Arab Saudi Ikuti Miss Universe, Mantap Menjadi Negara Sekuler?

Arab Saudi ikuti miss universe

Arab Saudi ingin menjelaskan dengan sejelas-jelasnya definisi negara mereka yaitu sebagai negara sekuler.

Oleh. Aya Ummu Najwa
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Arab Saudi mengumumkan partisipasi akan mengirimkan perwakilan mereka dalam ajang Miss Universe 2024 di Meksiko, September mendatang. CNN Indonesia, Selasa (26 Maret 2024) melaporkan, Arab Saudi dianggap telah melakukan langkah berani sebagai tanda perubahan budaya dan pandangan sosial mereka dengan mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti ajang Miss Universe 2024.

Seorang model bernama Rumy Al-Qahtani yang terpilih mewakili negara petro dolar itu dengan bangga mengunggah fotonya yang berpakaian terbuka di akun pribadinya @rumy_alqahtani, Selasa (26/03/2024). Sang Model mengumumkan bahwa dirinya merasa terhormat dapat berpartisipasi dalam kompetisi Miss Universe 2024, yang merupakan kali pertama untuk Arab Saudi mengikuti kontes kecantikan ini. Ia pun mengatakan komitmennya untuk mengenalkan kebudayaan negaranya ke seluruh dunia dalam ajang kecantikan yang ternyata tak hanya sekali ini ia ikuti.

Liberalisme dan Sekuler, Mimpi sang Pangeran

Sejak Raja Salman tidak begitu aktif dalam kegiatan pemerintahan karena usia juga kesehatan, yang kemudian mengangkat putranya, MBS, menjadi putra mahkota sekaligus perdana menteri, Arab Saudi memang dipandang semakin sekuler. Berbagai kebijakan yang ambil oleh MBS, yang juga sebagai Ketua Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan semakin terlihat ingin keluar dari bayang-bayang negara Islam konservatif.

MBS menjadi sosok pemegang kendali absolut atas perubahan signifikan di Arab Saudi. Sosoknya dianggap pembaharu. Ia banyak melakukan perubahan dan reformasi menuju Arab Saudi yang lebih terbuka, meski lebih tepat jika dikatakan lebih liberal dan sekuler. Tak jarang MBS dianggap sebagai sosok kuat panutan bagi generasi muda Arab Saudi saat ini yang menginginkan lepas dari aturan agama negara itu selama beberapa dekade, meski tak sedikit pula yang mengkritik kebijakan kontroversinya.

Langkah berani Arab Saudi mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti kontes kecantikan Miss Universe tahun ini seakan menjadi deretan fakta keseriusan Arab Saudi menuju perubahan budaya dan pandangan sosial menuju liberalisme dan semakin memantapkan posisi sebagai negara sekuler. Sebelumnya, MBS telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang meyakinkan dunia bahwa negaranya sedang menuju alam sekuler, meski tak jarang dianggap sebagai kontroversi yang mendobrak hal tabu agama Islam yang dijalankan oleh negara itu, lebih-lebih terkait kebijakan masalah pemisahan gender.

Selain itu, sejumlah fasilitas hiburan yang memungkinkan campur baurnya laki-laki dan perempuan, seperti bioskop dan klub malam halal juga sudah mulai dibuka. Padahal sejak 1970-an dan 1980-an seluruh bioskop di Saudi ditutup. Kini, Kementerian Penerangan Arab Saudi mengumumkan pada 18 April 2018 bioskop mulai dibuka untuk umum di Kota Riyadh. Sedangkan klub malam, White, yang berpusat di Dubai dan Beirut mengumumkan bahwa pekan ini mereka akan membuka cabang di Kota Jeddah.

Beberapa kebijakan-kebijakan kontroversi MBS di Arab Saudi di antaranya,

  1. Wanita Diizinkan Berbikini dan Miras Dilegalkan

Dimulainya pembangunan resor mewah yang berada pulau Sindalah yaitu bagian dari megacity Laut Merah Neom yang mencakup 50 pulau di kawasan Laut Merah. Pembangunan resor ini, membawa peraturan baru sebagai iming-iming bagi wisatawan asing, agar berbondong-bondong berwisata di pulau tersebut, di mana wanita akan diizinkan memakai bikini. Seperti dikutip dari USA Today, Jumat, 10 Maret 2023, pemerintah Arab Saudi mengatakan, "Resor ini akan diatur oleh undang-undang yang sesuai dengan standar internasional."

Selain itu, melansir dari Times of Israel, demi menarik lebih banyak lagi wisatawan asing, mega proyek tersebut akan mengizinkan minuman beralkohol di resor yang dijadwalkan dibuka tahun ini. Minuman keras jenis anggur, sampanye, juga koktail akan tersedia di sana. Ini merupakan kali pertama dalam sejarah Arab Saudi sebagai kerajaan yang menjalankan hukum Islam memperbolehkan bahkan menjual minuman beralkohol, padahal sebelumnya adalah sebuah kejahatan yang harus mendapatkan sanksi baik didera maupun dipenjara.

  1. Perempuan Diizinkan Mengemudi, Hidup Sendiri, juga ke Bioskop

Sebelumnya, pada 2018, Al-Jazeera melaporkan, bahwa Arab Saudi mulai mengizinkan perempuan untuk mengemudi, yang dinilai sebagai langkah progresif untuk memenuhi hak-hak perempuan di negara teluk tersebut. Meski telah diperjuangkan oleh kelompok hak asasi manusia negara itu sejak tahun 90an, namun, dengan MBS naik sebagai pemegang keputusan semakin terbuka lebar hal itu untuk dikabulkan. Setelah izin mengemudi bagi perempuan disahkan, kini perempuan Arab Saudi, baik lajang maupun janda juga diperbolehkan untuk tinggal sendiri terpisah dari keluarganya, bahkan tanpa izin dari wali ataupun mahram, juga bepergian ke mana pun mereka mau termasuk ke bioskop.

  1. Perempuan Boleh Ganti Nama dan Masuk Militer.

Hak-hak wanita Saudi seakan sedang dibuka selebar-lebarnya, bahkan sekarang mereka dapat mengubah secara nama resmi tanpa persetujuan wali mereka. Hal ini disampaikan oleh Badan Urusan Sipil Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, yang mengatakan bahwa warga negara itu, pria ataupun wanita yang telah berusia 18 tahun dapat mengubah data mereka, baik nama keluarga, anak-anak, juga status sosial mereka.

Selain itu, Arab Saudi untuk pertama kalinya dalam sejarah juga mengizinkan perempuan untuk berkarier di kemiliteran. Pemerintah mengumumkan akan dibuka pendaftaran bagi perempuan pada semua lini hingga tingkat bintara, baik angkatan darat, laut, dan udara, pertahanan rudal, serta korps medis.

  1. Pesta Halloween dan Konser Musik, Boleh.

Tahun lalu, Saudi telah menggelar untuk pertama kalinya sebuah festival Halloween bertajuk "Scary Weekend", yang bertempat di Riyadh's Boulevard. Festival yang membuat gempar masyarakat sejagat itu menampilkan orang-orang yang bersuka ria mengenakan kostum dan pakaian yang menyeramkan yang berpose untuk foto-foto dan disebarluaskan di media sosial. Selain itu, sebuah konser musik elektronik bertema "MDLBeast Soundstorm 2021" juga telah digelar secara spektakuler selama empat hari di ibukota Riyadh, Arab Saudi. Pria wanita bercampur baur secara bebas, mereka berpakaian ala skinny jeans robek dan sepatu bot, sebuah cara berpakaian yang tabu di negara ultra konservatif tersebut. Pesta musik ini berlangsung terus menerus dan hanya berhenti 15 menit saat azan untuk waktu salat.

  1. Turis Asing Bukan Mahram Boleh Menginap Sekamar, sementara Kewenangan Polisi Syariat Dibatasi

Aturan visa baru Arab Saudi pada 2019 membolehkan turis asing pria dan wanita tinggal satu kamar tanpa harus menunjukkan dokumen pernikahan. Hal ini dimaksudkan untuk menarik minat para wisatawan asing. Seorang wanita warga Saudi pun boleh menyewa kamar hotel sendirian tanpa didampingi mahram. Padahal sebelumnya hal itu merupakan hal yang terlarang di kerajaan Islam tersebut.

Sementara itu, kewenangan polisi syariat yang sebelumnya bertugas menegakkan hukum Islam, kini tak lagi punya kewenangan. Kebijakan sekuler sang Pangeran menjadikan komisi ini tak lagi disegani. Aturan baru ini bahkan mencakup pemangkasan kewenangan atas pengawasan terhadap tindakan apa pun yang dianggap tak sesuai syariat Islam, seperti bercampur baurnya laki-laki dan perempuan, kriminalitas, penyelundupan barang bajakan, hingga peredaran narkoba. Hal ini menjadikan kebaikan dan kemaksiatan adalah milik individu tanpa harus ada campur tangan negara khas negara sekuler.

  1. Melarang Doa dan Simbol-simbol Palestina di Dua Tanah Suci

Meski Arab Saudi mempunyai kekuatan yang cukup untuk menghentikan segala kebiadaban Israel terhadap Palestina, nyatanya sampai saat ini tak ada langkah real negara dua masjid suci itu. Alih-alih membela hak-hak Palestina, Saudi malah memberlakukan aturan sekuler dengan melarang keras doa untuk Palestina serta penggunaan simbol-simbol negara terjajah itu, seperti keffiyeh khas Palestina, dan lainnya bagi jemaah ketika tengah melakukan ibadah haji maupun umrah. Pelarangan ini termasuk dengan menangkap dan memenjarakan orang-orang yang diketahui melanggar aturan tersebut.

Dari Minyak Beralih ke Pariwisata

Kebijakan sekuler yang diambil oleh MBS, tak lepas dari kekhawatiran negara itu atas cadangan minyak bumi mereka yang mulai menipis. Untuk itulah mereka mulai meninggalkan ketergantungan terhadap minyak sebagai sumber pemasukan negara, dan beralih ke sektor pariwisata. Untuk menggaet wisatawan asing, Arab Saudi sedang gencar-gencarnya membangun situs-situs wisata yang berkelas dunia, sehingga tak segan-segan menggelontorkan dana yang sangat fantastis.

https://narasipost.com/world-news/10/2022/saudi-idol-makin-menguatkan-liberalisasi-di-arab-saudi/

Oleh karena itu, mereka membutuhkan adanya investor untuk mendukung pembangunan tersebut, dan sebagaimana yang kita pahami tak ada makan siang gratis dalam sistem kapitalisme, maka di situlah terjadi deal-deal kepentingan untuk saling menguntungkan. Jadi, jika Saudi mulai meninggalkan agama pada ranah individu maka wajar. Arab Saudi rela menanggalkan identitas negara Islam menjadi negara yang lebih liberal, karena mereka menginginkan pengakuan dunia, khususnya negara Barat.

Sikap Umat Islam

Umat Islam tak perlu risau atau pun panik. Apa yang terjadi pada Arab Saudi adalah wajar di alam kapitalisme, karena memang Arab Saudi bukan negara Islam yang menerapkan Islam secara kaffah. Apa yang mereka lakukan saat ini terlihat jelas ingin menjelaskan dengan sejelas-jelasnya definisi negara mereka yaitu sebagai negara sekuler. Di satu sisi, negara-negara Barat akan terus melancarkan serangannya baik fisik maupun nonfisik berupa pemikiran dan ide-idenya agar umat Islam sedikit demi sedikit mengikuti mereka. Sebagaimana dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim no. 2669, dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda,

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ

“Sesungguhnya kelak kalian akan mengikuti jalan kaum sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, bahkan apabila mereka masuk ke lubang dhob (lubang biawak), kalian pun suka rela mengikutinya.” Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, apakah mereka itu adalah golongan dari Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab, “Kalau bukan, lalu siapa lagi?” (HR. Imam Muslim)

Imam Nawawi dalam Syarh Muslim, 16: 219 ketika menjelaskan hadis ini mengatakan, “Ini adalah pemisalan bahwa tingkah laku kaum muslim sangat mirip sekali dengan perilaku Yahudi dan Nasrani. Bahwa kaum muslim menyamai mereka dalam perkara kemaksiatan dan berbagai penyimpangan, bukan dalam masalah kekafiran. Perkataan beliau shalallahu alaihi wasallam adalah suatu mukjizat bagi beliau karena hal itu telah terjadi pada saat ini.”

Khatimah

Sudah saatnya umat Islam memfokuskan perjuangan untuk tegaknya kembali negara Islam yang menerapkan sistem Islam secara sempurna dalam kehidupan, yaitu Khilafah Islam. Negara inilah yang akan melindungi seluruh umat Islam dari racun berbisa pemikiran Barat yang merusak dan menghancurkan akidah umat Islam. Khilafah juga akan menjaga dan merebut kembali tanah-tanah kaum muslim yang dijajah kaum kafir dan membebaskan umat dari penyiksaan dan segala bentuk pembantaian seperti yang terjadi di Palestina, Suriah, dan lainnya. Biidznillah.
Wallahu A'lam bishshawab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Aya Ummu Najwa Salah satu Penulis Tim Inti NP
Previous
Kebencian Membawa Kerugian
Next
Korupsi Makin Kronis Butuh Solusi Sistemik
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Firda Umayah
Firda Umayah
6 months ago

miris sekali. Arab Saudi makin ke sini makin sekuler. Umat Islam harus paham kalau Arab Saudi bukan negara Islam dan bukan representasi dari Islam.

Siti Komariah
Siti Komariah
6 months ago

Sungguh miris melihat Arab saudi kian liberal. Rayuan kapitalisme memang sangat ampun untuk meracuni para penguasa negeri muslim. Kemunduran pemikiran kian nyata.

Atien
Atien
6 months ago

Astaghfirullah. Matra sekularisme tenyata makin kuat membius Arab Saudi. Mirisnya hal itu dianggap sebagai pembaharuan yang harus dibanggakan. Pemikiran kapitalisme benar-benar telah memalingkan umat dari aturan Islam. Barakallah mba @aya.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram