyah diterapkan dalam kehidupan. Butuh peran utama negara.

Sartinah
Sartinah
1 year ago

Membangkitkan optimisme dalam keluarga di sistem saat ini memang berat ya, tapi harus dilakukan oleh setiap keluarga muslim. Karena itu harus mengokohkan keyakinan terlebih dahulu di dalam diri setiap muslim, bahwa Allah paati akan memudahkan urusan semua hamba-Nya.

Neni Nurlaelasari
Neni Nurlaelasari
1 year ago

Keluarga muslim harus berpegang teguh pada akidah Islam. Dan yakin di balik kesulitan ada kemudahan. Ini di ulang sebanyak dua kali, dan inilah janji Allah dalam Al-Qur'an.

Eksi Achmad
1 year ago

Harapan adalah penyemangat hidup, tanpa harapan seseorang bagai hidup segan, matipun tak mau. Keluarga2 muslim punya Allah. Janji Allah pasti dipenuhi. Pantang berputar asa. Dunia memang tempatnya penempaan dgn berbagai ujian untuk membuktikan 'siapa yg terbaik amalnya' di hadapan-Nya.

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  Eksi Achmad
1 year ago

Benar sekali. Harapan harus selalu hadir dalam kehidupan.

Nining Sarimanah
Nining Sarimanah
1 year ago

Betul, membangun optimisme di tengah gempuran kapitalisme sangatlah dibutuhkan selain keimanan yang kokoh di dalam jiwa keluarga muslim. Dan ini perlua adanya kerjasa sama di antara anggota keluarga.

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  Nining Sarimanah
1 year ago

Kerja sama antaranggota keluarga harus selalu dibangun sejak dini dan seterusnya.

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  Nining Sarimanah
1 year ago

Kerja sama antaranggota keluarga memang harus dibangun sejak dini dan seterusnya.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram