Solusi atas kelaparan global dapat terwujud apabila sistem ekonomi kapitalisme diganti dengan Islam.
Oleh. Mutiara
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Kelaparan akut kini menjadi ancaman dunia. Diperkirakan 1 dari 5 orang mengalami kelaparan di 59 negara sebagaimana yang diungkapkan oleh organisasi pangan dunia (FAO). Berdasarkan laporan FAO, tercatat 282 juta orang di 59 negara tersebut mengalami tingkat kelaparan akut, jumlah ini menunjukkan peningkatan sebanyak 24 juta orang pada tahun 2023 (CNBC Indonesia, 04/05/2024). Kenaikan angka tersebut disebabkan meningkatnya cakupan laporan tentang konteks krisis pangan serta penurunan tajam ketahanan pangan. Anak-anak dan perempuan berada di garis depan krisis kelaparan ini, sebanyak 36 juta anak di bawah 5 tahun kekurangan gizi akut yang tersebar di 32 negara.
Penyebab dari kerawanan pangan akut ini ada beberapa, yakni perang, krisis iklim dan cuaca ekstrem, kemiskinan, dan lain-lain. Bahkan bombardir Israel atas Gaza diidentifikasi sebagai penyebab meningkatnya jumlah masyarakat yang mengalami bencana kelaparan (AntaraNews, 25/04/2024). Situasi yang terjadi di Gaza menyumbang 80% masyarakat yang menghadapi kelaparan di dunia, bersama dengan Sudan Selatan, Burkina Faso, Somalia, dan Mali (CNBC Indonesia, 04/05/2024).
Mengarah pada fakta tersebut, Global Network Against Crisis mendesak pimpinan negara-negara dunia untuk mengambil langkah menyelesaikan permasalahan ini dengan pendekatan transformatif yang mengintegrasikan perdamaian dunia, pencegahan perang, dan pembangunan ketahanan pangan. Pertanyaannya adalah apakah langkah ini berhasil menyelesaikan permasalahan kelaparan di dunia?
Penyebab Krisis Kelaparan Global
Sejatinya, faktor utama penyebab bencana krisis kelaparan dunia ini adalah sistem ekonomi kapitalisme yang masih diterapkan di berbagai negara saat ini. Sistem ini tidak memiliki mekanisme untuk menyejahterakan rakyat, sebab konsep kebebasan kepemilikan berhasil menciptakan kesenjangan kesejahteraan. Konsep ini mengizinkan penguasaan sumber daya alam oleh segelintir orang di berbagai negara miskin sehingga membuat yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin dan memperparah benang kusut ekonomi masyarakat.
Di sisi lain, kapitalisme juga telah menihilkan peran negara dalam menjamin kesejahteraan setiap individu rakyatnya. Rakyat dibiarkan berjuang sendiri memenuhi kebutuhan perutnya. Hal ini dikarenakan negara hanya menjadi fasilitator penjamin kebebasan, termasuk di dalamnya kebebasan kepemilikan yang meniscayakan pemilik modal menguasai pasar dan sektor strategis.
Bahkan pengurusan ketahanan pangan dalam negara pun disusun berdasarkan konsep bisnis antara pengelola dengan rakyat. Inilah yang menyebabkan akses terhadap pangan menjadi sulit. Belum lagi upah pekerja yang rendah dan lapangan pekerjaan yang minim telah menjadi fenomena dalam sistem ini. Perdamaian dunia yang digaungkan pun sulit terwujud tersebab kepentingan yang menjadi benteng utama. Terlihat dari bagaimana pemborbardiran di Gaza masih terus berlangsung walaupun mayoritas masyarakat dunia menyerukan penghentian penjajahan di sana.
https://narasipost.com/opini/06/2021/dunia-krisis-pangan-bagaimana-islam-memandang/
Inilah bukti betapa gagalnya sistem kapitalisme mewujudkan kesejahteraan dan menghilangkan kelaparan di dunia. Langkah transformatif tadi yang didesak kepada pimpinan negara-negara hanya akan berujung sia-sia bila sistem ekonomi kapitalisme masih eksis diterapkan di berbagai negara. Sistem ini telah menyeret umat manusia ke dalam krisis parah yang berkepanjangan.
Islam Solusi Nyata Kelaparan Global
Oleh karenanya, solusi atas kelaparan global hanya dapat terwujud apabila sistem ekonomi kapitalisme diganti dengan Islam. Sistem yang telah terbukti keberhasilannya mewujudkan 0% kemiskinan hanyalah sistem Islam semata. Salah satu buktinya yaitu pada masa kepemimpinan Khalifah Harun Ar-Rasyid yang tidak ada satu orang pun yang menerima zakat sebab merasa telah tercukupi. Ini dikarenakan sistem Islam memiliki mekanisme luar biasa dalam pengurusan rakyat.
Konsep sistem ekonomi Islam tentang kepemilikan terbagi menjadi tiga, yakni kepemilikan individu, kepemilikan negara, dan kepemilikan umum yang dikelola dengan baik agar tidak terjadi kemudaratan. SDA yang melimpah termasuk dalam kepemilikan umum yang tidak boleh dimiliki oleh individu, melainkan negara yang harus mengelolanya. Hasilnya dikembalikan kepada rakyat, baik berupa tunjangan kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan lain-lain dan menjadi kewajiban negara dalam penyediaan tersebut karena termasuk kebutuhan pokok sehingga pendapatan keluarga dapat dialokasikan ke kebutuhan individu. Dengan jaminan pemenuhan kebutuhan pokok oleh negara, masalah kelaparan di dunia akan teratasi.
Pengelolaan SDA oleh negara juga akan membuka peluang lapangan pekerjaan dengan gaji besar agar kebutuhan sandang, pangan, dan papan masyarakat dapat terpenuni. Begitu pun dengan sistem keuangan negara menggunakan baitulmal dengan pos pendapatan yang beragam dan nihil utang. Belum lagi dengan mata uang emas dan perak yang tingkat inflasinya 0% maka niscaya kesejahteraan dapat terwujud, terlebih sistem ekonomi Islam menjamin kesejahteraan individu per individu, bukan masyarakat secara umum. Dengan demikian, meski ada satu orang saja yang kelaparan, negara akan segera memberi solusi sehingga tidak sampai menjadi bencana global.
Sungguh Allah Swt. telah menurunkan sistem Islam yang sempurna, darinya terpancar peraturan-peraturan yang sempurna pula dalam mengatur kehidupan kita. Allah Swt. berfirman,
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ
Aritnya: "Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu." (QS. Al-Maidah: 03).
Oleh karena itu, masalah kelaparan global ini hanya dapat terselesaikan dengan kembali pada aturan Pencipta manusia Yang Maha Sempurna yaitu dengan menerapkan Islam secara kaffah. Wallahua'lam bishawab.[]
#MerakiLiterasiBatch1
#NarasiPost.Com
#MediaDakwah
Bener banget penjelasan di atas. Sungguh nda ada yang bisa mengentaskan masalah kelaparan kecuali Islam ditegakkan
Kelaparan sebuah keniscayaan di sistem kapitalisme