Dalam menghadapi lonjakan Covid-19 yang mungkin terjadi, pemerintah seharusnya menyiapkan berbagai strategi agar penularan tidak makin meluas.
Oleh. Bunga Padi
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Gelombang Covid-19 kembali mengganas di Singapura. Beritanya santer menghiasi berbagai laman media sosial. Mengutip media cncbindonesia, 21-5-2024 yang dikutip dari media Channel News Asia (CNA), pasien Covid-19 dari 5 Mei hingga 11 Mei melonjak hingga 25.900, mengalami kenaikan 90% dibandingkan pekan sebelumnya.
Kementerian Kesehatan Singapura telah merilis data rata-rata rawat inap harian akibat Covid-19 pada pekan sebelumnya sebanyak 181 pasien kemudian melonjak menjadi 250 pasien pada pekan ini. Adapun rata-rata kasus harian di perawatan intensif masih rendah, yaitu tiga pasien, sedangkan pekan sebelumnya dua pasien. Untuk mengatasi lonjakan penderita Covid-19, Pemerintah Singapura telah menyiapkan segala keperluan RS dan langkah-langkah yang akan diambil jika sewaktu-waktu lonjakan Covid-19 terjadi Juni mendatang.
Mengutip media cnbcindonesia, dari media Strait Times, (21-5-2024) Menkes Ong Ye Kung menjelaskan, “Jadi, menurut saya gelombang ini akan mencapai puncaknya dalam dua hingga empat pekan ke depan yang berarti antara pertengahan dan akhir Juni.”
Kemenkes Ong pun tak menyangkal bila nanti pasien meningkat hingga dua kali lipat menjadi 1.000 pasien akan menambah beban signifikan kepada rumah sakit. “Seribu tempat tidur setara dengan satu rumah sakit daerah,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, ada beberapa varian Covid-19 yang berkembang di dunia dengan jenis JN.1 dan subgaris keturunannya, termasuk KP.1 dan KP.2. Di Singapura sendiri yang berkembang adalah varian KP.1 dan KP.2 yang mencapai dua pertiga kasus. Keduanya disebut FliRT. Virus ini telah berkembang di Amerika, Inggris, Cina, Thailand, Australia, dan India.
Tokoh Bicara
Ramai merebaknya Covid-19 di Singapura telah mengundang perhatian sejumlah pejabat di negeri ini. Mereka angkat bicara agar Indonesia segera mengambil tindakan antisipasi penyebaran Covid-19. Mengingat negara Singapura dan Indonesia bertetangga dekat.
Anggota Komisi lX DPR Rahmad Handoyo dalam sebuah keterangan tertulis, 21-Mei-2024 menyampaikan, “Ada atau tidaknya Covid-19 pemerintah harus siap siaga apa pun penyakitnya dengan meningkatkan surveilans.”
Kemungkinan Covid-19 masuk ke Indonesia sangat besar karena jarak kedua negara yang dekat. Oleh karenanya, surveilans penting dilakukan untuk menganalisis data penyakit menular. Pengamatan yang dilakukan berguna untuk memperoleh informasi guna menentukan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien. Di samping itu, pemerintah juga harus menjamin penyediaan fasilitas kesehatan dan meningkatkan pencatatan kejadian pasien kasus. (metronews.com, 22 Mei 2024)
Sikap Pemerintah terhadap Merebaknya Covid-19
Merebaknya kasus Covid-19 di Singapura mengindikasikan bahwa virus tersebut bakal menyeberang masuk ke Indonesia dalam waktu singkat. Ini mengingat letak wilayah yang sangat berdekatan. Selain itu, aktivitas keluar masuk warga antara Indonesia dan Singapura adalah hal lumrah. Namun, Kemenkes Budi meminta masyarakat Indonesia agar tetap tenang dan tidak perlu risau bila nanti Covid-19 masuk dari Singapura. Imbauan tersebut disampaikannya pada pertemuan di Gedung DPR, Selasa, (21-5-2024). Menkes Budi pun berpesan, bila mengalami gejala seperti demam dan batuk agar segera melakukan PCR.
Berbicara soal Covid-19 pasti ingatan kita kembali ke masa mewabahnya Covid-19 pada 2020. Virus itu telah menewaskan ribuan nyawa rakyat Indonesia. Getir rasa hati bila mengenang peristiwa itu karena kita kehilangan orang-orang yang tercinta. Ada suami yang harus kehilangan istri, ada istri yang harus kehilangan suami dan anaknya. Anak-anak dalam hitungan hari menjadi yatim piatu dan berbagai kesedihan lainnya. Sungguh memilukan, tetapi kita harus menerima ujian itu dengan hati yang ikhlas dan kesabaran yang luas.
