Ibu Cabuli Anak, Tercerabutnya Fitrah Kasih Sayang

Ibu Cabuli Anak

Dalam Islam, perlindungan terhadap anak dilakukan secara sistemis, yakni melalui berbagai aturan, di antaranya sistem ekonomi Islam.

Oleh. Erdiya Indrarini
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Sungguh miris, seorang ibu yang harusnya menyayangi dan merawat buah hati justru menjadi sumber petaka bagi anaknya. Ini sebagaimana yang dilakukan oleh ibu muda di Pondok Aren, Tangerang Selatan, berinisial R (22 tahun). Ia nekat mencabuli sambil merekam tindakan asusila terhadap anaknya yang berusia 5 tahun. Dalam pemeriksaan, ia mengaku melakukan tindakan amoral itu karena diancam oleh seseorang yang dia kenal melalui akun Facebook bernama Icha Shakila. Awalnya, R mengaku diiming-imingi uang Rp15 juta dengan syarat mengirimkan foto porno dirinya. Karena kebutuhan ekonomi, R mengirimkan foto yang diminta.

Namun uang tidak didapat, R malah disuruh membuat video mesum dengan suaminya. Jika R menolak, foto-fotonya akan disebarkan. Karena suami R tidak di rumah, Icha memaksa R untuk berbuat asusila dengan anak balitanya. Akhirnya, perbuatan asusila tersebut terjadi pada 30 Juli 2023 dan belakangan ini viral. Demikian yang disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi di Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (5-6-2024). (bbc.com, 7-6-2024).

Atas perbuatannya, kini R terancam hukuman hingga 12 tahun penjara dengan sangkaan pasal berlapis dari UU ITE, UU Pornografi hingga UU Perlindungan Anak. Lantas, bagaimana pandangan Islam terhadap fenomena tersebut?

Dampak Psikologis Anak

Kekerasan terhadap anak seolah tiada henti. Kasus demi kasus kejahatannya makin meluas dan sangat menghawatirkan, padahal ada bahaya laten yang mengancam anak korban kejahatan seksual. Meski tidak terindikasi trauma pada balita korban kejahatan seksual, tetapi anak usia 0—6 tahun sedang mengalami penyerapan pengalaman tanpa filter, baik pengalaman yang buruk maupun yang baik, yang wajar maupun yang tidak wajar. Semua yang diserap oleh panca indranya otomatis tersimpan dalam memori otaknya.

Oleh karenanya, sebagaimana dikutip dari kompas.com (8-6-2024), psikolog anak Novita Tandry berpesan bahwa korban pelecehan dan kekerasan seksual itu harus dipantau dan terus dilakukan pendampingan. Hal ini karena walaupun saat ini terlihat normal dan baik-baik saja, tetapi tidak bisa menjadi pedoman bagaimana efek ketika remaja dan dewasa.

Kerusakan Moral

Kasus pencabulan balita oleh ibunya ini telah menunjukkan kerusakan moral yang luar biasa. Seorang ibu yang seharusnya sangat menyayangi anaknya justru melakukan tindakan cabul pada buah hatinya. Hal ini telah menunjukkan bahwa fitrah mengasihi dan menyayangi alias garizah nau' yang Allah Swt. karuniakan pada setiap manusia telah tercabut darinya.

Hal ini menambah fakta bahwa pada kehidupan yang sangat sekuler saat ini, kasus kejahatan dan kekerasan makin beragam jenis dan pelakunya. Jika dahulu kekerasan seksual dilakukan oleh laki-laki seperti bapaknya, pamannya, saudara laki-lakinya, atau tetangganya, kini seorang ibu pun tega melakukannya.

Paham sekularisme yang mengampanyekan bahwa agama jangan dibawa-bawa dalam urusan publik, telah memengaruhi cara pandang mayoritas muslim di negeri ini. Terlebih, paham sekularisme ini telah diaruskan secara sistemis, baik melalui sistem pendidikan, media, maupun sistem sanksi yang tidak membuat jera pelakunya.

Sistem pendidikan sekuler yang diterapkan di negeri ini pun telah mengakibatkan masyarakat jauh dari profil seorang muslim. Seorang muslim harusnya tidak sekadar bisa berbuat baik, tetapi mesti memiliki kepribadian Islam, yakni berpola pikir berdasarkan Islam dan berperilaku juga berdasarkan syariat Islam. Walhasil, dengan adanya sekularisme, masyarakat menyandarkan perbuatannya tidak lagi pada halal haram, tetapi pada capaian materi dan kesenangannya. Tidak heran jika ada seorang ibu yang dengan keji mencabuli anaknya hanya karena diiming-imingi materi.

Selain itu, faktor ekonomi juga memicu terjadinya kerusakan moral dan kejahatan. Kekerasan orang tua terhadap anak sering dijumpai karena orang tua mengalami stres akibat terbebani masalah ekonomi.

Memang, negara telah melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan kasus kejahatan terhadap anak. Salah satunya adalah Program Kota Layak Anak (KLA). Namun, kejahatan pada anak nyatanya masih marak. Kasus kekerasan seksual masih menjadi wabah yang meluas di negeri ini. Hal ini karena solusi yang dilakukan pemerintah tidak menyentuh akar masalah.

Akar Masalah Ibu Cabuli Anak

Sungguh, paham sekularisme yang merupakan asas dari ideologi kapitalisme yang diadopsi negeri ini telah melahirkan keluarga yang jauh dari nilai-nilai Islam dan dekat dengan kriminalitas. Sementara itu, paham liberalisme alias kebebasan yang menjadi mitra ide sekularisme pun menjadikan masyarakat bebas tanpa batas yang jelas. Media-media dibiarkan menayangkan adegan yang memicu syahwat. Di berbagai sudut daerah pun dibiarkan adanya kegiatan-kegiatan masyarakat yang mengundang erotisme dengan dalih budaya.

https://narasipost.com/opini/04/2024/sanksi-bagi-pelaku-kejahatan-islam-solusinya/

Di sisi lain, negara membiarkan dengan alasan kebebasan berekspresi. Bahkan jika ada yang melanggar dan mendapat hukuman, sistem sanksi yang diterapkan pun tidak menimbulkan efek jera bagi pelakunya, termasuk sanksi bagi pelaku kekerasan seksual pada anak. Di samping itu, sanksi yang diterapkan tidak menimbulkan efek jera.

Inilah akibat dari penerapan ideologi kapitalisme di negeri ini. Ideologi kapitalisme telah meniscayakan adanya sekularisme yang menjauhkan syariat Islam dari kehidupan publik, liberalisme alias kebebasan, demokrasi, ide feminisme, kesetaraan gender, ide moderasi, dan lain-lain. Oleh karena itu, selama negeri ini masih mengadopsi ideologi kapitalisme, kerusakan moral dan berbagai kejahatan seperti kekerasan seksual pada anak akan terus berulang.

Islam Solusi Hakiki Perlindungan Anak

Islam tidak sekadar agama, tetapi juga sistem kehidupan yang memiliki paradigma khas untuk menyelesaikan setiap problematika, yaitu dengan penyelesaian yang lengkap dan menyeluruh. Dalam Islam, negara merupakan pilar dalam pelaksanaan aturan, di samping juga masyarakat dan individu atau keluarga. Dalam sistem Islam, negara merupakan benteng bagi keselamatan seluruh rakyatnya, termasuk anak-anak. Oleh karena itu, pemimpin negara wajib melindungi dan mengayomi rakyatnya sebagaimana sabda Rasulullah saw.,

الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Imam (Khalifah) adalah ra’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR. Al-Bukhari).

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

”Sesungguhnya imam (khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Abu Dawud).

Dalam Islam, perlindungan terhadap anak dilakukan secara sistemis, yakni melalui berbagai aturan. Di antaranya adalah penerapan sistem ekonomi Islam. Dalam sistem ekonomi Islam, negara wajib memenuhi segala kebutuhan rakyatnya. Oleh karena itu, negara akan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya agar para laki-laki kepala rumah tangga bisa memberikan nafkah dengan cukup.

Dengan demikian, para ibu bisa menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan penjaga anak-anak. Mereka tidak terbebani dengan kebutuhan ekonomi hingga menghalalkan segala cara, termasuk mengorbankan anaknya demi kebutuhan materi. Dampaknya, sistem ekonomi Islam akan mencegah para orang tua mengalami stres karena beban ekonomi.

Selain itu, negara akan menerapkan sistem pendidikan Islam. Untuk itu, negara wajib menetapkan kurikulum yang berdasarkan akidah Islam. Kurikulum ini akan menghasilkan generasi takwa yang akan menjalankan seluruh perintah Allah dan menjaga diri dari kemaksiatan apa pun yang dilarang-Nya.

Negara juga akan mengatur media massa. Bahwasanya setiap berita, informasi, dan tayangan apa pun harus bersifat menumbuhkan ketakwaan pada Allah Swt.. Sebaliknya, negara melarang keras konten-konten yang bisa melemahkan keimanan dan memicu kemaksiatan.

Di samping itu, negara juga akan menerapkan sanksi tegas terhadap pelaku kejahatan, termasuk kejahatan seksual. Dengan sanksi tegas sesuai syariat maka akan menimbulkan jera bagi pelakunya dan membuat ngeri bagi yang ingin meniru kejahatannya.

Dengan demikian, ketika syariat Islam ditegakkan maka kedudukan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam akan menjadi keniscayaan. Para orang tua tidak stres karena beban ekonomi, anak-anak pun bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal, serta tercipta kehidupan yang aman dari bahaya kejahatan.

Wallahua'lam bishawab.[]

#MerakiLiterasiBatch2
#NarasiPost.Com
#MediaDakwah

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Erdiya Indrarini Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Sistem Islam Mewujudkan Generasi Emas
Next
Menikah untuk Bahagia
4 4 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Ummayyaa
Ummayyaa
5 months ago

Sejatinya sekulerisme kapitalisme adalah buah pemikiran manusia yang menghasilkan kerusakan, kemiskinan dan kesengsaraan. Sangat miris, karena faktor ekonomi, seorang wanita meninggalkan fitrah keibuannya. Maka hanya Islam solusi shahih yang mampu menyelesaikan segala persoalan manusia, karena berasal dari Allah Sang Pencipta

Dite umma gaza
Dite umma gaza
5 months ago

Baca artikelnya saja sdh nyesek.. .apalagi realitanya.... Semoga Allah menjaga dan melindungi keluarga kita semua.. sudah saatnya ummat muslim bersatu..mendekatkan diri pd Allah..beramal dan beribadah dg ilmu..melek politik ..memperjuangkan syariat islam secara kaffah.. Allahuakbar

Mahyra
Mahyra
5 months ago

Miris banget realita saat ini astaghfirullah

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram