Mengunjungi alam terbuka merupakan salah satu cara untuk lebih dekat dengan alam. Sembari menikmati keindahan ciptaan-Nya kita juga bisa menjelaskan kebesaran Allah Swt. sebagai pencipta alam semesta ini kepada anak-anak.
Oleh.Renita
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Sebelum menikah saya sempat bermimpi ingin tinggal di daerah Bandung. Tak disangka, Allah benar-benar mengabulkan doa saya. Qadarullah, saya menikah dengan seorang pria yang beraktivitas di daerah Bandung. Akhirnya, setelah menikah saya memutuskan untuk ikut dengan beliau tinggal di daerah Soreang, Bandung. Sudah hampir tujuh tahun, saya tinggal di Soreang. Adakah teman-teman di sini yang belum pernah menginjakkan kakinya ke Bandung? Jika belum mungkin tulisan ini bisa memberikan sedikit gambaran mengenai Kota Bandung terutama daerah Soreang beserta tempat-tempat yang bisa dikunjungi ketika berada di Soreang. Daripada penasaran, langsung saja yuk!
Soreang merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Bandung yang kebetulan menjadi tempat tinggal saya saat ini. Melihat statusnya saja terlihat bahwa daerah ini merupakan daerah tersibuk di wilayah Kabupaten Bandung. Ya, Soreang bisa dikatakan jantungnya Kabupaten Bandung. Banyak pabrik-pabrik dan kantor pemerintahan yang berdiri di sini. Bahkan akses menuju pusat perbelanjaan, penginapan, tempat wisata dan Rumah Sakit (RS) pun begitu dekat. Beberapa wilayahnya masih berupa hamparan sawah yang belum tersentuh pembangunan ala kapitalistik. Apalagi jika bicara terkait makanan, Soreang bisa dikatakan surga bagi pecinta kuliner karena begitu mudahnya mendapatkan berbagai jenis makanan di sepanjang jalan di daerah ini.
Soreang termasuk wilayah Bandung bagian selatan yang berjarak 20 km dari Kota Bandung. Pada zaman Kolonial Belanda, di sini pernah dibangun rel kereta api untuk mengangkut hasil perkebunan kina dan teh dari Ciwidey-Bandung. Sayangnya, sejak tahun 1970 jalur ini sudah tidak ada lagi. Saat ini, Soreang sudah memiliki akses jalan menuju tol nasional yaitu Jalan Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja). Soreang juga dikenal sebagai wilayah pusat konveksi rumahan terbesar di Kabupaten Bandung. Sebagian besar penduduknya merupakan suku Sunda, sebagian ada suku Jawa, Cirebon, Betawi, Batak, Minangkabau dan lainnya.
Salah satu destinasi wisata yang paling dekat dengan tempat tinggal saya adalah Kampoeng Sawah. Mengunjungi tempat ini hanya butuh waktu sekitar 5 menit menggunakan kendaraan pribadi, karena memang hanya berjarak sekitar 1,3 km dari rumah. Kampoeng Sawah merupakan salah satu tempat wisata kuliner terlengkap di Kabupaten Bandung. Tempat ini berdiri di atas areal pesawahan yang cukup luas dengan konsep bangunan dan ornamen yang kental dengan budaya Sunda. Ada banyak fasilitas yang disediakan pengelola tempat ini untuk memanjakan para pelancong, seperti restoran khas sunda, waterpark, kolam pemancingan, gazebo, musala yang cukup luas serta area parkir yang nyaman. Saya beberapa kali mengunjungi tempat ini, biasanya hanya untuk mengajak si kecil berenang. Alasannya karena tempat ini paling dekat dan wahana airnya cukup lengkap dengan harga yang terjangkau.
Berikutnya di sebelah barat yang berjarak sekitar 1,1 km dari rumah, ada Taman Kota Soreang. Taman ini merupakan sarana olahraga untuk warga sekitar Cingcin yang berdiri sekitar tahun 2013. Biasanya taman ini digunakan untuk jalan sehat, jogging atau untuk sekadar nongkrong sembari menghirup udara segar pagi ataupun sore hari. Beberapa tahun lalu saya dan keluarga cukup sering mengunjungi tempat ini di akhir pekan atau sore hari. Saat itu suasananya masih cukup bagus, bersih dan terawat. Sayangnya, terakhir kali berkunjung ke tempat ini terlihat tamannya kurang mendapat perawatan, banyak area track jogging yang tertutup rumput, beberapa pohonnya pun sudah mulai rindang serta banyak jalur lari yang rusak juga.
Tepat di belakang Taman Kota Soreang, terdapat RSUD Soreang yang sekarang berganti nama menjadi Rumah Sakit Otto Iskandar Dinata. Rumah Sakit ini dibangun sekitar Mei tahun 2019 dan baru saja diresmikan 28 Januari tahun 2021. Tempat ini berdiri di atas tanah seluas 7,3 hektar, untuk bangunan RS sendiri digunakan 4,3 hektar yang terdiri dari lima gedung. Rumah sakit ini didirikan sebagai jawaban atas keluhan masyarakat yang mempersoalkan keterbatasan ruangan di RSUD Soreang yang sebelumnya karena banyak pasien yang tidak mendapat pelayanan dari rumah sakit.
Beranjak ke tempat selanjutnya yang juga sering saya kunjungi bersama keluarga yaitu Kompleks Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung. Pusat pemerintahan Kabupaten Bandung ini berjarak 2,1 km dari rumah saya, sehingga hanya membutuhkan waktu 8 menit untuk sampai ke tempat ini. Ibu Kota Kabupaten Bandung yang awalnya di Baleendah kemudian dipindahkan ke daerah Soreang padatahun 1990. Kompleks pemerintahan ini dibangun sejak tahun 1990-1992 di atas lahan seluas 24 hektare. Hampir semua aparat daerah berkantor di kompleks ini.
Di dalam kompleks ini banyak sekali tempat-tempat yang bisa dikunjungi karena memang lahannya begitu luas. Di sini juga ada beberapa lapangan yang bisa digunakan sebagai tempat untuk olahraga, jogging dan lari. Di bagian depan Kompleks Pemda Kabupaten Bandung ini, yang terlihat pertama kali adalah Lapangan Upakarti yang biasanya digunakan untuk acara-acara pemerintah ataupun digunakan untuk warga sebagai track jogging dan lari. Di pinggiran lapangan ini juga disediakan alat-alat untuk olahraga dan juga permainan anak. Tepat di belakang lapangan ini terdapat Kantor Bupati Kabupaten Bandung yang memiliki arsitektur khas priangan.
Di dalam kompleks ini ada juga taman-taman yang bisa dijadikan untuk tempat bermain anak seperti Taman Anak Sabilulungan yang dilengkapi dengan wahana permainan anak dan Taman Uncal yang berisi penangkaran rusa totol yang berasal dari istana Bogor kemudian ditangkarkan kembali di sini. Dua tempat ini menjadi lokasi favorit anak-anak ketika bermain. Biasanya saya dan keluarga mengunjungi tempat ini sore hari di akhir pekan. Di sini anak-anak bisa melihat dan memberi makan rusa secara langsung. Berada di sini pasti membuat anak-anak betah dan nyaman. Di sekeliling taman ini juga ada tempat duduk untuk para pengunjung yang disediakan Disperkimtan Kabupaten Bandung. Kenyataannya, berwisata tak selalu harus merogoh kocek yang begitu banyak dengan destinasi yang jauh. Pergi ke tempat seperti ini pun bisa membuat anak-anak bahagia. Betapa baiknya Allah menciptakan alam semesta dengan segala keindahannya yang bisa kita nikmati dengan gratis.
Selain itu, ada pula sebuah masjid besar yaitu Masjid Al Fathu yang dilengkapi dengan Sky Walk yaitu sebuah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang menghubungkan antara Masjid Al Fathu dan Gedung Budaya Sabilulungan. Masjid Al-Fathu Soreang ini memiliki desain arsitektur yang kental dengan budaya khas Jawa Barat yang biasa disebut dengan istilah Julang Ngapak. Masjid ini diresmikan pada 25 Agustus 1995 oleh gubernur yang menjabat kala itu yakni R. Nuryana. Nama masjid ini diberikan oleh ulama yang pada saat itu melakukan salat istikharah kemudian mengambil dari surah An-Nasr ayat 1, Al Fathu yang berarti kemenangan.
Di antara Masjid Al Fathu dan Gedung Budaya Sabilulungan terdapat Munara 99 Sabilulungan. Jika kota Jakarta dan Bandung mempunyai ikon seperti Monas dan Alun-Alun Bandung. Maka, Kabupaten Bandung juga memiliki ikon baru, yaitu Munara 99 Sabilulungan. Gedung ini baru diresmikan oleh Dadang M. Naser selaku Bupati Bandung pada 10 Februari 2021. Nantinya munara ini akan difungsikan sebagai tempat pelayanan publik plus sebagai ikon Kabupaten Bandung. Asal nama Munara 99 Sabilulungan sangat berkaitan dengan nilai persatuan antaragama dan budaya. Nama munara ini juga berasal dari bahasa Sunda, munara sama artinya dengan menara dalam bahasa Indonesia. Sementara sabilulungan artinya gotong royong. Selain itu, pemakaian angka 99 dalam menara ini juga sangat kental dengan agama Islam, yaitu Asmaul Husna. Angka 99 juga sama dengan tinggi dari menara tersebut yaitu 99 meter tepat di ujung kujang sebagai simbol orang Sunda. Menara dengan total empat lantai ini akan diisi dengan supermarket UMKM, 29 pelayanan publik, kepengurusan KTP hingga imigrasi. Saat ini masih ujicoba menampilkan produk 1000 kampung.
Satu tempat yang jadi tempat favorit masyarakat untuk berswafoto atau sekadar melihat pemandangan yaitu Sky Walk. Pesona keindahan Sky Walk beserta Munara 99 Sabilulungan ini semakin indah dipandang ketika malam hari. Karena banyak lampu-lampu yang mengitari tempat-tempat ini. Nah, bagi teman-teman yang mencari spot foto sepertinya tempat ini cukup instagramable.
Tak ketinggalan di sini juga ada gedung budaya termegah se-Jawa Barat yaitu Gedung Budaya Sabilulungan. Di dalam ruangan gedung ini bisa kita saksikan aneka warisan seni khas Sunda dan sekitarnya. Gedung ini dibangun pada tahun 2010 dan diresmikan pada 20 Mei 2014. Berlokasi dekat dengan Munara 99 Sabilulungan. Tempat ini sering digunakan sebagi venue pertunjukan musik, teater, pelatihan seni dan acara lainnya. Di sekitarnya juga terdapat gedung Science Center yaitu sebuah museum yang berfungsi menampilkan cerita masa depan dan masa lalu. Di dalamnya terdapat 4D Cinema, perpustakaan digital, museum sejarah Kabupaten Bandung, ruangan Augmented Reality (AR) sabilulungan. Ada juga di sekitarnya Gedung Bale Rame yang sering digunakan untuk pertunjukan seni dan budaya, dan masih banyak tempat lain yang bisa dijadikan tujuan untuk travelling bersama keluarga di sini.
Inilah sebagian tempat-tempat di daerah Soreang yang pernah saya kunjungi. Komplek Pemda Kabupaten Bandung ini bisa dikatakan cukup lengkap untuk dijadikan salah satu destinasi bagi teman-teman yang ingin rekreasi dengan keluarga. Banyak spot yang bisa dijadikan tempat untuk olahraga, berfoto-foto, pusat ilmu, melihat satwa, arena permainan anak atau untuk sekadar melepas penat dan menghirup udara segar di sini. Selain itu, mengunjungi alam terbuka merupakan salah satu cara untuk lebih dekat dengan alam. Sembari menikmati keindahan ciptaan-Nya kita juga bisa menjelaskan kebesaran Allah Swt. sebagai pencipta alam semesta ini kepada anak-anak.
Melalui tadabbur alam seperti ini tentu dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah. Bahkan, dalam Al-Qur’an pun terdapat ajakan kepada manusia untuk memperhatikan benda-benda yang ada, agar dapat meyakini keberadaan Allah Swt. Dengan mengamati benda-benda tersebut serta saling keterkaitan di dalamnya, dapat memberikan keyakinan dan pemahaman bahwa Allah bukan hanya Sang Pencipta tapi juga Sang Pengatur alam semesta. Sebagaimana firman Allah dalam surah Ar-Rum ayat 22 yang berbunyi: "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah diciptakan-Nya langit dan bumi serta berlain-lainnannya bahasa dan warna kulitmu."
Wallahu ‘alam bish shawwab.[]
Photo : Koleksi Pribadi
Mantap teh. Trs berkarya! Sayang science centre nya blm dibuka lagi y. Katanya ada bbrp wahana yg ga berfungsi
Mba Dia ayo main ke Bandung. Ntar aku jajanin seblak atau cuanki makanan khas Bandung. Cilok kan udah sering buat ya
Tulisan neng kok bagus sih, aq jadi ngiri dan nganan nih. entar kalau ditakdirkan bisa ke Bandung mampir boleh ya. hehehe