"Orang tua adalah pintu surga yang paling baik. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya” (HR. Tirmidzi)
Oleh : Wiji Untari
NarasiPost.Com-"Alloohummaghfirlii waliwaalidayya warham humma kamaa rabbayaa nii shaghiiraa"
Artinya:
"Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku (Ibu dan Bapakku), sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku di waktu kecil."
Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam potongan terakhir do'a tersebut, orang tua telah mencurahkan kasih sayang dan cinta terbesarnya ketika kita kecil.
Jika saat ini kita telah menjadi orang tua yang sudah memiliki buah hati di usia balita, begitulah kurang lebihnya yang dirasakan orang tua kita dulu. Mereka menjadikan kita layaknya permata hati dan tempat mencurahkan segenap kasih sayang. Sudah pasti, kasih sayang itu disertai dengan harapan-harapan terbaik dan segala do'a yang indah untuk kebaikan di dunia dan akhirat.
Belum lagi peluh, keringat, lelah, dan penat yang sudah pasti mereka korbankan untuk merawat dan membesarkan kita. Mereka bersusah payah memupuk dan terus menjaga kesabaran, terutama di masa tumbuh kembang kita yang menguji kesabaran mereka.
Tak terbilang materi yang telah mereka keluarkan untuk membesarkan kita, biaya berobat ketika sakit, makanan terbaik yang selalu mereka usahakan untuk kita, dan mainan yang mereka harapkan bisa membuat kita tertawa bahagia. Itu adalah sedikit dari sekian banyak contoh pengorbanan mereka untuk anak-anaknya.
Saat kita memasuki usia baligh, semakin bertambah berat beban tanggung jawab orang tua untuk mengarahkan kita, menjaga agar anaknya tidak sampai berbelok dan tersesat oleh pengaruh zaman.
Fase paling berat yang harus mereka lewati adalah melepas anak-anaknya menyongsong kehidupan baru, mengiklhaskan anaknya bahagia dengan keluarga kecilnya. Dengan segenap restu dan cinta, mereka berusaha membiasakan diri, menghadapi kenyataan bahwa putra putri kecilnya bukan lagi milik mereka sepenuhnya. Anak-anaknya telah memilih hidup mereka.
Sedang kita tahu, tidak ada seorang pun yang rela bahwa tanaman yang telah mereka rawat dengan susah payah, dipetik orang lain. Akan tetapi, tidak demikian dengan orang tua. Hati mereka setinggi langit dan sedalam samudra. Mereka tidak mengharap imbalan apa pun dari semua yang telah mereka korbankan.
Untuk kita semua yang saat ini masih memiliki orang tua, mari kita sadari secepat mungkin, bahwa kesempatan itu tak selalu Allah berikan. Jangan sampai penyesalan lebih dulu datang sebelum kita sempat berbakti dan menunaikan hak mereka.
Kelak, kita akan mengetahui dan merasakan semua itu, di saat waktu bergulir, kemudian Allah menakdirkan kita menjadi orang tua. Bayangkan, nanti di hari tua, kita harus melewatinya dengan kesendirian, kesepian, sedang anak-anak kita terlarut dengan segala kesibukan.
Bayangkan, betapa sakitnya kita karena tersiksa oleh kerinduan.
Mata tua kita begitu lelah menunggu untuk bisa menatap sosok anak tercinta. Bayangkan, betapa pilunya ketika tubuh renta kita terguncang oleh pedihnya sakaratul maut tanpa kehadiran mereka untuk mentalqin kita.
Ya Rabb, Sadarkan kami sesegera mungkin. Mampukan kami semudah mungkin, untuk berbakti dan memuliakan mereka. Ingatkan kami sesering mungkin, bahwa Rasulullah salallahu alaihi wasallam pernah bersabda:
الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ
"Orang tua adalah pintu surga yang paling baik. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya” (HR. Tirmidzi)
Ya Rahman, panjangkanlah usia mereka, agar kami memiliki banyak kesempatan untuk membalas curahan cinta mereka, menggenggam erat tangan yang berbalut keriput, yang selalu menengadah untuk mendo'akan anak-anaknya.
Untuk semua yang bergelar anak, pulanglah, berbaktilah!
Mungkin orang tua belum memberikan apa yang kita minta. Akan tetapi, mereka telah memberikan semua yang mereka punya.
Wallahu A'lam[]
Photo : pinterest
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]