Jabal Uhud, Destinasi Wisata Sarat Kisah Perjuangan

"Perang yang terjadi di Uhud ini memberikan banyak sekali pelajaran kepada umat Muhammad saw., salah satunya adalah bahwa ketidaktaatan atas perintah syarak, cepat atau lambat akan mengantarkan pada kekalahan demi kekalahan, entah akan terbayar di dunia atau di akhirat. Jika bukan kalah dalam medan pertempuran, maka ketidaktaatan itu akan membawa pelakunya pada kekalahan atas dorongan hawa nafsu yang justru akan menjebloskannya pada berbagai lubang maksiat."


Oleh. Iranti Mantasari, BA.IR, M.Si
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Madinah yang dulunya dikenal dengan nama Yatsrib, adalah kota bersejarah yang menjadi saksi perjuangan baginda Rasulullah saw. beserta para sahabat beliau yang senantiasa istikamah mengemban dakwah Islam. Kota ini juga menjadi ikon hijrah fenomenal yang dilakukan kaum muslimin untuk menguatkan dakwah Islam dan memberikan keamanan kepada pemeluknya yang kala itu mendapat pertentangan besar dari kaum musyrik. Sedekade lamanya Rasulullah saw. menjalankan amanah kepemimpinan politik dan agama atas umat Islam dan di sini jugalah tubuh mulia beliau dimakamkan saat sempurna tugasnya di dunia.

Di Madinah pula Rasulullah saw. membangun fondasi negara yang menerapkan Islam secara total dan menyeluruh. Meski demikian, nama Madinah juga diramaikan dengan tempat-tempat lain yang memiliki kisah sejarah tersendiri yang tak kalah menarik. Misalnya, Jabal Uhud atau yang lebih dikenal dengan Gunung Uhud. Hari ini, Gunung Uhud menjadi salah satu pilihan destinasi yang bisa dikunjungi untuk berwisata, baik oleh wisatawan umum maupun oleh jemaah haji dan umrah di sela waktu peribadahan.

Gunung Uhud berada di sisi utara Kota Madinah. Sebagaimana tempat di kawasan Arab Saudi lainnya, Gunung Uhud adalah tempat yang tandus dan dikelilingi oleh bukit bebatuan. Dari kompleks Masjid Nabawi, butuh waktu sekitar 30 menit perjalanan untuk sampai ke kawasan Uhud dan mungkin bisa lebih lama jika menggunakan bus. Setiba di Uhud, pemandangan yang terhamparkan dominan bernuansa cokelat dan panas sebagai efek pantulan dari tanah yang kering. Tidak ada pohon rindang yang bisa dijadikan tempat bernaung.

Kaki yang akhirnya tertapak di Uhud langsung menyambungkan pikiran ke ribuan tahun yang lalu, ketika di tanah itu, kaki-kaki pasukan Islam berderap untuk menumpas pasukan Quraisy musyrik. Di tanah yang sama juga, perang kedua umat Islam setelah menjadi sebuah entitas negara baru dalam konstelasi politik kala itu meletus. Dalam sekejap, panas dan silau yang terasa seperti terhenti sejenak karena pikiran yang justru fokus pada sejarah Islam yang luar biasa itu. Masyaallah.

Berkesempatan untuk menaiki bukit yang berhadapan langsung dengan Gunung Uhud, pemandu yang sekaligus mutawif memberikan penjelasan bahwa dari bukit yang sedang terinjak itu adalah tempat di mana para pemanah dari pasukan kaum muslimin siap menembakkan busur panahnya kepada musuh-musuh Allah. Tapi dari bukit itu pulalah, asa kemenangan harus luntur tersebab prajurit muslim yang berlarian karena kekurangpatuhannya pada perintah baginda Rasulullah saw.

Perang yang terjadi di Uhud ini memberikan banyak sekali pelajaran kepada umat Muhammad saw., salah satunya adalah bahwa ketidaktaatan atas perintah syarak, cepat atau lambat akan mengantarkan pada kekalahan demi kekalahan, entah akan terbayar di dunia atau di akhirat. Jika bukan kalah dalam medan pertempuran, maka ketidaktaatan itu akan membawa pelakunya pada kekalahan atas dorongan hawa nafsu yang justru akan menjebloskannya pada berbagai lubang maksiat.

Sebaliknya, ketaatan pada perintah wahyu yang disabdakan oleh Rasulullah saw. dan termaktub dalam kitabullah, akan menuai kemenangan juga. Jika bukan hari ini, maka esok, lusa, atau bahkan kelak di akhiratlah kemenangan itu Allah tampakkan. Menang, karena Allah akan hadiahkan ia ganjaran sebagai penghuni surga yang nikmatnya seluas langit dan bumi, atau menang, karena telah berhasil mengalahkan pihak-pihak yang tak suka kepada Islam dan umatnya.

Hal ini sudah dibuktikan oleh kaum muslimin di generasi terdahulu. Ketaatan yang ditegakkan oleh umat, baik dalam level individu, masyarakat maupun bernegara, membawa umat ini pada kejayaan berbelas abad lamanya. Negeri-negeri kufur pun segan terhadap umat yang mengemban Al-Qur'an dalam kehidupan ini. Adapun saat simpul ketaatan itu satu per satu lepas, mulai dari negara, masyarakat, dan individunya, maka kemunduranlah yang justru tampak nyata atas umat ini.

Maka demikianlah, wisata ke Uhud bagi kaum muslimin seharusnya bukan semata untuk pelesir dan memperbanyak koleksi swafoto saja. Atau juga sekadar untuk mencontreng daftar tempat impian yang akhirnya bisa disinggahi. Namun mengunjungi Uhud, juga sepatutnya menjadi sarana belajar dan tadabur dari kisah perjalanan serta perjuangan umat Muhammad saw. dalam mengemban dakwah Islam agar tersampaikan ke seluruh penjuru dunia. Maklumat yang didapatkan dari berbagai majelis ilmu bersama para guru dalan menggali sirah nabawiyah, insyaallah akan semakin menjejak dalam benak dengan menapaki kaki di tempat sejarah itu berlangsung.[]


Photo : koleksi pribadi
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirm tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Bertumbuh
Next
Kunci Meraih Kebahagiaan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram