Hanya dengan jihad dan Khilafah, kemerdekaan Palestina bisa diraih bukan dengan resolusi yang diadopsi PBB
Oleh. Sri Haryati
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Muslim Palestina telah dijajah oleh Zionis Israel selama hampir 76 tahun. Bahkan, serangan-serangan yang digencarkan militer Israel selama hampir setahun ini telah meluluhlantakkan Palestina. Pembantaian dan pembunuhan umat Islam Palestina dilakukan secara membabi buta oleh Zionis Israel. Meski seluruh dunia mengutuk dan mengecam genosida yang diakukan Israel, tapi mereka belum juga menghentikan serangan militer dan pendudukannya.
Oleh karena itu, mayoritas negara anggota PBB kembali serukan penghentian pendudukan Israel di Palestina. Maka, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) mengadopsi resolusi yang menyerukan penghentian pendudukan Israel di wilayah Palestina dalam waktu satu tahun pada 18 September lalu. Majelis Umum PBB menuntut agar Israel segera mengakhiri keberadaannya yang melanggar hukum di wilayah Palestina, dan meminta agar Israel memberikan ganti rugi atas kerusakan yang ditimbulkan selama pendudukannya di Palestina. (Merdeka.com, 19-09-2024)
Dengan adanya resolusi baru tersebut, mungkinkah menjadi solusi mengatasi konflik Palestina-Israel? Mungkinkah Israel hengkang dari tanah Palestina? Mengapa masih banyak negara yang menolak maupun abstain dalam Majelis Umum PBB?
Amerika Serikat dan Sekutunya Menolak Resolusi PBB
Meskipun resolusi tersebut mendapat persetujuan dari 124 negara. Akan tetapi, 14 negara lainnya menolak, dan 43 negara tidak memberikan suara (abstain). Negara-negara yang menolak resolusi PBB di antaranya, Israel, Amerika Serikat, Paraguay, Argentina, Hungaria, Republik Ceko, Fiji, Mikronesia, Naura, Malawi, Palau, Tonga, Tuvalu, dan Papua Nugini. Jika dilihat dari daftar negara yang menolak, mayoritas merupakan negara-negara Kepulauan Pasifik. Di mana sikap mereka pun selalu sama tiap PBB melakukan voting.
Pakar politik dan keamanan internasional dari Universitas Murdoch Australia, Ian Wilson, mengatakan bahwa negara-negara Kepulauan Pasifik sangat membela dan mendukung Israel karena menganggap orang-orang Yahudi sebagai manusia yang dipilih Tuhan. Bahkan, bagi pengikut aliran Kristen Evangelis anggapan tersebut sudah terpatri. Bagi penganut aliran ini, Israel dipandang sebagai “tanah suci.” Jadi, mendukung Israel disamakan dengan melindungi tanah suci.
Ia pun mengatakan negara-negara Kepulauan Pasifik berada di bawah pengaruh Amerika Serikat, yang merupakan sekutu utama Israel. Akibatnya, keputusan apa pun yang diambil Amerika Serikat akan diikuti.
Pendapat serupa disampaikan oleh Yon Machmudi, seorang Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia. Yon mengatakan bahwa negara-negara Kepulauan Pasifik akan mengikuti langkah Amerika Serikat karena memiliki hubungan politik yang begitu lekat. Selain itu, mereka juga memiliki hubungan ekonomi "secara khusus" dengan Israel, sehingga tidak mungkin mengambil posisi yang bisa merugikan Zionis. (CNNIndonesia.com, 20-09-2024)
Sejarah Masuknya Israel ke Palestina
Kita tentu tidak boleh lupa, saat para Zionis berhasil masuk ke Palestina tak lain atas dasar persetujuan PBB pada tahun 1948. Di mana Inggris menjadi negara yang mendukung Israel masuk ke Palestina. Melalui keanggotaannya di Dewan Keamanan PBB, Inggris mampu memengaruhi keputusan PBB untuk memberikan tanah Palestina kepada warga Yahudi.
