Menghadirkan Suasana Surga di dalam Rumah

menghadirkan surga dalam rumah

Meski surga hanya bisa didapati di akhirat, tetapi Allah mengizinkan orang-orang yang beriman dapat merasakannya meski masih di dunia ini.

Oleh. Aya Ummu Najwa
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Adalah manusiawi jika setiap orang ingin masuk surga. Dengan segala macam latar belakang keimanan, status sosial, maupun usia, semua orang ingin ke surga. Tak hanya orang saleh, orang awam atau bahkan orang jahat pun pasti ingin bisa masuk surga kelak. Surga, meski belum pernah dilihat, tak dapat dijangkau oleh pikiran, namun ia dibayangkan sebagai tempat yang indah, penuh kesejukan, ketenangan, kebahagiaan, ketenteraman, juga kenikmatan. Setiap yang memasukinya adalah orang-orang yang paling beruntung dan paling bahagia.

Dengan gambaran di atas, manusia berlomba-lomba untuk dapat meraihnya, berusaha menciptakan suasana surgawi meski masih di dunia. Manusia yang menginginkan surga, pasti menginginkan masuk surga bersama orang yang dicintainya, termasuk pasangan, anak-anaknya, orang tua, dan lainnya. Untuk itulah, ia akan berupaya menghadirkan suasana surgawi itu sedari dari rumahnya di dunia.

Baiti Jannati

Baiti jannati atau rumahku surgaku, adalah sebuah ungkapan yang melukiskan suasana rumah yang nyaman, tenang, tenteram, damai, suasana di mana kebahagiaan senantiasa meliputi para penghuninya. Sebuah suasana yang jauh dari suasana penuh kegelisahan, kekacauan, konflik, kepura-puraan, kebohongan, dan segala hal perusak kenyamanan.

Rumahku surgaku adalah gambaran keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Sebuah keluarga yang mengupayakan ketenangan dan kenyamanan, serta kehidupan keluarga yang dipenuhi cinta dan kasih sayang dengan senantiasa mengharap rida dari Allah. Rumahku surgaku bukanlah sebuah khayalan yang tak dapat diwujudkan. Ia merupakan sebuah harapan yang sangat mungkin untuk diupayakan karena tak semua keluarga Allah izinkan mendapatkannya.

Sungguh, meski surga hanya bisa didapati kelak setelah di akhirat, tetapi Allah mengizinkan orang-orang yang beriman dapat merasakannya meski masih di dunia ini, dengan suasana rumah yang dipenuhi cinta kasih sehingga membuat bahagia penghuninya. Di antaranya adalah, diciptakan-Nya istri/suami dari jenis mereka sendiri. Rasa cinta, kasih sayang, juga ketenteraman merupakan anugerah dan salah satu tanda kekuasaan Allah yang dapat muncul dari suami/istri. Ketika suami/istri saling bekerja sama dalam mengupayakannya, maka ketenangan dan kenyamanan, serta kehidupan keluarga yang dipenuhi cinta dan kasih sayang ini pun bisa diwujudkan.

Dalam ayat 21 surah Ar-Rum, Allah menjelaskan bahwa ketenteraman seharusnya dapat dirasakan oleh pasangan yang sudah menikah. Akan tetapi, nyatanya tidak semua rumah tangga yang dapat merasakan kebahagiaan dalam pernikahannya. Jangankan kehidupan yang tenang dan tenteram, banyak kita jumpai pasangan suami istri yang justru selalu dalam kondisi perselisihan dan konflik yang tak jarang berakhir pada perceraian.

Untuk itulah suasana surga memang harus diupayakan ia membutuhkan kerja sama semua anggota keluarga, dan tak hanya menjadi harapan dan angan semata, dan suami-istri adalah pihak yang paling bertanggung jawab dalam upaya menghadirkan suasana surga di dalam rumahnya. Sebagaimana Allah telah mengabarkan dalam firman-Nya dalam surah Ar-Rum ayat 21, “Di antara tanda kekuasaan-Nya ialah diciptakan-Nya untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, agar kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antara kalian rasa kasih sayang. Sungguh hal itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berakal.”

Lalu apa saja yang harus dipersiapkan dalam upaya menghadirkan suasana surga di dalam rumah orang-orang yang merindukan surga?

  1. Memperkuat Keimanan

Setiap orang yang menginginkan rumahnya dipenuhi suasana surga, maka ia harus memulai dari dirinya dan seluruh anggota keluarga. Ketika semua anggota keluarga mulai memperbaiki akidah mereka dan menjelma menjadi orang-orang saleh, maka cita-cita menciptakan baiti jannati akan mudah terwujud. Akan tetapi, ketika para penghuni rumahnya adalah orang-orang yang rusak agamanya, yang tercermin dari istri yang tidak taat kepada suami, suami yang zalim kepada istri, anak-anak pembangkang yang durhaka kepada orang tua, maka yang tercipta bukanlah rumahku surgaku, namun rumahku nerakaku.

Di antara kiat untuk menguatkan keimanan adalah dengan bersungguh-sungguh dan serius dalam ketaatan, serta saling mengingatkan sesama anggota keluarga dalam hal kebajikan. Seorang suami yang mendidik istri dan anak-anaknya dalam ketaatan, mengajari mereka Al-Qur'an, dan mengondisikan rumahnya agar senantiasa dalam keridaan Allah. Sebagaimana Rasulullah bersabda dalam riwayat Imam Abu Daud (1308), An-Nasa’i (3/205), dan Ibnu Majah (1336): “Semoga Allah merahmati suami yang bangun malam hari lalu mengerjakan salat dan membangunkan istrinya untuk salat bersama. Apabila istrinya enggan, ia percikkan air di wajahnya. Dan semoga Allah merahmati seorang istri yang bangun malam hari lalu salat dan membangunkan suaminya untuk salat bersama. Apabila suaminya enggan, ia percikkan air di wajahnya.”

  1. Menciptakan Keharmonisan dengan Memahami Peran Masing-masing.

Sesungguhnya pilar hubungan suami istri adalah persahabatan yang terpancang di atas cinta dan kasih sayang. Hubungan ini sangat mendalam dan lekat. Bahkan ,begitu lekatnya hingga Allah mengisahkan mereka sebagai pakaian yang menempel langsung ke badan yang menutupi aurat dan aibnya, menjaganya dari dingin dan panasnya cuaca, serta menampilkan keindahan padanya. Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 187, "Mereka itu adalah pakaian untukmu dan kalian pun adalah pakaian untuk mereka.”

Keharmonisan rumah tangga akan terjadi jika masing-masing anggota keluarga memahami perannya masing-masing. Seorang suami memahami perannya sebagai pemimpin atas istri dan anak-anaknya. Ia bertanggung jawab memberikan nafkah yang layak sesuai dengan kemampuannya untuk keluarganya. Nafkah adalah kewajiban seorang laki-laki, jika nafkah tidak diberikan dengan benar, maka ketenteraman keluarga akan terganggu. Seorang suami pun berkewajiban memperlakukan istri dan anak-anaknya dengan kasih sayang, mengayomi keluarganya dan menjadi teladan bagi keluarganya dalam hal ketaatan. Sebagaimana sabda Rasulullah riwayat At-Tirmidzi berikut,

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي

”Orang yang paling baik di antara kalian para suami adalah yang paling baik perlakuannya terhadap keluarganya dan aku adalah yang terbaik terhadap keluargaku.”

Akan tetapi, kebahagiaan rumah tangga tak hanya tergantung dari peran suami semata, harus diimbangi dengan terlaksananya tugas dan fungsi utama seorang istri yang juga seorang ibu. Dalam Islam, tugas utama seorang perempuan adalah sebagai ibu dan pengatur rumah, yaitu sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Seorang istri yang menjadikan ketaatannya sebagai peredam kegelisahan suami. Ketika suaminya sedang tidak ada, ia menjaga dirinya dan harta suaminya, menjaga dan mendidik anak-anaknya dengan ilmu dan kasih sayang. Istri yang demikianlah, yang akan membawa ketenangan pada pasangannya di saat kegelisahan menyapa dan mendapatkan kelapangan di kala kesempitan mengadang.

Rasulullah saw. pun telah menggambarkan sosok wanita salihah dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Abu Dawud No. 1664, “Maukah kalian aku beritakan tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang suami? Ialah seorang istri salehah yang apabila dipandang ia menyenangkan suaminya, bila diperintah ia menaati, dan apabila suaminya pergi ia menjaga kemuliaan dirinya.”

Demikianlah, ada hal-hal yang harus dilakukan ketika kita ingin menghadirkan suasana surga. Setiap orang yang beriman, sudah seharusnya menjadikan baiti jannati sebagai cita-cita yang harus diusahakan dengan sungguh-sungguh. Ketika rumah tangga bernuansa surga, generasi rabani pun akan lahir, sebagai cikal bakal peradaban Islam nan gemilang.

Wallahu a'lam bishshawaab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Aya Ummu Najwa Salah satu Penulis Tim Inti NP
Previous
Hikmah di Balik Duka Perjalanan Berdarah
Next
Perempuan Terlibat dalam Pariwisata, Berdaya atau Diperdaya?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Netty al Kayyisa
Netty al Kayyisa
6 months ago

Semoga mampu mewujudkan keluarga samawa. Aamiin...jazakillah khoir mb sdh diingatkan dengan tulisannya

Atien
Atien
6 months ago

Rumah, tempat ternyaman untuk seluruh anggota keluarga.
Barakallah mba @Aya

Novianti
Novianti
6 months ago

Indah sekali tatkala rumah tangga sudah serasa surga. Di dunia saja nikmat luar biasa, apalagi di akhirat.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram