Generasi muda yang memiliki cinta hakiki sebagai bekal perjuangan demi kejayaan Islam yang mulia adalah yang tidak menodai cinta dengan perbuatan sia-sia.
Oleh. Atien
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Syariah. Istilah tersebut menjadi sebuah kalimat sakti bagi bisnis-bisnis muamalah yang berkembang saat ini. Ada perbankan, pegadaian, asuransi, dan kredit rumah yang memakai nama “syariah” di belakangnya. Siapa sangka, hal itu menjadi “jurus ampuh” yang membuat orang luluh, tertarik, dan tergoda untuk mengikutinya.
Sob, bisnis-bisnis di atas banyak dilirik dan diminati meskipun belum sepenuhnya sesuai dengan aturan agama. Namun, hal itu patut disyukuri karena paling tidak masyarakat sudah memiliki pemahaman bahwa akad-akad yang dilakukan ternyata harus sesuai dengan aturan dari Allah Swt.
Aturan Islam yang datang dari Sang Pencipta memang harus diterapkan di seluruh denyut nadi kehidupan ya, Sob. Tidak hanya di ranah muamalah, tetapi hal itu juga berlaku saat manusia menyalurkan naluri atau garizah yang dimilikinya. Salah satunya yaitu munculnya rasa suka dan sayang kepada lawan jenisnya. Kedua rasa itu akhirnya menjadi sesuatu yang dinamakan cinta. Bagi kalian yang masih remaja, rasa tersebut merupakan sebuah pengalaman baru dengan sejuta suka duka yang menyertainya.
Generasi Rapuh
Saat kita membahas tentang remaja, pasti erat hubungannya dengan sifat labil dan bapernya yang di atas rata-rata. Tentu bukan rahasia umum lagi ya, Sob, kalau remaja zaman now bapernya tingkat dewa saat tersandung cinta. Enggak ada sesuatu yang dipikirkan kecuali tentang seseorang yang telah mencuri hatinya. Apa pun akan dilakukannya agar si dia bahagia.
Semua yang dimilikinya juga akan diberikan meskipun harus mengorbankan sesuatu yang berharga. Waduh, gawat dong, Sob. Padahal orang yang dicintai belum tentu punya perasaan yang sama. Bahkan orang yang dicinta pun masih orang asing karena belum jadi siapa-siapa di dalam hidupnya. Itulah daya tarik si virus cinta yang mampu membuat siapa saja tunduk di bawah kendalinya.
Fenomena demikian merupakan penampakan dari generasi pemuja cinta bermental bucin yang membabi-buta ya, Sob. Sebab yang ada di benaknya hanya tentang cinta dan si dia. Alam bawah sadarnya pun seolah tertutup oleh wajah kekasih hatinya. Nah lo, kalau sudah begini, auto susah untuk menyadarkannya. Ibarat penyakit, sudah di level stadium tinggi yang susah dicari obatnya.
Sob, bucinnya generasi remaja saat ini memang enggak kaleng-kaleng. Itu semua karena pengaruh dari sistem rapuh saat ini yang bikin mental remaja mudah oleng. Kedekatan remaja dengan gadget yang selalu menempel di tangan membuat mereka terbelenggu dalam kerangkeng “si setan gepeng”. Barang tersebut ternyata memberikan andil besar yang memengaruhi pemikirannya. Parahnya, para orang tua juga terlambat menyadari hal itu karena mereka abai dengan tanggung jawabnya dalam mengawasi aktivitas anak-anaknya di dunia maya.
Mengapa mental remaja menjadi begitu rapuhnya? Hal itu bisa terjadi karena mereka selalu disuguhi dengan tayangan-tayangan kisah cinta penuh drama yang banyak berseliweran di media sosialnya. Mereka pun menelan mentah-mentah konten-konten tentang cinta buta para idola yang sebenarnya mengumbar sensasi dan pansos belaka.
Alhasil, konten-konten tersebut dijadikan tuntunan dan panutan terutama oleh anak muda yang masih labil pemikirannya. Astagfirullah. Tenyata begitu mengerikan sihir dunia maya bagi para generasi muda tanpa benteng pemahaman agama.
Naluri yang Alami
Adanya rasa cinta merupakan sesuatu yang wajar pada setiap manusia. Rasa tersebut muncul bersamaan dengan lahirnya seorang anak ke dunia. Maka dari itu, rasa tersebut akan tetap hidup sampai dirinya meninggalkan dunia.
Sayangnya, banyak yang salah kaprah mengenai rasa cinta ini, Sob. Kalian tahu kenapa? Sebab, orang yang lagi kejatuhan cinta merasa harus menyalurkan rasa cintanya dengan segera.
Menurut mereka, jika hal itu tidak dilakukan maka akan menimbulkan bahaya hingga kehilangan nyawa. Padahal, rasa itu hanya menghadirkan kegelisahan di hati orang yang sedang merasakannya. Jadi, enggak mungkin dong rasa tersebut menimbulkan korban jiwa. Kalau ada yang masih beranggapan demikian, itu pasti 100% hoaks semata. Oleh karena itu, kamu enggak usah percaya dan terpengaruh olehnya, ya, Sob.
Pemahaman yang salah tentang cinta merupakan sesuatu yang harus dihilangkan. Soalnya apa yang ada di benak generasi muda sudah enggak rasional alias berlebihan.
Rasulullah saw. sudah mengingatkan manusia untuk menjauhi sikap tersebut di dalam sebuah hadis yang artinya:
“Cintailah orang yang kamu cintai sekadarnya. Bisa jadi orang yang sekarang kamu cintai suatu saat nanti harus kamu benci. Dan bencilah orang yang kamu benci sekadarnya, bisa jadi di satu hari nanti dia menjadi orang yang harus kamu cintai.” (HR. At-Tirmidzi)
Nah, dari hadis di atas, kalian tentu bisa mengambil sebuah pelajaran. Apa itu? Yoi, benar banget Sob, ternyata boleh saja kalian mencintai seseorang tapi jangan keterlaluan. Cukup sesuai porsi saja agar tidak menimbulkan penyesalan di kemudian hari, lebih-lebih di hari kemudian (akhirat). Kalian pasti juga sudah paham dong, kalau rasa sesal itu pasti absennya paling belakang. Soalnya kalau nongol paling depan, itu namanya pendaftaran. Hehehe.
Bucin yang Dianjurkan
Tapi kalian jangan khawatir apalagi putus asa ya, Sob. Soalnya ada bucin yang justru dianjurkan atas setiap insan, bahkan hal itu akan membuat hidupnya mulia. Hanya saja, tidak semua orang menyadarinya. Untuk memiliki kesadaran tersebut, kita bisa merenungi salah satu firman Allah Swt. yang artinya:
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (TQS. Adz-Dzariyat [51]: 56)
Ayat di atas merupakan perintah untuk taat, tunduk, dan patuh kepada apa yang telah diperintahkan oleh Allah Swt. Hal itu menjadi sebuah keniscayaan karena semua manusia hanyalah makhluk ciptaan sekaligus hamba yang harus terikat kepada ketetapan Sang Pencipta.
https://narasipost.com/surat-pembaca/11/2020/bucin-akut-membuat-jiwa-kalut/
Sob, adanya ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan seorang hamba kepada Allah Swt. merupakan bukti cinta sejati tanpa syarat. Rasa cinta tersebut diaplikasikan dengan ketaatan penuh kepada aturan syariat. Intinya, cinta yang dimilikinya benar-benar telah melekat erat. Tanpa ragu, dirinya pun rela berkorban apa saja tanpa merasa berat.
Cinta Hakiki
Semua hal yang dimilikinya akan diberikan kepada yang dicintainya baik itu waktu, tenaga, harta, dan bila perlu nyawanya. Segalanya dipersembahkannya hanya kepada Zat yang telah menciptakannya. Itulah bucin versi Islam yang membuat kehidupannya bahagia. Sebab rasa cinta yang dimilikinya telah membuatnya merasakan manisnya keimanan di dalam kehidupannya.
“Ada tiga perkara, siapa saja yang memilikinya ia telah menemukan manisnya iman. Yaitu orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari yang lainnya, orang yang mencintai seseorang hanya karena Allah, dan orang yang tidak suka kembali kepada kekufuran sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke neraka.” (Mutafaq ‘alaih)
Intinya nih, Sob, kecintaan yang begitu dalam kepada Sang Pemilik alam semesta menjauhkan keinginannya untuk menduakan aturan agama. Bahkan enggak tebersit sedikit pun di dalam hatinya untuk melakukannya. Di benaknya juga enggak ada bayangan untuk berpaling dari segala yang telah diperintahkan kepadanya. Sebab, dirinya sadar betul bahwa kehidupan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya saat hidup di dunia. Itulah bucin syariah yang membuat diri tetap mampu bertahan dalam segala kondisi yang ada.
Bucin versi syariah juga akan membuat seorang hamba merasa tak berdaya tanpa aturan agama. Dirinya pun ingin selalu dekat dengan Sang Pencipta untuk mengadukan seluruh permasalahan hidup yang menderanya. Alhasil, di hatinya muncul niat yang kuat untuk menjadi hamba yang beriman dan bertakwa. Kekuatan itulah yang membuat generasi muda mau untuk belajar agama agar mereka mampu membuktikan rasa cintanya kepada Allah Swt. Dengan belajar, dirinya akhirnya mengerti mana hal-hal yang diridai dan dimurkai oleh-Nya.
Hal-hal di atas mendorongnya untuk semangat dalam menjalani kehidupan sesuai dengan perintah agama, ya, Sob. Dirinya juga senantiasa berpikir dan bertindak sesuai dengan apa yang sudah menjadi ketetapan-Nya. Sebab di dalam hatinya ada rasa takut kehilangan kesempatan untuk dekat dengan-Nya. Rasa tersebut membuatnya bergegas untuk menjalankan apa yang menjadi kewajibannya sebagai seorang hamba.
Sob, semoga enggak ada lagi bucin-bucin baper yang membuat mereka berbuat nekat dan melanggar aturan agama dengan mengakhiri hidupnya. Sebaliknya, mereka akan menjelma sebagai sosok generasi muda yang memiliki cinta hakiki sebagai bekal perjuangan demi kejayaan Islam yang mulia. Cinta itu indah, jangan dinodai dengan perbuatan yang sia-sia, ya, Sob! Tunjukkan cintamu dengan langkah nyata yang kelak akan membuatmu meraih kebahagiaan hakiki di janah-Nya.
Wallahu a'lam bish-shawwab.[]
Alhamdulillah. Jazakillah Khoir mom dan Tim NP.