Keluar dari impitan hidup dengan cara berlindung kepada Allah Swt. dan memohon pada-Nya, agar terbebas dari rasa cemas dan segala hal yang menjadi beban hidup akibat kezaliman sistem kapitalisme.
Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Kehidupan di dunia adalah tumpukan beragam masalah. Dunia adalah ujian bagi orang-orang yang beriman. Kenikmatannya hanyalah sementara dan sekejap mata. Bahkan Allah Swt. mengibaratkan kenikmatan dunia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan sayap seekor lalat.
Ya, Allah Swt. tidak mungkin salah mengambil perumpamaan. Seekor lalat termasuk hewan yang menjijikkan dan sering membawa benih penyakit. Makanan seenak apa pun jika sudah dihinggapi lalat jarang untuk dilirik apalagi dinikmati karena sudah kehilangan selera. Apalagi yang ada dipikiran adalah kebiasaan kotor lalat yang tentu menjadi sumber penyakit.
Manusia yang normal dan memiliki akal sehat terkena beban hukum (taklif) dalam menjalani kehidupan yang penuh masalah ini. Namun, tenang saja Allah Swt. sebagai Pencipta dan Pengatur kehidupan ini telah menyiapkan perangkat aturan yang harus ditaati agar manusia keluar dari segala bentuk kezaliman hidup. Aturan tersebut adalah syariat Islam yang telah diturunkan kepada Rasulullah saw. secara sempurna. Fungsi aturan tersebut adalah sebagai petunjuk bagi umat manusia agar selamat dan berhasil keluar dari ujian hidup di dunia.
Salah satu bentuk ujian hidup, kadang-kadang kita merasa terjebak dalam perangkap emosi yang berkaitan dengan masa lalu yang menyedihkan dan masa depan yang menakutkan. Ini adalah pengalaman yang umum bagi banyak orang, yang dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Namun, dengan pemahaman yang tepat dan langkah-langkah praktis, kita dapat mengatasi keterikatan emosional ini dan mencapai kedamaian pikiran.
Mengapa Kita Terikat pada Masa Lalu dan Masa Depan?
Pertama, adanya keterikatan emosional. Kita mungkin merasa terikat pada masa lalu karena pengalaman yang menyakitkan atau kehilangan yang belum kita proses dengan baik. Begitu juga dengan masa depan, ketidakpastian akan masa yang akan datang sering kali memicu kecemasan dan ketakutan.
Kedua, adanya identitas dan ekspektasi. Masa lalu sering kali membentuk identitas kita dan masa depan menimbulkan ekspektasi yang menakutkan. Kita mungkin merasa bahwa peristiwa masa lalu menentukan siapa kita, sementara ketidakpastian masa depan membuat kita khawatir akan kegagalan atau ketidakmampuan untuk memenuhi harapan.
Ketiga, kurangnya kesadaran saat ini. Keterikatan emosional pada masa lalu dan masa depan sering kali membuat kita kehilangan fokus pada saat ini, yang merupakan satu-satunya waktu yang memiliki pengaruh nyata atas kehidupan kita. Kurangnya kesadaran bahwa hidup kita adalah apa yang terjadi hari ini yang menyebabkan kurangnya rasa syukur untuk menghargai hal-hal kecil yang terjadi di dalam kehidupan.
Solusi untuk Mengatasi Emosi Berlebihan
Pertama, terapi psikologis. Menggunakan terapi psikologis seperti kognitif-behavioral therapy (CBT) dapat membantu kita mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang merugikan yang terkait dengan masa lalu dan masa depan.
Kedua, mempraktikkan mindfulness. Berlatih mindfulness atau kesadaran akan saat ini membantu kita untuk fokus pada pengalaman saat ini tanpa menghakimi atau mengkritik. Ini membantu kita melepaskan keterikatan emosional pada masa lalu dan masa depan.
Ketiga, menyadari adanya kontrol emosi. Mengakui bahwa kita hanya memiliki kendali atas apa yang terjadi saat ini dapat membantu mengurangi kecemasan akan masa depan dan rasa bersalah atau penyesalan terhadap masa lalu. Emosi yang berlebihan terhadap suatu masalah karena kurang bisa membedakan antara hal-hal yang mampu manusia kuasai dan sesuatu hal yang di luar kekuasaannya.
Keempat, menciptakan perubahan positif. Mengambil tindakan konkret untuk menciptakan perubahan positif dalam kehidupan kita saat ini dapat membantu kita melepaskan keterikatan emosional pada masa lalu dan masa depan.
Kelima, membiasakan sikap berbagi mencari solusi. Berbicara dengan teman, keluarga, atau profesional dapat membantu kita memproses emosi yang terkait dengan masa lalu dan masa depan, serta mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk mengatasi dan keluar dari labirin tantangan tersebut.
https://narasipost.com/story/04/2024/dakwah-penyelamat-hidup/
Dengan demikian, keterikatan emosional pada masa lalu yang menyedihkan dan masa depan yang menakutkan adalah pengalaman yang umum, tetapi tidak mudah keluar darinya dan mengatasinya. Dengan memahami penyebabnya dan mengambil langkah-langkah praktis untuk mengatasi keterikatan emosional tersebut, kita dapat mencapai kedamaian pikiran dan membangun kehidupan yang lebih seimbang dan bahagia.
Doa Sebagai Senjata Utama
Satu hal yang harus diingat bagi kaum muslim jangan lupakan senjata utama yang menjadi rohnya ibadah yaitu doa. Doa adalah cara bagi banyak orang untuk menemukan ketenangan batin dan kepercayaan dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.
Dalam Al-Qur'an, terdapat beberapa ayat, salah satunya QS. Al Baqarah: 286 yang berisi doa yang indah, mengajarkan kita untuk memohon perlindungan kepada Allah Swt. agar tidak dihukum karena kesalahan yang kita lakukan karena lupa atau tersalah. Selain itu, ayat ini juga mengajarkan kita untuk meminta agar tidak diberikan beban yang berat melebihi kemampuan kita, serta memohon ampunan, maaf, dan rahmat-Nya.
Sementara itu, di dalam hadis Arbain Imam An-Nawawi, ada doa yang sangat baik untuk diamalkan, yaitu:
"Dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah saw. biasa berdoa: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan dan kesedihan, kelemahan dan kemalasan, rasa takut dan kekikiran, serta terbeban utang dan dikuasai oleh orang lain'." (HR. Bukhari dan Muslim)
Doa ini mengajarkan kita untuk memohon perlindungan kepada Allah Swt. dari berbagai macam rasa cemas dan beban hidup, termasuk di antaranya adalah utang yang menjadi salah satu sumber kecemasan dalam kehidupan. Dengan berlindung kepada Allah Swt. dan memohon perlindungan-Nya, diharapkan kita dapat keluar dan terbebas dari rasa cemas dan beban utang yang mengimpit, termasuk segala hal yang menjadi beban hidup karena kezaliman sistem kapitalisme saat ini.
Wallahu a'lam bishawab.[]
Kehidupan serba sulit dan tak menentu, membuat rasa cemas datang. Jika tidak saling menguatkan, bisa-bisa tergelincir jalan. Keren banget tulisannya
Tidak hanya doa, mencari circle pertemanan hidup yang baik juga bisa membantu mengatasi kecemasan dalam menghadapi ujian. Barakallah untuk penulis.
Allah Swt. menjadikan hamba-Nya orang-orang yang strong
Di era yang penuh ketidakpastian dan berubah cepat, banyak.yang cemas. Bagaimana tidak? Harga-harga berlomba naik, subsidi dicabut, pendidikan kesehatan tambah mahal. Jika kita tidak memiliki visi besar dan paham Islam kaffah, rasanya sudah putus asa. Terimakasih tips dari penulis agar kita strong dalam berbagai ujian dan tidak dibayangi kecemasan berlarut-larut.