Kehebatan perempuan dalam aktivitas militer telah ditunjukkan oleh generasi terdahulu, yakni generasi Islam
Oleh. Arum Indah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Perempuan memiliki peran penting dalam dunia militer. Meskipun sosok perempuan sering dipandang oleh kebanyakan orang sebagai makhluk yang lemah dan tak dapat mandiri. Keberadaannya pun sering tak dianggap dan hanya dipandang sebelah mata. Padahal, banyak kisah-kisah hebat yang telah diukir oleh para perempuan dalam sejarah kemiliteran. Baik dalam peperangan ataupun perjuangan kemerdekaan bangsanya. Para perempuan turut andil dan berkontribusi dalam perjuangan itu, hingga tak sedikit di antara mereka yang telah menorehkan tinta emas dalam peradaban.
Salah satu kiprah para perempuan dalam militer adalah kisah para perempuan muda Uni Soviet yang menjadi pilot di Perang Dunia II. Keberadaan para pilot perempuan ini awalnya ditertawakan oleh pasukan musuh. Pandangan skeptis dan maskulin pada waktu itu, membuat musuh makin merasa remeh terhadap perempuan. Bahkan mereka menganggap suara dari mesin pesawat yang mereka kendalikan bak suara entakan sapu. Sehingga para perempuan itu pun dijuluki “penyihir malam”.
Usia yang masih muda dan remaja tak menyurutkan semangat mereka untuk melawan pasukan Nazi. Mereka pun berhasil menunjukkan kekuatan pada saat para pilot perempuan dari Resimen Pengebom Malam ke-558 berhasil menjatuhkan 23.000 ton bom di Jerman. Kekuatan para pilot perempuan ini pun menggentarkan pasukan musuh dan berhasil menjadi elemen terpenting kemenangan Uni Soviet atas tentara Nazi pada Perang Dunia II.
Pendidikan Militer Perempuan di Uni Soviet
Melansir dari bbc.com, kala itu Uni Soviet memiliki strategi khusus dengan memberikan kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan untuk belajar mengendarai pesawat. Pembelajaran penerbangan ini pun diberikan secara gratis.
Pelaksanaan kebijakan di Uni Soviet ini tak lepas dari campur tangan Marina Raskova, seorang pilot perempuan ternama di Uni Soviet. Raskova merupakan pemegang rekor kategori penerbangan jauh tanpa henti pada tahun 1938. Perjalanan yang cukup berbahaya itu, telah membuat Raskova untuk terjun menggunakan parasut. Namun, ia justru terdampar di hutan Siberia yang dingin tanpa makan dan sedikit minum selama 10 hari.
Petualangan Raskova ini membuat ia terkenal di Uni Soviet. Para perempuan saat itu pun termotivasi untuk membela negaranya. Raskova pun bertemu dengan Josef Stalin dan meminta izin untuk membuat pasukan khusus perempuan sendiri. Akhirnya, di bawah Raskova terbentuk tiga resimen, yakni Resimen Tempur Udara ke-568, Resimen Pengebom Udara ke-587, dan Resimen Pengebom Malam ke-558.
Perempuan dalam Sejarah Kemiliteran Islam
Jauh sebelum dunia mengenal kehebatan para perempuan “penyihir malam”, kehebatan perempuan dalam aktivitas militer telah ditunjukkan oleh generasi terdahulu, yakni generasi Islam. Pada masa Islam dahulu, ada beberapa wanita yang juga dengan gagah berani terjun ke medan perang bersama kaum laki-laki. Bahkan, ada di antara mereka yang menggunakan pedang selama peperangan, di antaranya:
- Aisyah binti Abu Bakar. Ia turut ikut ke Perang Uhud dan bertugas untuk memberikan minum kepada para pasukan, merawat pasukan yang terluka, dan aktivitas medis lainnya.
- Fatimah Azzahra. Sama seperti Aisyah, putri Rasulullah juga menjadi relawan medis selama di medan perang.
- Hamnah binti Jahsy. Keterlibatannya pada saat Perang Uhud ialah menuangkan air dan mengobati para pasukan kaum muslim yang terluka.
- Nusaibah binti Ka’ab. Kehebatan Nusaibah dalam medan peperangan membuat ia mendapat julukan dari Rasul sebagai prajurit terbaik. Perannya pada saat Perang Uhud adalah melindungi Rasul yang saat itu hampir dibunuh oleh Ibnu Qumai’ah. Nusaibah dengan gagah berani menghadang Ibnu Qumai’ah agar tak mencelakai Rasulullah. Bahkan pada saat itu Nusaibah tak menghiraukan berbagai luka yang ia dapatkan. Ia hanya berfokus untuk melindungi Rasulullah dari kaum kafir. Nusaibah pun kemudian dikenal dengan prajurit pertama dari kaum perempuan. Nusaibah juga ikut terjun beberapa kali ke dalam peperangan lain.
- Khaulah binti Azur. Ia adalah seorang muslimah yang gemar bermain pedang dan tombak sedari kecil. Keterlibatannya adalah saat ikut membersamai pasukan kaum muslimin berperang melawan pasukan Romawi. Keberanian dan ketangkasan Khaulah binti Azur senantiasa berhasil membangkitkan semangat kaum muslim ketika berada di medan perang.
Kiprah Perempuan Indonesia dalam Bidang Militer
Kiprah perempuan dalam sejarah kemiliteran bangsa Indonesia juga menampakkan beberapa pahlawan perempuan yang dikenal gagah berani menentang pasukan penjajah. Sosok-sosok itu adalah:
- Laksamana Malahayati. Ia berasal dari Kesultanan Aceh yang memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah. Kisah yang paling terkenal dari Laksamana Malahayati adalah keberhasilannya memimpin 200 orang pasukan Inong Bale (janda-janda pahlawan yang tewas) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda. Bahkan pada perang tersebut, ia berhasil membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal. Dalam literasi Barat, kedudukan Laksamana Malahayati bahkan disejajarkan dengan Semiramis, Permaisuri Raja Babilon dan Katherina II, Kaisar Rusia.
- Cut Nyak Meutia. Ia juga merupakan pejuang wanita dari Aceh. Ia juga terkenal karena kegigihannya ikut dalam berbagai peperangan melawan Belanda.
- Cut Nyak Dhien. Ia juga merupakan pejuang dalam pertempuran melawan Belanda yang juga berasal dari kesultanan Aceh. Tampaknya Tanah Rencong telah melahirkan banyak para pejuang wanita.
- Siti Manggopoh. Ia berasal dari Lubuk Basung, Agam, Sumatera Barat. Ia juga terjun ke medan perang melawan pasukan Belanda.
Tentunya masih banyak kiprah-kiprah para perempuan muslim dalam perjuangan melawan penjajah.
Pandangan Islam
Apa yang dilakukan oleh Uni Soviet dalam memberikan pendidikan militer gratis kepada warga negaranya, sebenarnya telah lebih dulu dilakukan oleh Khilafah Islamiah. Khilafah telah mewajibkan pendidikan militer bagi seluruh warga negaranya dan memberikan kesempatan yang sama baik bagi laki-laki maupun perempuan. Hanya saja, Islam memang tidak mewajibkan bagi seorang perempuan untuk terjun ke medan pertempuran. Islam juga tidak melarang bagi kaum wanita yang ingin ikut berperang. Islam tetap memandang posisi wanita yang paling utama adalah sebagai ibu generasi. Ibu yang akan menghasilkan generasi-generasi yang hebat di medan peperangan.
Berbeda dengan Uni Soviet yang hanya berfokus pada kemenangan dan perluasan wilayah dalam pendidikan militernya, pendidikan militer dalam Khilafah Islam memiliki tujuan yang mulia, yaitu untuk menyebarkan agama Allah ke seluruh penjuru dunia. Aktivitas militer inilah yang dikenal dengan istilah jihad. Jihad merupakan puncak keagungan Islam dan merupakan metode baku untuk mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.
Khilafah wajib menyiapkan kekuatan militer untuk menggentarkan musuh, sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Anfal ayat 60,
وَاَعِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهٖ عَدُوَّ اللّٰهِ وَعَدُوَّكُمْ وَاٰخَرِيْنَ مِنْ دُوْنِهِمْۚ لَا تَعْلَمُوْنَهُمْۚ اَللّٰهُ يَعْلَمُهُمْۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يُوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَنْتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ
Artinya, “Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kalian menggentarkan musuh Allah, musuh kalian, dan orang-orang selain mereka yang tidak kalian ketahui sedangkan Allah mengetahuinya.”
Segala persiapan harus dilakukan oleh Khilafah untuk menciutkan nyali para musuh-musuh Islam. Persiapan yang dimaksud adalah industri peperangan dan persiapan pasukan militer yang wajib bagi laki-laki dan boleh bagi perempuan yang ingin turut serta. Perempuan boleh menjadi bagian dari pasukan militer kaum muslim. Perlu diingat, perempuan boleh menjadi bagian dari pasukan militer. Akan tetapi, ia tidak boleh menduduki posisi Amirul Jihad.
Khatimah
Keberadaan perempuan dalam dunia militer sudah dicontohkan oleh para sahabat perempuan sejak masa Rasulullah. Islam sama sekali tidak menganggap remeh kaum perempuan. Bahkan, keberadaan kaum perempuan dalam medan peperangan sangat diperhitungkan. Baik itu sebagai relawan medis atau menjadi prajurit yang juga turun langsung melawan musuh. Islam juga tetap memberikan pahala syahid bagi para perempuan yang mungkin gugur dalam peperangan.
Dalam Islam, aktivitas militer adalah aktivitas untuk menyebarkan dakwah dan menghilangkan hambatan fisik. Tingkat kemampuan aktivitas militer haruslah sampai pada tahap mampu menundukkan musuh dan membebaskan berbagai negeri. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan kekuatan pasukan yang bisa berasal dari kaum laki-laki maupun perempuan, sebagaimana kemenangan yang ditorehkan Laksamana Malahayati. Oleh karena itu, perempuan juga memiliki peran yang begitu besar dalam sejarah kemiliteran dunia. Wallahu a'lam bishawab. []
Dalam bidang militer, saya melihat ada perbedaan antara peran perempuan dalam sistem selain Islam dan muslimah dalam sistem Islam. Peran muslimah lebih banyak pada bagian logistik dan medis. Karena perannya tidak boleh menyalahi fitrah sebagai perempuan. Kalaupun ada kisah yang terjun ke medan pertempuran langsung, itu dalam kondisi tertentu saja.
Ma syaa Allah, keren sekali perempauan hebat masa rasulullah.. in syaa Allah kita pun akan mengikuti jejak para sahabiyah yang telah memberikan seluruh jiwa raganya untuk kemuliaan islam.
Julukan yang bagus "Penyihir malam" tapi niat dan tujuannya bukan karena Allah. Memang benar harus seperti Aisyah aja yang kerennya maa syaa Allah! takbir!
Perempuan dalam Islam diberi ruang untuk berkontribusi besar bagi agama selama sesuai hukum syarak. Jadi, cukup dengan Islam, perempuan akan berdaya dan dalam waktu yang sama mendapat rido dari Allah Swt. Barokallohu fiik, mba Arum