Shaun King, Merengkuh Hidayah dari Muslim Gaza

Shaun King Merengkuh Hidayah dari Muslim Gaza

Shaun King telah memilih jalan kebaikan. Teguhnya keimanan muslim Gaza telah menuntunnya pada kebenaran bahwa Allah adalah Al-Khalik.

Oleh. Haifa Eimaan
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Apa kalian masih mengikuti berita tentang Gaza dan Palestina? Alhamdulillah, jika masih terus menyuarakan tentang genosida yang terjadi di Palestina dan kebiadaban Zionis Israel. Nah, berarti kalian tahu juga, dong, bahwa perjuangan muslim Gaza mendapat dukungan dari jutaan aktivis kemanusiaan. Salah satu aktivis yang sangat vokal mengecam Israel dan membela Palestina adalah Shaun King. Catet ya, namanya Shaun King, bukan Shaun The Sheep. Ah, kalau yang satu itu mah domba jenis valais blacknose alias domba berhidung hitam. 

Ada Apa dengan Shaun King?

Pada malam pertama Ramadan lalu, aktivis kemanusiaan asal Amerika Serikat ini bersama istrinya resmi masuk Islam. Dia mengumumkan keislamannya di akun Facebook Shaun King. Videonya saat bersyahadat telah ditonton lebih dari 132 ribu orang; mendapatkan 2,2 ribu komentar; dan dibagikan 2,4 ribu kali. Ucapan selamat dan pesan-pesan kebaikan terus mengalir pada mantan pastor yang juga salah satu penulis buku terlaris New York Times, Make Change. 

Seusai salat magrib di sebuah masjid di Dallas, Texas, King menulis di laman Facebook-nya. Dia menyatakan bahwa peristiwa itu sangat indah, penuh kekuatan, sangat bermakna, dan tidak akan pernah dilupakannya. Menjadi muslim dan akan berpuasa Ramadan keesokan harinya bersama lebih dari 1 miliar muslim dunia, sungguh hal yang sangat luar biasa. Kalimat-kalimatnya sangat emosional dan mengharukan. Ya, meskipun dia “tidak menaruh bawang”, tetapi sukses membuat pelupuk mata tergenang.  

Saat berpidato di hadapan massa yang menghadiri proses keislamannya, pria berusia 44 tahun itu mengenakan keffiyeh, penutup kepala khas Palestina. Ia mengaitkan keputusannya dengan perjuangan, penderitaan, dan trauma yang dialami muslim di Gaza selama enam bulan terakhir. King sering mengunggah di media sosialnya tentang situasi tragis di Gaza. Ia menuntut penghentian pengeboman Israel yang telah menewaskan 31.112 orang dengan korban sebagian besar perempuan dan anak-anak.  Korban yang terluka lebih dari 72.760 orang pada 29 Februari, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. (dunia.tempo.co, 12/3/2024)

Yuk, Kenalan dengan Shaun King! 

Nama lengkapnya Jeffrey Shaun King. Ia dilahirkan di Franklin, Kentucky, Amerika Serikat pada tanggal 17 September 1979. Masa kecil hingga masa remajanya dihabiskan di Kentucky. Pendidikan tingginya ditempuh di Morehouse College, Atlanta, Georgia, sedangkan pendidikan magisternya dilanjutkan di Arizona State University.

Setelah menyelesaikan kuliahnya di Morehouse College, ia pernah menjadi guru di sebuah sekolah menengah dan juga bekerja di sistem peradilan remaja Atlanta. Profesi sebagai guru dilakoninya sebentar karena ia memutuskan untuk menjadi pendeta di pusat Kristen di Georgia.

Pada tahun 2008, ia mendirikan sebuah gereja di Atlanta yang disebut Courageous Church. Untuk merekrut jemaat baru, ia kerap menggunakan media sosial hingga mendapat julukan “Pastor Facebook”. Setelah 4 tahun menjadi pendeta, ia pun mengundurkan diri karena "stres dan kekecewaan."

Selepas menjadi pendeta, King bekerja sebagai kolumnis untuk publikasi seperti The Intercept dan New York Daily News. Ia juga mendirikan dan memimpin berbagai organisasi yang berfokus pada keadilan sosial, seperti Real Justice PAC dan platform media The North Star. Pada tahun 2020, ia meluncurkan Grassroots Law Project, sebuah organisasi nirlaba. Di luar pekerjaannya, King juga aktif menulis. Beberapa bukunya yang telah terbit Make Change: How to Fight Injustice, Own Our Future, and Dismantle Systemic Oppression.

King mengakhiri masa lajangnya pada tahun 2001. Ia menikah dengan Ray. Dari pernikahannya, mereka dikaruniai 5 orang anak.

Latar belakang Shaun King Menjadi Aktivis Kemanusiaan

Ada kisah tragis yang melatarbelakanginya hingga menjadi aktivis kemanusiaan dan pembela keadilan. Shaun King muda merupakan korban rasisme dan ujaran kebencian. Diberitakan oleh trtworld.com (11/3/2024), saat masih bersekolah di Kentucky, ada sekelompok anak muda yang “sengaja” menabraknya dengan truk pick up. Akibatnya, ia terluka dan mengalami patah tulang belakang. Beberapa kali operasi yang dijalani tidak membuatnya pulih seperti sedia kala. Sejak saat itulah, ia secara intens menyampaikan penentangannya atas rasisme. Sebagai anak yang terlahir biracial, rasisme bukanlah hal baru di negara yang konon antirasisme tersebut.

Berdasarkan pengalamannya ini, King menjadi aktivis di Black Lives Matter. Gerakan Black Lives Matter (BLM) adalah gerakan aktivis internasional yang menentang rasisme, diskriminasi, dan ketidaksetaraan yang dihadapi komunitas kulit hitam. Gerakan ini muncul di Amerika Serikat sebagai respons atas kekerasan polisi terhadap warga kulit hitam. King mulai melakukan perlawanannya melalui tulisan-tulisannya yang berfokus pada hak-hak sipil dan manusia, hubungan ras, kebrutalan polisi, penahanan massal, dan pelanggaran penegakan hukum.

https://narasipost.com/world-news/08/2022/sistem-islam-khilafah-kunci-pembebasan-gaza-palestina/

Ketika Gaza diperangi Israel, dia mulai aktif menyuarakan pembelaannya dengan mengecam Israel. Dia menyatakan tidak akan diam atas genosida dan kejahatan perang yang dilakukan Israel. Meskipun akun Instagramnya yang berpengikut 6 juta orang dibekukan permanen oleh Meta, Shaun King tetap akan membela hak-hak sipil rakyat dan martabat Palestina. Ia menolak mengkhianati nilai-nilai dan prinsip-prinsip kemanusiaan yang diyakininya. (ameera.republika.co.id, 26/12/2023)

Kini ia mengoptimalkan akun media sosialnya yang lain yaitu Facebook dan Telegram. Bagi kalian yang ingin mengetahui perkembangan terkini di Gaza tanpa takut pembatasan apa pun baik melalui gambar dan video, bisa bergabung dengan kanal Telegram @ShaunKingChannel.

Mengejar Hidayah hingga ke Gaza

Perjalanan hidup Shaun King sangat inspiratif dan menggugah jiwa. Terlahir sebagai nonmuslim, berkulit campuran, dan hidup di Amerika Serikat tentu bukan hal mudah. Ibarat roller coaster, seperti itulah perumpamaan jalan hidupnya. Pernah menjadi pendeta, lalu masuk Islam merupakan plot twist yang tidak pernah masuk dalam outline naskah penulis mana pun. Ya, Shaun King menulis sendiri kisah hidupnya. Tatkala Allah Swt. memberikan manusia dua petunjuk jalan sebagaimana firman Allah di dalam surah Al-Balad ayat 10.

وَهَدَيْنٰهُ النَّجْدَيْنِۙ ۝١٠

Artinya, “Kami juga telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan).”

Mualaf berkebangsaan Amerika ini memilih jalan kebaikan. Teguhnya keimanan muslim Palestina telah membuka akal dan hatinya, menuntunnya pada kebenaran bahwa Allah adalah Al-Khalik dan Islam adalah satu-satunya agama yang diridai. Innaddiina indallahil Islam.

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Penulis Inti NarasiPost.Com
Haifa Eimaan Salah satu Tim Penulis Inti NarasiPost.Com. pernah memenangkan Challenge bergengsi NarasiPost.Com dalam rubrik cerpen. beliau mahir dalam menulis Opini, medical,Food dan sastra
Previous
Pelecehan Perempuan Palestina di Momen IWD
Next
Ubah Kebiasaan Minum Manis, Butuh Peran Negara
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Sartinah
Sartinah
8 months ago

Masyaallah, luar bisa pembelaannya terhadap muslim walau beliu awalnya bukan muslim. Semoga hidayah Allah menyentuh banyak aktivis kemanusiaan lainnya.

Firda Umayah
Firda Umayah
8 months ago

Masyaallah, nonmuslim saja bisa terbuka hati dan pikirannya dengan keteguhan keimanan muslim di Palestina. Lalu bagaimana dengan kita umat Islam? Adakah pemimpin muslim yang mau mengirimkan pasukannya untuk membela Palestina? Astagfirullah

Mariyah Zawawi
Mariyah Zawawi
8 months ago

Masya Allah, hidayah Allah akan diberikan kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram