Transit love merupakan buah dari penerapan aturan yang sekuler buatan manusia. Cinta itu dibiarkan tumbuh dalam ruang bebas tanpa aturan Sang Penciptanya.
Oleh. Deena Noor
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Hai, Sob, apa kabar? Semoga sehat-sehat selalu, ya! By the way, Kalian pernah dengar tentang transit love enggak?
Aku baru tahu lo ada istilah itu. Beberapa waktu lalu aku main-main ke X, terus melihat ada deretan tagar yang lagi trending. Iseng-iseng kubuka salah satunya yang bertagar transit love. Ealah, ternyata isinya tentang artis Korea Selatan sana, Sob.
Singkatnya, ada pasangan artis Korsel bernama Hyeri dan Ryu Jun Yeol yang telah berpacaran selama tujuh tahunan. Hubungan yang cukup lama tersebut akhirnya harus kandas di tengah jalan. Terus, enggak pakai lama, si Ryu punya pacar baru bernama Han So Hee, yang juga seorang aktris. Berita ini heboh banget dengan isu perselingkuhan dan pelakor. Di tengah panasnya berita tersebut, istilah transit love pun ikutan menjadi hot topic.
Weh, sebenarnya transit love itu apa sih? Apakah sama dengan selingkuh? Terus bagaimana melihatnya dengan kacamata Islam?
What is Transit Love?
Istilah transit love sendiri mulai populer di Korea Selatan pada 2021 setelah ditayangkannya acara Transit Love di stasiun televisi KBS. Acara yang dikemas dalam bentuk reality show ini menceritakan seputar perjodohan orang-orang yang sudah menjadi mantan kekasih. Dalam acara ini, orang-orang berharap bisa balikan dengan mantan, tetapi ada pula yang bersiap menjalin romansa baru dengan orang lain.
Sejak itulah istilah, transit love digunakan ketika ada seseorang yang sudah punya pacar lalu jatuh cinta pada orang lain. Orang tersebut kemudian memutuskan pacarnya demi bisa berpacaran dengan orang lain yang disukainya tersebut.
Transit love atau hwanseung yeonae berarti ‘cinta yang transit’. Ia mengacu pada kondisi ketika seseorang menjalin hubungan baru dengan orang lain saat masih memiliki kekasih. Situasi ini seperti kereta api yang sedang transit, lalu ada orang yang pindah dari satu kereta ke kereta lain untuk mencapai tujuannya.
Dalam konteks percintaan, transit love bisa diartikan sebagai perpindahan dari satu hubungan ke hubungan lain tanpa harus menjelaskan secara spesifik alasannya. Transit love itu kayak orang yang masih punya pacar, tetapi dia suka dan PDKT dengan orang lain. Tentunya itu dilakukan tanpa sepengetahuan sang pacar.
Transit Love Sama dengan Selingkuh?
Kalau dilihat dari penjelasan di atas sih sepertinya begitu, ya, Sob. Ada yang bilang antara transit love dengan selingkuh itu beti alias beda tipis. Mungkin bisa dibilang kalau transit love seperti perselingkuhan tersamar, ya!?
Ada yang berkilah kalau transit love itu beda dengan selingkuh. Kalau selingkuh artinya punya pacar lain selain pacar yang sudah ada. Sementara kalau transit love itu, orang sudah mengakhiri hubungan dengan kekasihnya terdahulu sebelum mulai berpacaran dengan orang lain. Namun, PDKT-nya dengan orang lain itu sudah terjadi saat dia masih punya pacar.
Lo, bukankah itu artinya dia mendua?! Secara diam-diam, dia mendekati orang lain dengan maksud untuk menjalin hubungan dengannya dan meninggalkan kekasihnya yang terdahulu.
Transit love tuh seperti sudah ada ancang-ancang dengan gebetan baru, padahal belum putus dengan pacarnya officially. Nah, begitu putus dengan pacar yang lama, dia sudah langsung punya gantinya.
Transit Love dan Pergaulan Bebas
Alasan seseorang melakukan transit love bisa beragam. Ada yang karena bosan dengan pasangannya, hubungannya yang toksik, ingin mencari sesuatu yang baru, tidak menemukan kepuasan dengan hubungannya, atau ada tekanan sehingga harus berpisah seperti masalah pekerjaan, LDR, atau terhalang restu orang tua.
Transit love terjadi pada dasarnya karena pergaulan di masyarakat yang bebas. Coba tengok deh. Atas nama kebebasan, orang bisa berbuat apa saja asalkan dia suka. Sudah punya pacar, tetapi masih PDKT dengan orang lain. Gonta-ganti pacar semudah ganti baju. Belum lagi aktivitas pacaran yang kita tahu sendiri kayak apa bebasnya hari ini.
Padahal, sudah jelas kalau pacaran itu enggak dibolehkan dalam agama. Islam melarang berpacaran karena termasuk aktivitas yang mendekati zina. Jangankan pacaran dengan gaya super bebas, berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan mahram itu kagak boleh. Bahaya!
Namun, karena dibutakan cinta (hawa nafsu lebih tepatnya, ya, Sob!), larangan itu mudah sekali dilanggar. Yang penting cintanya bisa terekspresikan sehingga dia merasa bahagia. Duh, kagak sadar kalau itu lagi nabung dosa.
Masyarakat Sekuler Dukung Pacaran
Masyarakat hari ini memang menganggap lumrah pacaran. Justru yang masih single dibilang aneh. Hari gini enggak punya pacar, apa kata dunia! Bahkan kaum jomlo sering mendapat bullying dari sekitarnya. Katanya enggak laku. Kasihan, ya, kagak ada yang mau. Bla … bla … bla …
Giliran ada yang pacaran, eh malah di-cie-cie-in dan di-support. Congrats, ya, semoga langgeng sampai menikah. Dih, memang sudah pasti menikah?! Oh, belum tentu! Bisa jadi yang pacaran itu sebenarnya lagi jagain jodoh orang. Lagian, pacaran itu bermaksiat lo, kok malah didukung sih!? Harusnya ‘kan disuruh putus saja, ya!
Namun, begitulah masyarakat yang sekuler. Agama dianggap enggak penting. Agama bukan jadi panduan dalam perbuatan. Ada yang melanggar aturan agama dibiarkan. Kalau kita nasihati malah kita kena omongan yang nyakitin. Kita dibilang sok campurlah, sok alimlah, atau iri dengan kebahagiaan orang lain. Ya, ampun, Neng, aku tuh enggak mau kamu jatuh dalam dosa, makanya kubilangin!
Dalam masyarakat yang kayak begini, sikap individualis juga tumbuh subur. Dahlah, urus diri masing-masing. Mau ngapain saja terserah lu deh selama lu suka dan enggak ganggu orang lain. Mau itu melanggar aturan agama atau tidak, itu urusan dia.
Akibatnya, aktivitas yang menyimpang dari agama pun menjadi marak. Kontrol sosial tak berfungsi. Aktivitas amar makruf nahi mungkar mandek sehingga kemaksiatan merajalela di tengah-tengah masyarakat. Padahal, kemaksiatan yang dilakukan satu orang itu bisa berdampak pada banyak orang di sekitarnya. Azab Allah bisa datang kapan saja dan pedih banget. Nastagfirullah!
Sekularisme Merusak
Itu semua enggak lepas dari sistem, Sob! Sadarkah kalau hidup kita saat ini diatur oleh sistem yang tidak baik? Ya, sistem sekularisme yang lagi berlangsung saat ini tuh rusak dan hanya menghasilkan kerusakan. Sistem ini tidak sesuai dengan fitrah manusia, tidak memuaskan akal, tidak menenteramkan jiwa, dan tidak bisa mengarahkan kepada kebaikan.
Di alam yang sekuler ini, kebebasan begitu diagung-agungkan. Kebahagiaan diukur dari segi materi. Kepuasan hanya seputar terpenuhinya hasrat. Pacaran dianggap bisa memuaskan atau membahagiakan diri.
Sistem sekularisme memang bikin orang jauh dari agama. Aturan agama diabaikan. Boro-boro dijalankan, dipandang saja enggak. Malahan, agama dianggap penghalang untuk mendapatkan materi atau kebahagiaan sehingga harus dibuang. Tobat-tobat!
Adanya transit love merupakan buah dari penerapan aturan yang sekuler buatan manusia. Cinta itu dibiarkan tumbuh dalam ruang bebas tanpa aturan Sang Penciptanya. Pada akhirnya, ia tak memberikan kebahagiaan dan ketenangan, malah menyesatkan dan menyengsarakan.
Cinta adalah Fitrah
Cinta itu adalah fitrah. Mencintai dan ingin dicintai adalah perwujudan dari gharizah nau atau naluri melestarikan jenis. Naluri ini ada pada setiap insan. Dalam Islam, tujuan penciptaan naluri ini adalah untuk melestarikan jenis.
Naluri bisa muncul karena faktor eksternal, yakni adanya fakta yang terindera dan pikiran-pikiran yang dapat mengundang makna-makna (bayangan-bayangan) tertentu. Bila salah satunya tidak ada, maka naluri manusia tidak akan bergejolak. Melihat lawan jenis yang menarik, membaca cerita porno, atau menonton tayangan yang mengumbar syahwat bisa membangkitkan naluri tersebut. Sebaliknya, jika tidak melihat itu, naluri juga tidak akan muncul.
https://narasipost.com/teenager/06/2023/islamic-self-love/
Naluri tidak selalu harus dipenuhi, tetapi bisa dikendalikan atau diatur. Tidak punya pacar misalnya, tidak akan membuat seseorang mati atau sakit. Orang itu hanya akan merasakan kegelisahan dan kepedihan yang menyakitkan. Beda halnya dengan kebutuhan jasmani yang memang harus dipenuhi karena bisa mengganggu fisik dan mengantarkan kepada kematian jika diabaikan.
Untuk itu, naluri harus diatur dengan aturan yang benar. Pengaturan naluri tidak boleh diserahkan kepada manusia karena bisa menyebabkan penyimpangan dan membahayakan kelestarian jenis manusia. Maraknya LGBT adalah dampak nyata ketika manusia dibiarkan membuat aturan sendiri.
Inilah pentingnya Islam menjadi pengatur segala urusan manusia. Bukan hanya perbuatan dan perkataan, perasaan cinta pun diatur agar ia tidak mengembara dalam belantara nafsu. Dengan selalu menundukkan cinta di bawah cinta-Nya, cinta yang dikembangkan akan berbuah rida dan pahala dari-Nya.
Agar Pergaulan Tidak Salah kaprah
Seperti yang diketahui, perasaan cinta itu bisa muncul karena adanya interaksi dengan lawan jenis. Pergaulan yang bebas membuat cinta menjadi tersesat.
Nah, dalam sistem pergaulan Islam diatur bagaimana interaksi dengan lawan jenis yang benar. Islam tidak melarang lawan jenis bertemu dan berinteraksi, tetapi mengatur agar interaksi tersebut tidak melewati batas. Islam menata supaya interaksi lawan jenis berjalan dalam koridor syariat. Interaksi keduanya adalah dalam rangka bekerja sama demi kemasalahatan.
Ada sejumlah aturan dalam Islam berkenaan dengan interaksi lawan jenis. Di antaranya:
Pertama, Islam memerintahkan kepada laki-laki dan perempuan untuk menjaga pandangan.
Kedua, Islam mewajibkan untuk menjaga aurat. Bagi perempuan yang telah balig, maka harus memakai jilbab dan khimar ketika berada di tempat umum atau ketika ada pria asing.
Ketiga, Islam melarang wanita melakukan safar selama sehari semalam tanpa ditemani mahramnya.
