Privilese Aktivis Dakwah

"Tidak ada satu pun yang layak kita perjuangkan, kecuali rida-Nya. Inilah satu-satunya tujuan kita berdakwah."

Oleh. Keni Rahayu
(Kontributor NarasiPost.Com dan Penulis Buku Sebab Perasaan bukan Tuhan)

NarasiPost.Com-Zaman now, dakwah? Halo, apa untungnya? Hihihi sini sini, aku bisikan, ya. Mudah-mudahan bisa terdengar. Sebab aku bisik-bisik enggak ke sembarang orang. Kamu termasuk yang beruntung, lho.

Banyak yang mengira, menjadi pelaku dakwah harus terpandang dulu, lulusan Timur Tengah, atau pesantren bertahun-tahun. Kita mengira, aktivis dakwah itu harus superior, ya jago bahasa Arab, tahsinnya the best, public speaking juga lihai. Ada perasaan bahwa semua sifat itu tidak ada di kita. Parahnya, kita tidak tertarik untuk memantaskan diri.

Enggak semua orang sadar kalau jadi aktivis dakwah itu menyenangkan, apalagi anak muda. Mereka sering berkilah bahwa masa muda adalah masa mencari jati diri. Caranya? Bebas melakukan apa saja, dengan dalih ekspresi. Tunggu-tunggu, kalau selama ini masih sibuk sendiri, kapan mau bermanfaat buat orang lain?

Padahal, jadi aktivis dakwah itu privilesenya banyak. Kepo enggak, kepo enggak? Harus kepo dong, masa enggak! Kalau enggak mah, rugi. Let's read below!

Pertama, Always Update!

Guys, aplikasi saja kudu update ya, masa isi kepala kita enggak sih? Akal yang sering dipakai tentu beda dengan yang lebih sering santai. Iya, dong! Narasi dan kisah keumatan adalah bagian pokok bahasan. Bagaimana agar mereka bangkit? Kita turut di dalamnya. Maka, update tema kekinian sebagai jalan penetrasi nilai Islam adalah bagian dari pekerjaan para aktivis dakwah. Keren, kan?

Kedua, Dianggap Mampu

Namanya privilese ya, pasti enggak lepas dari pandangan orang. Kalau kita menunjukkan aktivitas kita sebagai aktivis dakwah, maka orang lain akan melihat kalau kita itu pintar. Kok bisa? Ya bisa, sebab sering kali kita tahu lebih dulu. Selangkah lebih awal saja bisa membuat orang mengira kita pandai, padahal ya sama saja. Kalau dianggap pandai, biasanya kita akan sering diminta bantuan. Alhamdulillah, siapa tahu jadi salah satu amalan pemberat di yaumul mizan. Enak 'kan?

Ya, walaupun nyatanya enggak gitu juga, alias kita mah enggak sepandai yang dibayangkan, hehe. Tapi, mudah-mudahan, pandangan orang itu bisa memotivasi diri jadi lebih baik lagi. Harapannya, apa yang kita sampaikan mudah dipahami. Ini yang lebih penting. Sebab, kita adalah penyambung risalah nabi yang sempat alpa di kalangan umat hari ini. Jika kita yang sudah tahu diam saja, lalu siapa yang hendak menyampaikannya?

Ketiga, Terdorong Memantaskan Diri

Karena kita sedang menyampaikan nilai-nilai Islam, sepantasnya jika kita terlebih dahulu sebagai aplikatornya. Kita terdorong menjadi contoh sebelum kita mengajak teman-teman kita. Maka, sekali lagi ketika kita menjadi wasilah kebaikan, bukankah itu jadi investasi akhirat ya, Gaes?

Keempat, Pengulang Sejarah

Salah satu kalimat favorit saya dari Kiai Budi Ashari, Lc, seorang ahli sejarah Islam, bahwa pola sejarah itu berulang. Bahkan sebagian besar isi Al-Qur'an adalah sejarah, termasuk kisah-kisah perjuangan para nabi dan umat terdahulu. Bukankah kita akan menjadi pribadi yang keren di sisi Allah, ketika kita menjadi tokoh cerita dalam bakal sejarah masa depan?

Kelima, Terlatih Peka

Seorang aktivis dakwah dituntut menjadi sosok yang peka. Sebab ia hendak menjadi marketing agama Allah. Ia harus peka terhadap "kebutuhan" umat. Ia harus paham betul seperti apa watak mad'u-nya, tema apa yang dibutuhkan, dan sebagainya. Melatih kepekaan adalah satu langkah mengupayakan kecerdasan.

Keenam Banyak Kenalan

Wah siapa sih yang enggak happy kalau banyak kenalan? Dengan banyak kenalan akan menambah cakrawala berpikir kita menjadi lebih awas, hati juga lebih luas. Tapi yang perlu kita pahami, banyak kenalan adalah kebutuhan dakwah, bukan penyebab dakwah. Jangan sampai berpikiran bahwa punya banyak kenalan dulu baru berdakwah, tapi berdakwahlah sehingga kita mengupayakan perluasan lingkungan. Ya kalau tidak menambah banyak kawan, bagaimana bisa kita menyampaikan Islam dalam circle yang itu-itu saja kan?

Ketujuh, Disebut sebagai Orang Beruntung

Allah berfirman di ayat-ayat Cinta-Nya QS. Ali-Imran:104
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh yang makruf, dan mencegah yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”.

Begitu juga di surat Al-Ashr, Allah sampaikan bahwa salah satu orang merugi adalah yang tidak saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran. Maka, orang yang tidak merugi alias beruntung adalah yang melakukannya (berdakwah).

Kedelapan, Rida Allah

Di antara banyaknya privilese di atas, sebaik-baik privilese adalah yang kedelapan ini. Tidak ada satu pun yang layak kita perjuangkan, kecuali rida-Nya. Inilah satu-satunya tujuan kita berdakwah. Biarlah privilese lain mengikuti sesuai kehendak Allah. Apakah kita akan banyak kenalan? Dianggap orang lain mampu, lepaskan saja. Cukuplah itu menjadi bonus bagi kita. Tidak kita dapati pun tak apa.

Tulisan ini hanya ingin mengajakmu melihat "dakwah" dari perspektif lain, dengan kaca mata yang lebih berkesan dan menyenangkan. Semoga berhasil, ya!

Wallahu a'lam bishowab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Keni Rahayu Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Qishas adalah Jaminan Kelangsungan Kehidupan
Next
Bukan Salah Pernikahan Dini
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram