Perselingkuhan

Mengetahui perselingkuhan memang sangat menyakitkan. Namun, mengetahuinya jauh lebih baik daripada dibohongi terus oleh pasangan seumur hidup.

Oleh. Andrea Aussie
(Pemred NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Selingkuh sebuah kata sederhana terdiri dari 9 huruf, tetapi punya makna konotasi buruk yang dahsyat. Selingkuh atau serong merupakan sebuah sikap atau perbuatan oleh pelaku yang sangat menyakitkan. Perselingkuhan itu akan berdampak kepada hancurnya sebuah hubungan yang sudah terjalin lama dan berdampak buruk kepada korbannya maupun kepada pelakunya.

Dikutip dari pernyataan seorang terapis pernikahan dan keluarga, Jeanae M. Hopgood, menyatakan bahwa selingkuh bisa berupa apa saja mulai dari menggoda seseorang yang bukan pasangannya hingga tindakan seksual dengan orang lain. Perselingkuhan merupakan segala sesuatu yang melanggar batas hubungan yang berimbas kepada merusaknya sebuah kepercayaan.

Korban Perselingkuhan

Jika dirimu bertanya, apakah aku pernah mengalami tragedi perselingkuhan? Jawabannya “YES!"
Mengulang kembali sejarah hidupku lebih dari 21 tahun yang lalu saat diselingkuhi oleh orang yang sangat kucintai dan kupercaya, seolah membuka ruang luka lama yang sudah tertutup rapat. Luka yang sempat membuatku hampir bunuh diri.

Tiga bulan setelah aku melahirkan anakku yang kedua di Indonesia, aku mendapatkan berita bahwa kakakku yang pertama menipuku Rp145 juta dalam bisnis bersama kami. Entahlah mungkin karena aku yang polos tidak pernah bertanya apa-apa tentang uangku itu atau mungkin Allah Swt. sedang menguji hidupku untuk kesekian kalinya dalam ujian materi. Intinya kakak pertamaku membohongiku Rp145 juta dan tak mau mengembalikan kepadaku. Jumlah yang sangat besar di tahun 2002.

Suamiku sangat marah saat kuberitahu tentang kasus penipuan itu. Suamiku memang tidak begitu menyukai keluargaku dari Indonesia dan selalu ada alasan tidak mau datang jika kuajak main ke Indonesia. Dia selalu berpikir negatif tentang keluarga besarku mengingat sejarah hidupku yang kelam atas kekejaman mereka. Namun, bagiku ada ikatan darah yang mau tidak mau harus berusaha merekatkannya.

Suamiku menghukumku dengan tidak memberikan kiriman sepeser pun untuk keperluanku dan anakku. Jarak yang membentang antara Indonesia dan Singapura membuat hubungan kami tidak kondusif. Dia sibuk dengan pekerjaannya di Singapura sementara aku sibuk mengurusi bayiku yang terus-terusan sakit dan menghadapi kasus hukum atas gugatan pencemaran nama baik oleh keluarga kakak pertamaku. Satu persatu tabunganku mulai menipis. Tanah dan kolamku mulai kujual untuk biaya pengadilan dan pengobatan bayiku dari usia 2 bulan sampai 22 bulan. Lebih dari Rp52 juta habis untuk membiayai pengobatan bayiku karena ada gangguan saraf dan lebih dari Rp67 juta kuhabiskan dalam biaya pengadilan selama 3 tahun. Jumlah uang yang sangat besar pada saat itu dan benar-benar menghancurkan perekonomianku. Pada tahun itu orang bisa membangun rumah hanya dengan modal 3 sampai 7 juta di daerahku.

Aku yang tadinya memiliki segalanya, lambat laun harus melepaskannya, walaupun aku memenangkan gugatan di pengadilan setelah 3 tahun kemudian. Tuduhan keluarga kakakku atas pencemaran nama baik justru berbalik arah kepadanya dengan kasus perdata penipuan. Pengadilan memutuskan mereka harus ganti rugi lebih dari Rp300 juta kepadaku. Namun, aku menolak ganti rugi materi dengan syarat mereka meminta maaf kepada orang tuaku.

Awal Perselingkuhan

Pada masa aku bergulat di pengadilan dan bolak-balik ke rumah sakit mengobati bayiku, datang telepon dari adik perempuanku yang dulu kuajak bekerja di Singapura. Adikku memberitahu kalau dia melihat suamiku sering bersama wanita lain. Awalnya aku tidak mau percaya apalagi wanita yang sering dikatakan bersama suamiku adalah Rachael sahabat karibku dan teman kantor suamiku di Singapura. Namun, saat adikku mulai mengirimkan sebuah video tentang kebersamaan mereka aku pun mulai memikirkannya.

Jantungku berdegup keras saat kucoba menghubungi suamiku, namun yang menerima adalah Rachael. Aku bertanya di mana John suamiku dan mengapa handphone-nya ada bersama Rachael. Hatiku perih saat dia bilang “Apa yang dimiliki John adalah miliknya juga!” Dia juga bercerita bahwa sudah lama mereka hidup bersama dan tidur di kamarku sejak kepergiaanku ke Indonesia.

Sambil menahan kepedihan hati aku meminta Rachael memanggil John suamiku dan kudengar Rachael memanggil suamiku dengan manja dan jawaban “Yes, Honey” kudengar dengan jelas dari jawaban John. Hatiku terasa remuk dan tubuhku bergetar hebat, tetapi kucoba bertahan.

“Sudah berapa lama engkau berselingkuh dengan Rachael? Mengapa harus dia, sahabat karibku?” tanyaku menahan perih di hati. Telepon segera kututup begitu kudengar jawaban suamiku “I’m so sorry!”

Aku terduduk lemas dan air mata mengucur deras dari mataku. Pikiranku kalut merasakan rasa pedih yang luar biasa. Hidupku terasa hampa dan berat dengan beban hidup yang selama ini merundungku. Bayiku sakit, kasus pengadilan yang belum usai, hartaku yang makin habis terjual, dan sekarang mengetahui suamiku berselingkuh dengan sahabat karibku sendiri.

Duniaku terasa runtuh seketika. Dalam kekalutan jiwaku dan rasa sedih yang luar biasa kurasakan, tangan kananku mengambil silet tajam dan menorehkan pada pergelangan tangan kiriku. Darah segar mengucur deras dari urat nadi pergelangan tangan kiri yang kusayat. Membasahi lantai kamarku yang luasnya 6x7 meter. Tatapanku makin nanar dengan jiwaku yang kosong menatap genangan darah hingga tubuhku terkulai lemah tak sadarkan diri.

Saat kusadarkan diri, aku melihat ibuku duduk di pinggir tempat tidurku sambil menahan tangis. Dipangkuannya ada bayiku yang seolah tak paham dengan apa yang terjadi padaku.
Kulirik pergelangan tangan kiriku yang  sudah tertutup duoderm (obat penutup luka )dan perban dengan rapi. Masih terasa perih menyayat dari luka itu. Aku mencoba bangkit dari tempat tidurku, tetapi tubuhku terasa lemas.

“Kenapa kamu lakukan hal paling bodoh ini? Suami bisa cari lagi tapi anak tidak bisa tergantikan! Lihat ini anakmu! Dia butuh kamu karena baginya kamu adalah dunianya!" kata ibuku sangat keras.

“Bagaimana Ibu tahu tentang masalahku dengan John?” tanyaku menahan malu.

“Sudah lama Ibu tahu tentang perselingkuhan suamimu dari adikmu, tetapi sengaja tidak bercerita kepadamu karena Ibu tahu kamu sedang terbebani kasus pengadilan dan pengobatan anakmu. Tapi melihatmu mencoba bunuh diri benar-benar di luar dugaan. Kenapa harus rapuh setelah sekian tahun menjadi orang yang tegar? Hiduplah demi anakmu bukan demi suamimu!”

Ya Allah...
Kata-kata ibuku benar-benar menamparku. Perlahan namun pasti aku mencoba menata hidupku dan anakku dengan baik. Aku mencoba berbisnis dan menanam modal di Pertamina sambil menunggu kasusku di pengadilan beres. Setelah tiga tahun berlalu kasus pengadilan selesai dengan dimenangkan olehku dan anakku juga sembuh total, alhamdulillah. Papa Lewis Wickham memanggilku datang ke Hong Kong untuk memulai hidup yang baru.

Hubunganku dengan suamiku tidaklah begitu baik sejak aku mengetahui perselingkuhannya. Aku berusaha mempertahankan biduk rumah tanggaku dengan John demi anak kami. Mencoba memahami hal-hal yang menyebabkan suamiku John berselingkuh. Namun ibarat cermin yang sudah retak tak mungkin bisa mulus kembali. Begitu juga dengan rumah tangga kami. Walaupun John berkali-kali meminta maaf dan mengakui bahwa  perselingkuhannya hanya 2 bulan, tetapi bagiku dia sudah mengotori kesucian rumah tangga kami dan sulit untuk kumaafkan. Setelah mencoba 6 tahun bertahan akhirnya biduk rumah tangga kami yang sudah dibina 11 tahun pun berakhir. Apalagi John akhirnya memilih kembali kepada agamanya semula dan menetap di Dubai. Aku memilih Hongkong untuk menjalankan bisnis papaku bersama Orchard dan berkecimpung lagi dalam dunia medis sampai saat ini aku berada di Sydney.

Tipe-Tipe Selingkuh

Berkaca dari kasus perselingkuhan yang terjadi kepadaku, aku mencoba menelisik bahwa ada beberapa tipe selingkuh, yakni:

• Selingkuh Fisik

Merupakan salah satu bentuk perselingkuhan yang melibatkan interaksi fisik di luar pasangan seperti bercumbu, bergandengan tangan hingga berhubungan seks dengan orang di luar pasangannya.

• Selingkuh Emosional

Merupakan suatu perbuatan seseorang yang memiliki kedekatan emosional yang tidak semestinya dengan orang di luar pasangan. Contohnya seperti membuka diri secara emosional pada orang lain, mengirim surat romantis/seksual pada orang lain, curhat, mengabaikan pasangannya, dan lainnya.

• Selingkuh digital

Perselingkuhan ini melibatkan teknologi digital yang melibatkan interaksi rahasia melalui media sosial dengan orang di luar pasangannya.

• Mikro-cheating

Perselingkuhan jenis ini sering terjadi tanpa disadari seperti sering membayangkan sosok di luar pasangannya, memiliki fantasi dengan orang lain, dan senantiasa mencari celah keintiman dengan orang lain.

Dampak Perselingkuhan

Sebuah perselingkuhan memiliki dampak buruk, baik untuk korban perselingkuhan maupun untuk pelakunya seperti :

1. Terhina dan Malu

Perasaan malu dan terhina akan hinggap pada korban perselingkuhan saat mengetahui kalau pasangan hidupnya berkhianat. Ada rasa penyesalan dan selalu menyalahkah diri sendiri atas terjadinya perselingkuhan baik untuk korban maupun pelaku.

• Terluka

Terjadinya sebuah perselingkuhan memberikan rasa luka pada korban. Perasaan kekosongan secara emosional menyebabkan rasa sedih luar biasa, terkadang mendorong seseorang melakukan hal di luar nalar seperti bunuh diri. Sering kali rasa terluka akibat perselingkuhan mengambil langkah untuk berpisah dengan pasangannya.

• Marah

Perselingkuhan bisa membuat seseorang marah saat mengetahui pasangannya berselingkuh. Terkadang ucapan dan tindakan tidak terkendali saat menjadi korban perselingkuhan.

• Posesif

Terkadang orang yang menjadi korban perselingkuhan menjadi orang yang posesif terhadap pasangannya. Dia berusaha introfeksi diri agar tidak terjadi lagi pasangannya berselingkuh.

• Perasaan lega

Perasaan lega akan muncul saat mengetahui pasangannya berselingkuh. Perasaan lega karena bisa menjawab atas kecurigaan yang selama ini menghantui hidupnya. Dengan mengetahuinya perselingkuhan pasangannya, maka akan berusaha mengambil tindakan untuk menentukan kelanjutan hidupnya, apakah memperbaiki melanjutkan hubungannya atau mengakhiri hubungannya?

Selingkuh dalam Islam

Dalam Islam, selingkuh adalah perbuatan tidak jujur yang dapat merusak kepercayaan di antara suami dan istri. Dalam Islam dikenal dengan istilah al-khianah az-zaujiyyah yang artinya seseorang berpaling kepada orang lain selain pasangannya. Selingkuh memiliki makna berkhianat, tidak amanat untuk setia kepada pasangannya seperti sabda Rasulullah saw. ”Sesungguhnya Allah telah menetapkan bagian dari zina untuk setiap manusia, dia akan mendapatkannya dan hal itu tidak boleh dihindari, zina mata dengan melihat, zina lisan dengan ucapan, zina hati dengan membayangkan dan gejolak syahwat, sedangkan kemaluan akan membenarkannya atau mendustakan semuanya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadis tersebut, kita bisa menarik garis merah bahwa beberapa hal bisa dikatakan selingkuh dalam Islam seperti:

• Memandang sesuatu yang diharamkan seperti melihat lawan jenis selain pasangannya dengan nafsu.

• Terlibat pembicaraan dengan lawan jenis yang bukan pasangannya dengan merayu, menebar pesona, dan menarik perhatiannya

• Melakukan pertemuan dengan lawan jenis yang bukan pasangannya untuk bersenang-senang.

• Melakukan hubungan fisik atau berzina dengan orang yang bukan pasangan yang sah.

Islam melarang keras dan mengharamkan zina. Jadi selingkuh dalam Islam hukumnya haram dan dilarang karena mendekati zina sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Isra 32 yang berbunyi “Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."

Hikmah

Memiliki rasa ketertarikan kepada orang lain di luar pasangan yang sah merupakan ujian bagi orang yang berumah tangga karena dampaknya tidak hanya bagi korban perselingkuhan tapi juga untuk pelakunya.

Mengetahui perselingkuhan memang sangat menyakitkan bagi korbannya. Namun, mengetahuinya jauh lebih baik daripada memupuk curiga dan dibohongi terus oleh pasangan hidup seumur hidup. Hal yang paling utama adalah menjaga komunikasi dan tidak tersulut emosi saat menghadapi kenyataan yang pahit serta membentengi keluarga dengan syariat Islam.

Wallahu a'lam bishawaab. []