Keempat, Islam melarang pria dan wanita untuk berkhalwat atau berdua-duaan tanpa disertai mahramnya.
Kelima, Islam melarang wanita bertabaruj atau menampakkan perhiasan dan kecantikannya kepada yang bukan mahramnya.
Keenam, Islam melarang wanita keluar rumah tanpa seizin suaminya. Wanita yang sudah menikah menjadi hak suaminya sehingga ia harus patuh kepadanya. Ketika wanita keluar rumah tanpa seizin suaminya, maka ia telah melakukan kemaksiatan.
Ketujuh, Islam mengadakan kehidupan khusus wanita yang terpisah dengan pria. Meskipun demikian, bukan berarti wanita tidak boleh berada di ruang umum sama sekali. Wanita boleh berada di ruang publik untuk melakukan aktivitas di bidang perdagangan, pertanian, industri, dalam salat berjemaah, menuntut ilmu, ataupun berdakwah. Namun, setelah usai dengan aktivitasnya tersebut, wanita harus segera kembali ke kehidupan khususnya bersama kaum wanita atau mahramnya.
Kedelapan, Islam sangat menjaga agar hubungan kerja sama antara pria dan wanita hendaknya bersifat umum dalam urusan-urusan muamalat, bukan urusan yang bersifat pribadi. Tujuan dari kerja sama itu agar wanita bisa segera mendapatkan hak-hak dan kemaslahatannya.
Jadi, enggak ada interaksi yang tidak diatur atau dilakukan tanpa ada tujuan yng dibenarkan oleh syarak. Enggak akan ditemukan dalam masyarakat yang menerapkan aturan Islam adanya gaul bebas tanpa batas. Interaksi pria dan wanita dipenuhi dengan pandangan kesucian, kemuliaan, dan kehormatan.
Cinta Meraih Rida-Nya
Pengaturan oleh syariat Islam akan memberikan perlindungan dan penjagaan, baik kepada wanita dan pria. Interaksi keduanya dilakukan dalam rangka meraih rida Allah taala, bukan buat have fun semata.
Islam mendorong para single yang telah siap dan memiliki kemampuan untuk segera menikah. Jika belum mampu untuk menikah karena keadaan tertentu, maka hendaklah ia menjaga kehormatan dan mengendalikan nafsunya. Caranya bisa dengan shaum sebagaimana sabda Rasulullah shallahu alaihi wasallam:
وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Barang siapa yang belum mampu menikah, maka berpuasalah karena puasa itu adalah perisai baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jadi, penyelesaian dari masalah transit love itu simpel banget. Menikah atau putus! Beres deh! Mau dipertahankan kayak apa, kalau itu sesuatu yang diharamkan oleh syariat, ya, sia-sia, Sob! Rugi malahan. Sudahlah pacaran berdosa masih ditambah selingkuh pula! Walah, dobel dong dosanya!
Islam sudah punya aturan beserta solusinya mengenai cinta dan perasaan kita. Ikutin itu saja, sederhana dan dijamin selamat dunia akhirat. Lagian, apalah artinya cinta jika itu menentang aturan-Nya?
Jadi, enggak usah pakai transit-transit love segalalah! Mainnya yang benar-benar saja atuh sebagaimana syariat Islam menuntunkan. Insyaallah, hidup jadi tenang dan berkah karena rida Allah menyertai.
Wallahu a’lam bishshawwab.[]
Ada-ada saja pergaulan zaman now. Semakin rusak dan jauh dari tuntunan syariat
Ketika sistem membiarkan semua yang terlihat buruk se akan akan terlihat biasa dan hal lumrah... Begitulah ketika Islam jauh
Ketika keburukan dibiarkan, ia akan dilumrahkan.
Beda dengan Islam yang tidak akan memberikan ruang sedikit pun bagi keburukan dan kemaksiatan untuk eksis. Bahkan Islam akan menutup semua celah yang bisa memunculkan kemaksiatan.