Jangan Terjebak Kasus Vina

Jangan terjebak kasus vina

Kasus Vina dan berbagai masalah yang menimpa kita hari ini, sejatinya adalah masalah sistemis yang tidak akan bisa selesai tanpa menyelesaikan akar masalahnya.

Oleh. Netty al Kayyisa
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Hai Guys, siapa nih yang suka menonton film horor? Sudah pasti terpuaskan ya dengan menonton film “Vina, Sebelum 7 Hari” yang mulai rilis tanggal 8 Mei 2024. Sudah hampir dua bulan jagat perfilman tanah air menayangkan film ini, dan kegemparannya belum surut juga menyita perhatian banyak manusia dari yang muda hingga yang dewasa.

Film Vina, Sebelum 7 Hari ini menjadi populer karena diangkat dari kisah nyata, melibatkan dunia gaib, juga mengangkat kasus yang belum tuntas. Dari ulama, masyarakat umum, kepolisian, jaksa, hingga tayangan-tayangan di televisi, semua berbicara tentang kasus Vina.

Pernahkah kalian berpikir, Guys, mengapa kasus Vina ini menjadi mencuat setelah digarap menjadi sebuah film? Mengapa kasusnya harus diangkat lagi, dibahas berhari-hari, berbulan-bulan, hingga satu stasiun televisi tanah air dalam berbagai tayangannya mengupas kasus Vina dari berbagai sisi, menghadirkan “orang-orang penting” yang berhubungan dengan kasus Vina. Apakah ada konspirasi dari kasus Vina atau ada pengalihan isu atau ada apa di balik kasus Vina sehingga dibicarakan banyak manusia di Indonesia ?

Film dalam Pandangan Islam

Di dalam Islam membuat film atau menontonnya termasuk perkara yang mubah. Perkara mubah ini tetap harus memperhatikan hukum-hukum Islam terutama dari aspek silah jinsi (hubungan laki-laki perempuan) dan tata pergaulan dalam Islam seperti tabarruj, safar, ikhtilat, khalwat dan sebagainya. Begitu juga muatan atau isi dari film juga tetap harus diperhatikan jangan sampai menimbulkan kemudaratan, justru sebaliknya harus menguatkan keimanan.

Dari sini kita bisa menilai, Guys, film Vina, Sebelum 7 Hari ini jika kalian menontonnya apakah menjadikan keimanan kalian lebih kuat? Apakah tidak ada adegan dalam film itu yang melanggar hukum pergaulan dalam Islam? Jika semua terpenuhi it’s ok, kita menontonnya. Jika semakin menjauhkan dari ketaatan, skip saja dari sekarang.

Kasus Vina Adakah yang Istimewa?

Kasus pembunuhan Vina yang terjadi pada tahun 2016 kembali mencuat setelah di filmkan. Siapa Vina sebenarnya? Dia bukan Munir yang seorang aktivis atau Marsinah seorang pejuang nafkah hingga layak menjadi pahlawan di keluarganya. Vina dan kekasihnya adalah dua orang remaja yang meninggal karena ulah geng motor. Peristiwa ini menjadi menarik karena melibatkan persoalan keamanan lingkungan dengan adanya geng motor yang belum bisa diselesaikan secara tuntas oleh pemerintah. Sehingga membutuhkan perhatian lebih untuk menuntaskan kasus ini hingga akarnya.

Selebihnya, tidak ada yang istimewa dari kasus Vina. Kasus semacam ini ada banyak yang terjadi, tapi bisa jadi tak terungkap seperti kasus Vina. Satu hal yang bisa kita ambil pelajaran dari mencuatnya kasus Vina bahwa hukum di negara kita tak tegas dan tak mampu menyelesaikan masalah hingga ke akarnya.

Berhenti Euforia pada Kasus Vina

Guys, kalian adalah calon-calon pemimpin masa depan. Saat seluruh mata melihat Rafah, maka di Indonesia masih sibuk membahas kasus Vina. Padahal kasus Vina tak membuktikan apa-apa kecuali ketidaktegasan hukum di negara kita. Bukan bermaksud menyepelekan nyawa seorang Vina dan pacarnya tetapi hanya ingin menyadarkan kita semua bahwa ada banyak masalah lebih besar dan lebih penting untuk dibahas dan diselesaikan.

Kondisi pendidikan kita hari ini sedang tidak baik-baik saja, banyak masalah yang mendera seperti biaya pendidikan yang semakin tinggi, zonasi yang membuat pusing dan tak meratanya pendidikan, joki siswa baru, kualitas pengajaran, fasilitas minim, output tak sesuai harapan, dan sebagainya. Selain itu masalah kemiskinan, korupsi, ketahanan pangan, mahalnya harga-harga, stunting, narkoba, pergaulan bebas masih menjadi PR besar. Jadi, mari fokus menyelesaikan masalah-masalah ini daripada berdebat tiada ujung tentang Vina. Kita cukup melakukan tekanan pada penguasa untuk memberikan keadilan hukum kepada keluarga Vina meski sepertinya akan sulit terwujud dalam sistem hari ini.

Tugas Mulia Menanti

Kasus Vina dan berbagai masalah yang menimpa kita hari ini, sejatinya adalah masalah sistemis yang tidak akan bisa selesai tanpa menyelesaikan akar masalah, yaitu tidak diterapkannya syariat dalam seluruh aspek kehidupan. Dengan tidak diterapkannya syariat dalam bidang pergaulan, maka muncul kasus Vina dan geng motor. Dengan tidak diterpakannya syariat dalam bidang ekonomi, terjadi kemiskinan, mahalnya harga pangan, tidak bertanggungjawabnya negara terhadap kebutuhan rakyatnya, dan ada sejuta masalah lagi yang muncul karena tidak adanya penerapan syariat Islam ini.

https://narasipost.com/opini/05/2024/menguak-kasus-vina-cirebon/

Oleh karena itu, kalian sebagai generasi muda, generasi pemimpin masa depan, harus berperan dalam proyek besar penegakan Daulah Islam Khilafah Rasyidah yang akan menerapkan Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Kalian tidak bisa tinggal diam atau hanya memikirkan diri sendiri, berfoya-foya di tengah masalah yang semakin rumit dan membutuhkan penyelesaian segera. Sudah tidak ada waktu bagi kalian berpangku tangan, karena tegaknya Daulah Islam sebagai perisai umat harus segera ditegakkan. Umat akan berlindung di belakang khalifah. Sebaliknya khalifah akan senantiasa memastikan rakyat yang berlindung di belakangnya terselamatkan harta, jiwa, dan kehormatannya. Karena khalifah menyadari bahwa dia adalah perisai umat.

إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدْلٌ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ ، وَإِنْ يَأْمُرُ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ [رواه البخاري ومسلم]

”Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Ia akan dijadikan perisai saat orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika ia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan adil, maka dengannya, ia akan mendapatkan pahala. Namun, jika ia memerintahkan yang lain, maka ia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya.” (HR. Bukhari dan Muslim). []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Netty al Kayyisa Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Generasi Rusak, Akibat Sistem Sekularisme yang Rusak
Next
Ilmuwan dan Sumbangsihnya dalam Peradaban
2 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Netty
Netty
1 month ago

Terima kasih tim NP yang sudah menayangkan artikel ini

Angesti Widadi
4 months ago

Geng motor memang meresahkan!? Saya paling gak nyamaaan ada komunitas geng motor! lebih banyaak mudaratnyaaaa dibanding faedahnya..

Netty
Netty
Reply to  Angesti Widadi
1 month ago

Hooh. Identik dengan keburukan sih geng motor ini. Makasih ya akak sudah mampir. Baru tengok2 sayanya. He he

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram