"Hadiah yang diberikan hendaknya senantiasa dibingkai dalam cinta kepada Sang Mahakuasa. Tiadalah kita memberi, menerima, dan menolak hadiah selain menurut ketentuan-Nya."
Oleh: Deena Noor
NarasiPost.Com-"Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai" (HR Al-Bukhari).
Inilah anjuran yang baik dari Rasulullah Muhammad saw. dalam merawat hubungan dengan sesama. Beliau mengatakan bahwa dengan saling memberi hadiah, akan terwujud rasa saling cinta di antara sesama saudara.
Melalui hadiah yang diberikan, perhatian, kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama saudara semakin terpupuk. Ini berkontribusi menguatkan jalinan persaudaraan dalam iman. Bila persaudaraan kokoh, maka tak ada kesulitan yang dirasa. Seberat apa pun permasalahan, akan menjadi ringan karena ditanggung bersama saudara semuanya. Kesedihan dan kebahagiaan menjadi milik bersama.
Hadiah bisa dalam bentuk dan jumlah yang bermacam-macam, banyak atau sedikit, menurut kepentingan dan kebutuhan yang ada banyak ragam. Yang tidak boleh ditawar-tawar adalah bahwa apa yang diberikan bukan barang haram.
Hadiah pun tak harus sesuatu yang mahal. Besar kecil tak menjadi soal. Namun, yang pasti harus halal. Berikanlah hadiah yang terbaik dari kita sesuai dengan kemampuan finansial. Ketulusan dalam memberi merupakan sebaik modal. Jangan sampai memberi hadiah dengan niatan yang artifisial demi mengejar keuntungan sendiri, seperti halnya para kapital.
Hadiah yang diberi tentunya adalah untuk menghormati dan memuliakan penerimanya. Kita pastinya berupaya untuk memberikan hadiah yang paling istimewa. Akan tetapi, harus diingat bahwa ukuran materi bukanlah segalanya. Jangan malu memberikan hadiah, meski itu murah harganya dan nampak sederhana. Kemuliaan bukan ditentukan dari kisaran harga, melainkan niat yang mengiringinya.
Hadiah kecil dan ringan, tetapi amat bermanfaat dan dibutuhkan nyatanya amat melekat di hati hingga terkenang sepanjang masa. Teringat selalu akan kebaikan pemberinya, sehingga lisan memanjatkan doa untuknya. Yang seperti ini berpahala untuk penerima dan pemberinya. Berkah dirasakan oleh semua.
Memberikan hadiah menjadi sangat indah ketika dalam rangka untuk ketaatan. Setiap rupiah yang dikeluarkan untuknya tak ada yang tersia-siakan. Waktu dan tenaga yang kita berikan untuk itu akan mendapatkan balasan yang sepadan. Tiada yang lebih membahagiakan bila pemberian kita dimanfaatkan untuk merangkai keistikamahan dalam ketakwaan.
Memberikan hadiah hendaknya bukan karena ingin mengharapkan imbalan atau balasan. Jangan pamrih atas apa yang telah diberikan atau dilakukan. Niatkanlah karena Allah semata agar tak berakhir dengan kekecewaan. Karena, bila memberi hadiah agar mendapat balasan dan ternyata tak seperti yang diharapkan, maka kecewa pasti dirasakan.
Dalam urusan memberi hadiah, nyatanya kita tak boleh sembarangan tanpa memperhatikan rambu-rambu yang ada. Terkhusus kepada yang berlainan jenis atau yang bukan mahram, jangan sampai pemberian hadiah tersebut disalahartikan sehingga memercik rasa. Terlebih lagi, interaksi di antara lawan jenis itu amat rentan munculnya perasaan yang lebih dari biasanya. Inilah yang terjadi bila naluri mulai berbicara.
Bila pemberian hadiah itu berpotensi memicu naluri terhadap lawan jenis untuk bangkit dan berkembang, maka sebaiknya dihindari. Islam menuntun kita untuk selalu menjaga kehormatan diri dan orang lain. Jangan sampai pemberian hadiah tersebut membuat naluri menjadi liar tak terkendali hingga menjerumuskan pada kemaksiatan yang Allah murkai. Sebaiknya mencari cara lain yang lebih ‘aman’ dalam memberikan atau menunjukkan kepedulian terhadap saudara yang kita cintai tanpa menodai.
Hadiah yang diberikan kepada saudara hendaknya senantiasa dibingkai dalam cinta kepada Sang Mahakuasa. Tiadalah kita memberi, menerima, dan menolak hadiah selain menurut ketentuan-Nya. Yang kita kejar bukanlah penghargaan atau penilaian dari manusia. Sesungguhnya yang menjadi tujuan dalam setiap perbuatan kita adalah rida Allah semata.
Esensi memberi hadiah adalah agar tumbuh rasa saling cinta yang dengannya bisa menguatkan jalinan ukhuwah dalam akidah. Tentunya, semua harus dilakukan dengan mengikuti tuntunan syariah. Sebab, kita adalah hamba yang wajib untuk taat pada Allah dalam setiap hal, termasuk ketika memberi hadiah. Harapannya, dengan saling memberi hadiah, cinta sesama saudara terbina dalam limpahan berkah.
Tak berhenti di situ. Cinta dalam persaudaraan Islam tersebut akan menyatukan seluruh umat pada cita-cita yang sama. Visi dan misi yang telah menyatu dalam perjuangan agung untuk menegakkan kalimat Allah setinggi-tingginya, menjadikan bumi ini terbebas dari segala macam kejahatan dengan menerapkan aturan-Nya yang mulia.
Inilah hadiah terbaik yang bisa kita berikan sepanjang hayat masih dikandung badan. Semoga seberapa pun yang kita persembahkan untuk agama-Nya, bisa menjadi pemberat timbangan amalan kebajikan.
Wallahu a’lam bish-showab.[]
photo : google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]