Apa yang terjadi pada masa lalu dengan banyaknya jumlah korban Covid-19 berjatuhan dikarenakan sakit maupun meninggal akibat serangan Covid-19 hendaklah menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia. Kita harus siap siaga dan mewaspadai Covid-19 agar tidak berulang. Jangan sampai virus ini masuk ke Indonesia dan memakan korban jiwa. Pemerintah tidak boleh lamban bergerak melakukan pencegahan dan pengendalian masuknya Covid-19 dan penetapan Status Bencana Nasional. Pejabat dan badan terkait harus terus memantau informasi perkembangan situasi terkini Covid-19 di Singapura.
Bersiap Menghadapi Covid-19
Dalam menghadapi lonjakan Covid-19 yang mungkin terjadi, pemerintah sudah seharusnya menyiapkan berbagai strategi agar penularan tidak makin meluas. Ini bisa ditempuh dengan melakukan pangarusan social distancing dengan meliburkan sekolah, kantor-kantor dengan menerapkan belajar dari rumah, menutup tempat wisata, pembatasan keluar rumah, mengimbau menjaga kebersihan dengan cuci tangan, menjaga kesehatan dan minum vitamin, memakai masker, dan seterusnya.
Pemerintah hendaknya menyosialisasikan, memahamkan, serta membangun kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya menaati peraturan pembatasan ruang gerak selama Covid-19 mewabah. Tidak menutup kemungkinan akan ada saja masyarakat yang melanggar peraturan akibat ketidaktahuan mereka.
Bila pandemi Covid-19 terjadi, pemerintah wajib melaksanakan lockdown. Ini sebagaimana yang telah diatur dalam UU Nomor 6 Tahun 2018 yang mengatur bahwa kebutuhan pokok rakyat dan hewan ternak menjadi tanggungan negara selama karantina berlangsung di wilayah tersebut. Lockdown adalah cara efektif mencegah meluasnya penyebaran wabah. Meski akan berdampak pada perekonomian, tetapi efektif untuk menyelamatkan nyawa rakyat dan jatuhnya korban.
Menghadapi Wabah Covid-19, Islam Mengajarkan Lockdown
Salah satu kehebatan dalam pemerintahan Islam adalah pemimpin atau khalifah sangat peduli dan memperhatikan nasib rakyatnya yang tertimpa bencana. Khalifah akan menunjuk orang-orang terbaiknya untuk mempelajari kasus Covid-19 serta berdiskusi dengan pakar yang kompeten di bidangnya untuk memecahkan persoalan dan bencana yang menimpa agar tidak meluas dan memakan korban.
Dahulu Khalifah Umar ra. pernah berdiskusi dengan para sahabat untuk mendapatkan solusi. Manakala terjadi wabah (tha'un) Amwas di Syam, beliau melakukan karantina. Tidak lupa beliau menasihati dengan lembut kepada rakyatnya bahwa bencana yang melanda mereka merupakan ketetapan dan bentuk kasih sayang Allah sekaligus teguran di sebaliknya. Khalifah Umar ra. segera memerintahkan untuk menyalurkan bantuan makanan, logistik, dan kebutuhan lainnya.
Ada dua sikap yang harus diperhatikan oleh seseorang apabila terjadi wabah Covid-19 atau penyakit menular lainnya. Pertama, tidak memasuki daerah yang terjangkit wabah penyakit menular, sebisa mungkin menjauh dari tempat tersebut. Kedua, jika berada di dalam daerah yang sudah terjangkiti oleh wabah penyakit menular, hendaklah bertahan di tempat dan tidak keluar wilayah tersebut untuk melakukan perjalanan.
https://narasipost.com/opini/05/2022/kala-islamofobia-merebak-di-kota-singa-ulama-dianggap-bahaya/
Ini selaras dengan pesan Rasulullah saw. dalam hadis riwayat Bukhari yakni, “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, janganlah kalian memasukinya. Namun, jika terjadi wabah di tempat kamu berada, jangan tinggalkan tempat tersebut.”
Perkara lockdown tidak boleh dianggap sebelah mata. Pemerintah harus mengambil langkah cepat untuk menutup pintu masuknya Covid-19 dari segala penjuru untuk mengadang penyebaran virus. Harapannya, rakyat aman dari wabah virus
Sebagai pemimpin bagi rakyatnya maka sudah menjadi kewajibannya memperhatikan dan mengurusi segala keperluan rakyatnya, termasuk pemenuhan layanan kesehatan tanpa membedakan status sosial, kaya atau miskin. Seluruh rakyat berhak mendapatkan jaminan kesehatan secara cuma-cuma dengan kualitas terbaik dan fasilitas yang lengkap.
Pengobatan Gratis bagi Pasien
Dalam me-riayah (mengurusi) kesehatan rakyatnya yang menjadi korban Covid-19, pemerintah akan bersungguh-sungguh melaksanakan kewajibannya. Negara akan menyediakan rumah sakit lengkap dengan segala fasilitas seperti ruang rawat inap bagi yang sakit, menyediakan obat-obatan, tabung oksigen, memberikan asupan bergizi, dan lain-lain. Sedangkan untuk petugas medis disiapkan APD, masker, alat-alat medis hingga vitamin dan makanan sehat agar stamina mereka tetap terjaga karena petugas medis, dokter, dan perawat adalah garda terdepan yang rentan terpapar virus.
Pemimpin yang bertanggung jawab akan paham betul setiap persoalan yang dihadapi rakyatnya. Pemimpin akan hadir membantu mengatasi. Dia tak segan mengorbankan waktu dan kesenangan pribadinya dalam menolong rakyatnya yang sedang kesusahan. Sungguh sosok politikus sejati tidak butuh puja puji, tetapi ia selalu ada di sisi rakyat dan memikirkan penderitaan yang dialami rakyatnya.
Pemimpin Sejati Tanpa Pencitraan
Rasulullah saw. bersabda,
فَالأَمِيرُ الَّذِى عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Artinya, “Amir (pemimpin) masyarakat adalah pemelihara dan dia bertanggung jawab atas urusan rakyatnya.” (HR Bukhari)
Sejarah mencatat, keberhasilan lockdown yang diterapkan Khalifah Umar bin Khaththab bukan hanya ditentukan oleh sosok pemimpin yang berwibawa dan disegani, tetapi juga oleh sistem yang menaungi kala itu yaitu Khilafah Islamiah. Sebuah sistem yang menerapkan hukum syariat di semua aspek kehidupan.
Selain itu, ketaatan dan ketakwaan pemimpin kepada perintah Allah sungguh memukau, sedangkan rakyat mematuhi pemimpinnya. Sebuah sinergi yang patut diteladani. Sebagai pemimpin negara Khalifah Umar menyadari betul kelak amanah kepemimpinan yang telah diembankan di pundaknya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt. Oleh karenanya, ketika beliau menjalankan amanah hanya ditujukan untuk Allah bukan untuk pencitraan, popularitas, atau mencari simpati manusia, tetapi semata melindungi nyawa rakyatnya. Wallahu a’lam bishawab. []
#MerakiLiterasiBatch1
#NarasiPost.Com
#MediaDakwah
Saya tidak tahu apakah covid atau bukan, tetapi ibu santri TPA saya mengatakan anaknya sakit flu Singapur. Sebagai pengajar anak-anak yang rentan terkena virus tsb, harus punya kekebalan juga. Jika flu biasa, anak-anak TPA saya tetap hadir. Apalagi jika ngajar huruf hijaiyyah harus face to face. Pas batuk, terkadang percis depan wajah, hehehe. Jadi saya juga berpikir, para guru itu harus sehat dan asupan gizinya bagus. Karena terkadang berhadapan dengan situasi yang rentan tertular.
Iya mb Novianti perlu banget menutrisi tubuh dg asupan gizi yg bagus. Biar gak rentan ma virus. Sehat selalu. Jazakillah kahiran udah mampir. Sukses dunia akhirat.
2 th lalu covid lalu melanda dan memporak porandakan ekonomi, skrg merebak lg.
Sungguh pelajaran berharga ya mba Amelia. Smoga gak terulang ya. Salam sehat selalu mb. Sukses dunia akhirat.
Menolak lupa untuk Covid 19,
Akankah hal itu berulang?
Melandanya wabah Covid-19 menyisakan kepedihan mendalam dan kisah tersadis sepanjang sejarah. Dan itu kuat dalam ingatan. Sehat selalu mb Atin. Sukses dunia akhirat.
Masih lekat di ingatan, bagaimana tersiksanya 3 tahun pas covid 19. Terkurung di rumah, sekalinya keluar rasa was-was. Apalagi pas gejala di rasakan tubuh seperti sakit tenggorokan hingga hilangnya indra penciuman. Semoga kita semua selalu di lindungi Allah. Karena berharap pada sistem kapitalisme, sama saja menggantungkan harapan kosong. Semoga hadirnya sistem Islam tak lama lagi, agar rakyat terlindungi.
Yap betul mb Neni, karena pernah mencicipi kena covid semoga kini jd lebih waspada. Aamiin ya mujibasailiin. Sehat sellu di sana. Suksek dunia akhirat.
Ngeri ya, rasanya masih trauma dengan kasus Covid yang kemarin. Kalau pemerintah masih santai dan menganggap biasa saja, maka tinggal tunggu waktu Covid akan kembali menyebar di Indonesia.
Sangat mencekam ya jika inget2 kasus wabah itu. Senoga pemerintah kita tanggap kali ini. Sehat sellu mb Sartinah, sukses dunia akhirat. Aamiin