"Penglihatan adalah bagaikan anak panah beracun yang dilepaskan dari busur panah iblis. Siapa pun yang meninggalkannya karena takut kepadaku, maka aku akan memberikan ketenangan yang kemanisannya itu dapat ia rasakan di dalam hatinya."
(HR. Ahmad dan Ath-Thabari)
Oleh. Deena Noor
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Ketika cinta menyapa, dunia seolah dipenuhi bunga-bunga. Semua tampak indah di pandangan mata. Warna-warni pesona menghanyutkan logika. Cinta tak hanya menawan, tetapi ia bisa menjadi sumber kekuatan. Itulah cinta.
Anakku, cinta merupakan fitrah manusia. Rasa ini ada pada siapa saja. Setiap orang bisa merasakannya. Ia bisa hadir tanpa diduga, tanpa rencana dan tiba-tiba.
Setiap orang ingin dicintai dan mencintai. Begitu pula dirimu, Anakku. Di usiamu yang beranjak remaja, ibu yakin kau mulai merasakan getar-getar rasa yang tak biasa. Ada rasa aneh muncul di dalam hati kala memandang satu sosok lawan jenis. Dia yang semula biasa saja, kini menjadi tampak istimewa di mata. Sosoknya mulai membayangi lamunan dan pikiran.
Tak mengapa bila kau mulai jatuh cinta sebab kau pun punya rasa. Rasa itu melekat pada manusia seperti kita. Allah yang menciptakannya. Sebagaimana kita yang diciptakan oleh-Nya dengan cinta.
Tak mengapa bila kau ingin mencurahkan rasa cinta yang kau miliki. Bukankah selama ini kau telah mencintai ibu, ayah, adik-adik, kakek dan nenek, kerabat, sahabat dan yang lain-lainnya? Rasa condongmu pada keluargamu dan orang-orang yang dekat denganmu itu adalah perwujudan rasa cinta. Rasa sukamu pada hobi selama ini juga merupakan ekspresi cinta.
Tak ada yang salah dengan itu semua, mencintai dan mengungkapkannya. Asalkan dengan syarat tak menyimpang dari syariat. Anakku, engkau telah mengetahui bahwa sebagai muslim, setiap perbuatan kita terikat dengan syariat. Dari kita bangun hingga tidur kembali, semua tak lepas dari aturan-Nya. Dari penampilan luar hingga hati yang tersembunyi, semua dibalut indah sesuai panduan syariat kaffah.
Sungguh bahagianya kita umat Islam. Segala perkara ditata dengan baiknya. Coba cari, adakah urusan yang tak diatur dalam Islam? Beribadah, bekerja, belajar, masalah pakaian, makanan, mengurus keluarga hingga negara semua ada aturannya. Cinta pun dikelola dengan tepat agar tak menjadi bencana. Tak hanya sekadar menjalaninya semata. Urusan rasa hendaklah dituangkan sebagaimana yang Dia inginkan.
Nak, bila kau dulu hanya mencintai kami, keluargamu, kini kau mulai mencintai orang lain dengan dimensi rasa yang berbeda. Cinta pada jenis yang berkebalikan darimu memang suatu yang wajar. Seiring rasa itu, muncullah keinginan mengungkapkan dan memiliki. Begitulah cinta.
Namun, untuk cinta yang ini kau harus berhati-hati karena tak boleh sembarangan dinyatakan. Sebab bila salah, dosa menanti. Ada panduan yang harus ditaati. Kinilah saatnya bagimu mengimplementasikan ilmu yang pernah kau dapat. Pengetahuan tentang bagaimana Islam mengatur pergaulan manusia.
Cinta pada lawan jenis merupakan salah satu wujud naluri insan. Ia bisa muncul dari sebuah pandangan. Diawali dari pandangan berakhir dengan senyuman. Ya, tanpa sadar kau bisa tersenyum mengingat sosoknya. Hati-hati anakku, saat itulah setan tengah menggodamu agar terjerumus dalam maksiat. Bila kau lengah, maka ia akan menyelusup ke hati dan pikiranmu. Membuatmu membayangkan hal-hal indah tentang si dia. Iblis akan selalu memainkan tipu dayanya melalui perasaan manusia, namun Rasulullah telah memperingatkan dalam sabdanya: “Penglihatan adalah bagaikan anak panah beracun yang dilepaskan dari busur panah iblis. Siapa pun yang meninggalkannya karena takut kepadaku, maka aku akan memberikan ketenangan yang kemanisannya itu dapat ia rasakan di dalam hatinya.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabari)
Meski cinta kadang begitu menggebu, namun ia tak harus selalu dipenuhi. Tak mencintai atau dicintai, tak akan membuat manusia mati. Paling-paling hanya merana seorang diri. Tak seperti kebutuhan jasmani yang bila tak kau penuhi bisa menyebabkan kematian diri.
Bila ingin mencintai, maka wujudkan dengan komitmen yang serius dalam bingkai pernikahan suci. Bukan mencintai dalam rangka berpacaran tanpa ada kejelasan hubungan. Berduaan ke mana-mana, padahal tidak ada ikatan. Tunjukkan kesungguhan perasaan dengan menikahi, bukan memacari.
Agama kita melarang untuk mendekati zina. Pacaran adalah salah satunya. Kau tentu telah sering mendengar tentang itu. Jangan pernah sekali pun tergoda, Anakku sayang! Ingatlah ayah dan ibumu yang akan turut menanggung beban dosanya kelak. Sayangi kami dengan selalu menjaga perilakumu. Pilihlah cara yang halal agar kita semua selamat.
Menikah adalah cara agar rasa cinta bisa tersalurkan dengan benar. Namun, tak semudah dalam bayangan sebab ada banyak hal yang harus dipersiapkan. Menikah itu untuk selamanya, maka benar-benar harus dipertimbangkan sebelum melakukan. Jangan sampai terburu nafsu hingga menabrak aturan. Bila yakin telah mampu, maka menikahlah. Namun bila kau belum mampu untuk menikah, maka berpuasalah sebagaimana yang disabdakan Nabi kita tercinta dalam hadisnya: “Wahai para pemuda! Barang siapa di antara kamu sekalian yang sanggup untuk menikah, maka menikahlah, karena menikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan siapa pun yang tidak mampu, maka hendaknya ia shaum (berpuasa), karena shaum itu dapat membentengi dirinya.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan lainnya)
Rasa cinta bisa dialihkan kepada hal-hal positif lainnya. Beragam cara bisa dilakukan agar cinta tak membebani pikiran. Masih banyak hal penting lainnya yang butuh untuk dipikirkan, Anakku. Nasib umat ini salah satunya. Engkau melihat sendiri bagaimana kondisi umat kita sekarang ini, bukan? Bagaimana kemaksiatan dan kerusakan merajalela. Generasi muda yang terjangkiti berbagai virus pemikiran yang berbahaya dari asing hingga tak paham dengan agamanya sendiri.
Alihkan cintamu untuk berjuang demi membangkitkan umat yang terpuruk. Sekarang inilah yang terpenting karena nyata di depan mata. Belajarlah yang giat, reguklah ilmu sebanyak yang kau mampu. Tempalah kedewasaanmu dengan banyak pengalaman kehidupan. Gembleng dirimu di berbagai kancah perjuangan. Gunakanlah setiap potensimu untuk berjuang di jalan Allah. Nak, raihlah cinta-Nya dahulu sebelum kau mencintai makhluk-Nya.
Mungkin, sekarang belum waktunya bagi urusanmu dengan cinta untuk ditunaikan. Bila saatnya tiba, cinta sejati akan benar-benar kau miliki. Allah akan menganugerahkan cinta yang sebenarnya di saat yang tepat, tidak cepat, tidak juga lambat. Bersabarlah. Semua akan indah pada waktunya. Ketika cinta menyapa, tersenyumlah dan biarkan Dia yang menuntun jalanmu.[]
Photo : Canva