"Sebagai pemuda Islam, kita harus sadar, Teman, bahwa kita adalah generasi terbaik yang dilahirkan di tengah-tengah manusia. Kita adalah pemimpin dunia masa depan. Kita sudah dijanjikan oleh Allah bahwa kita akan mewarisi bumi ini."
Oleh. Bedoon Essem
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Sobat, musim liburan telah tiba. Dan seakan sudah dimaklumi bahwa akhir tahun biasanya identik dengan agenda-agenda yang seakan khusus untuk menghibur diri dan happy-happy. Dari liburan sekolah, liburan natal, juga tahun baru. Semua orang seakan merayakan akhir tahun dengan gembira dan larut dalam euforianya, sehingga menjadikan momentum-momentum tersebut sebagai hal yang dinanti, tak terkecuali bagi umat Islam termasuk kita para pemuda Islam.
Dengan jargon toleransi, seringnya kita terjebak dengan siasat keji dan sesat yang dikampanyekan oleh para sekuleris, sehingga pemuda Islam sulit lepas dari jeratan tersebut. Dengan ikut menikmati ingar bingar pesta, bahkan lebih parah lagi turut merayakan dan terlibat menyukseskan acara Natal dan tahun baru. Parahnya lagi, tahun ini malah ada yang lebih berani lagi dengan menampilkan kolaborasi salah kaprah pemuda Nasrani dan muslim dalam merayakan Natal di Ambon, Maluku.
Sobat, dalam Islam toleransi itu bagus. Kita sangat dianjurkan untuk toleransi sesama manusia, namun batasannya pun sudah sangat jelas. Dalam surah Al-Kafirun, Allah sudah menegaskan bahwa toleransi boleh dalam bidang umum, tapi tidak boleh bertoleransi dalam hal akidah dan ibadah. Bahwa, sekadar mengucapkan hari raya agama lain saja dilarang, apalagi kita malah ikut menyiapkan dan terlibat dalam acara tersebut. Bukan karena Islam melarang kalian bersosialisasi, Kawan. Tapi, Islam sedang melindungi akidah kita, agar tidak terperosok ke dalam kesyirikan, yaitu menyekutukan Allah tanpa kita sadari.
Kita harus jeli, Kawan! Tak hanya isu toleransi kebablasan yang terus ditenggakkan ke dalam kerongkongan kita oleh musuh Islam, namun juga mereka tak henti-hentinya berusaha merusak profil kita dan membajak potensi kita. Kita terus dicekoki dengan jargon-jargon kebebasan yang menyesatkan. Kita sedang dijauhkan dari agama kita sendiri, Guys. Kita sedang dijebak dalam konspirasi jahat mereka agar kita lupa siapa sejatinya kita. Kita dirayu dengan cara berpikir mereka yang bebas. Kita disuguhi gaya hidup mereka yang sekuler, yang memisahkan agama dalam kehidupan. Kita dipaksa menjadi generasi Islam yang rusak tanpa aturan agama, agar kita tak pernah bisa bangkit dan memimpin dunia.
Dengan berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2021, yang menyebutkan jumlah pemuda saat ini sekitar 64,90 juta jiwa atau sekitar 23,90% dari jumlah penduduk Indonesia, kita adalah sasaran empuk bagi para kapitalis sekuleris untuk memasarkan produk pemikiran sesat mereka. Kerusakan pergaulan remaja, merebaknya seks bebas, HIV/AIDS, narkoba, pemuda yang apatis bahkan anarkis, perundungan, hanya tahu happy, juga menjangkitnya self disorder di kalangan remaja, pornografi, hingga kecanduan game online dan pinjol, merupakan ulah dari para musuh Islam. Kita terus dijejali tontonan dan tuntunan ala Barat yang materialistis dan utopis.
Hidup itu singkat harus dinikmati, bahwa pemuda gaul adalah yang menjadikan Barat sebagai kiblat, adalah mantra yang terus didengung-dengungkan di telinga kita. Music, movie, fashion, food, game, terus dipromosikan dalam hidup kita hingga menjadi passion kita, tanpa kita sadari hidup kita merana, jiwa kita hampa. Kita menjelma menjadi generasi lemah, mudah patah, gampang menyerah, jiwa kita mudah goyah, hidup tak terarah, jauh dan tak kenal syariat. Maka tak heran jika kita lihat pemuda-pemuda lembek yang mewek hanya karena cewek. Pemuda yang mudah depresi, hilang jati diri, dan tak punya ambisi.
Hidup kita rusak hingga kita tak mengenali siapa diri kita. Kita dibuat lemah hingga kita lupa untuk bangkit. Kita dibius dengan pemikiran menyesatkan hingga kita lumpuh dan enggan sembuh. Sebagai pemuda Islam, kita harus sadar, Teman, bahwa kita adalah generasi terbaik yang dilahirkan di tengah-tengah manusia. Kita adalah pemimpin dunia masa depan. Kita sudah dijanjikan oleh Allah bahwa kita akan mewarisi bumi ini. Rasulullah telah mengabarkan bahwa kita akan menaklukkan dunia.
Ingatlah sabda Rasulullah yang mulia, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah, "Dari Sauban -raḍiyallahu anhu- bahwa Rasulullah -ṣallallahu 'alaihi wasallam, 'Sesungguhnya bumi digulung untukku oleh Allah sehingga aku dapat melihat bagian timur dan baratnya. Sesungguhnya kekuasaan umatku akan meliputi bumi yang telah digulung untukku.'"
Tapi tentunya itu hanya bisa kita raih jika kita menjadikan Islam sebagai the way of life, dan kita menyadari betul profil dan potensi kita. Allah tidak memerintahkan kita untuk menjadi pengekor musuh, Guys. Kita seharusnya yang terdepan, bukan pembebek kebudayaan mereka. Islam tidak mengajarkan kepada kita untuk lembek dan lemah. Syarat ketika kita ingin ditolong oleh Allah adalah beriman kepada-Nya dengan sebenar-benar keimanan, beramar makruf dan nahi mungkar, sebagaimana ada dalam surah Ali-Imran ayat 110,
*كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ *
"Kalian umat Islam adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, karena kalian menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah kemungkaran, dan beriman kepada Allah."
So, Guys. Ayo kenali dirimu dan potensimu. Jangan mau asal ikut-ikutan perayaan agama lain tanpa ilmu. Jangan pula hanya karena ingin gaul sampai akidahmu tumpul. Sudah saatnya kita kembali menjadikan Islam sebagai jalan hidup. Pelajari, dalami, dan perjuangkan. Jadikan Rasulullah dan para sahabat sebagai teladan. Bukan idola dan artis sebagai tuntunan. Kita adalah agen perubahan. Kita adalah calon pemimpin masa depan. Tentunya dengan Islam kaffah yang diterapkan dalam kehidupan.
Wallahu a'lam[]