Jauh sebelum itu, Theodore Herzl seorang Zionis memiliki rencana membuat “Negara Israel” di tanah Palestina. Kemudian, ia menemui Sultan Abdul Hamid II yang kala itu menjabat sebagai khalifah. Ia meminta tanah Palestina, tetapi ditolak dengan tegas oleh khalifah. Selama Khilafah tegak, Palestina tetap aman. Akan tetapi, setelah Khilafah runtuh pada 1924, Inggris dan sekutunya pun langsung masuk ke Palestina dan menanamkan benih kekacauan di sana, yakni Zionis.
Resolusi PBB Bukan Solusi
Seharusnya umat Islam sadar, bahwa resolusi PBB bukanlah solusi untuk kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel. Sebab, PBB bukanlah tempat untuk melindungi perdamaian dunia, apalagi untuk melindungi umat muslim.
Sudah banyak resolusi yang dikeluarkan PBB untuk menghentikan kekejian Israel atas warga Palestina, tetapi tak berdampak apa pun. Salah satunya resolusi 3379, yang mengakui Zionisme sebagai pelaku kejahatan rasisme. Resolusi ini telah disahkan Majelis Umum PBB pada 10 November 1975 . Akan tetapi, dukungan penuh Amerika beserta sekutunya kepada Israel menjadikan Israel bersikap jemawa.
Selain karena Amerika Serikat merupakan negara adidaya, AS juga menjadi salah satu penggagas berdirinya PBB. Bahkan, Amerika Serikat termasuk salah satu dari “The Big Five” yang memiliki hak veto, yakni hak untuk membatalkan resolusi sekalipun mayoritas negara anggota PBB menyetujuinya.
Baca: Resolusi DK PBB dan Mimpi Palestina
Solusi Hakiki
Berharap pada PBB ibarat pepesan kosong, sebab PBB tidak akan berdiri tegak membela Palestina dan melawan Israel. Bantuan sosial kemanusiaan pun tidak akan efektif menghentikan agresi brutal Israel terhadap Palestina. Sebab, bantuan tersebut hanya meringankan beban dan penderitaan yang dialami mereka, bukan menghilangkan penjajahannya.
Oleh karena itu, solusi hakiki untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Israel adalah dengan menegakkan Khilafah dan mengirimkan pasukan militer untuk berjihad mengusir penjajah Israel. Sebab, hanya ketika Khilafah tegak pelaksanaan jihad bisa terealisasi dengan baik. Dengan potensi tentara dan perlengkapan militer yang dimiliki negeri-negeri muslim di bawah komando Khilafah, persoalan Palestina akan tuntas. Negara Islam dalam naungan Khilafah ala minhajin nubuwwah akan berperan sebagai junnah (perisai) untuk membela Palestina.
Rasulullah saw. bersabda dalam HR. Bukhari dan Muslim, “Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu junnah (perisai) di mana (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan kekuasaannya.”
Oleh karena itu, solusi hakiki untuk Palestina adalah bersatunya negeri-negeri muslim untuk mengirimkan militernya dan berjihad melawan Israel. Dengan persatuan itu umat Islam menjadi kuat. Hanya dengan jihad dan Khilafah, kemerdekaan Palestina bisa diraih, bukan dengan resolusi yang diadopsi PBB.
Wallahualam bissawab.[]
Iya, resolusi PBB bukan solusi. Hanya dengan bersatunya umat Islam yang bisa membebaskan Palestina dari cengkeraman Israel
Resolusi PBB bukanlah solusi. Jangan pernah berharap pada PBB. Sebab PBB tidak akan pernah berpihak kepada umat Islam.
Melihat kepentingan AS di Timur Tengah memang salah satu strateginya adalah memunculkan negara Israel. Maka dengan berbagai cara akan tetap dipertahankan oleh AS.
Ya bener mbak, dengan adanya Junnah (Khilafah) konflik Palestina dan Israel bisa diselesaikan. Semua umat muslim bersatu, bersama-sama melawan Israel dan Khalifah juga mengirimkan pasukan militernya