"Sistem kapitalisme memang berorientasikan materi dan keuntungan. Jadi jangan heran, Guys, jika segala cara akan dilakukan demi mendapatkan cuan. Termasuk, berbisnis dengan cara-cara batil yang melanggar syariat, pun mengabaikan risiko keselamatan. Karena dalam kapitalisme materi adalah sumber kebahagiaan."
Oleh. Yana Sofia
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Guys, pernah dengar istilah pacar sewaan? Di Jepang layanan berupa sewa pacar ini sangat mudah ditemui. Nah, di Indonesia sendiri ada layanan Talent Sleep Call namanya. Pelanggan cukup memilih talent dan jenis jasanya, yakni layanan telponan, chatting, hingga pacar virtual dengan tarif yang beragam.
Selintas hal ini terdengar absurd. Kenapa masyarakat mayoritas muslim mengadakan muamalah yang bisa mendatangkan bahaya zina? Namun, inilah faktanya. Dua jenis jasa ini memang rawan berujung pelecehan seksual. Seperti yang diungkapkan Fahrija (20), salah satu penyedia talent sleep call, "Pernah juga talent yang mendapat pelecehan seksual, yang mayoritas korban adalah perempuan," katanya. Dikutip kompas.com (27/11/2022)
Gimana Guys, potret generasi kita sangat jauh dari gambaran pemimpin peradaban, bukan? Alih-alih mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat, mereka malah terjerumus pada perbuatan 'dangkal'. Inilah buah dari penerapan sistem kapitalisme dalam kehidupan. Sistem yang lahir dari rahim ide pemisahan agama dari kehidupan ini telah membuat generasi sakit, hingga rela berbuat apa saja demi menghasilkan cuan.
Mencari Kebahagiaan
Sistem kapitalisme memang berorientasikan materi dan keuntungan. Jadi jangan heran, Guys, jika segala cara akan dilakukan demi mendapatkan cuan. Termasuk, berbisnis dengan cara-cara batil yang melanggar syariat, pun mengabaikan risiko keselamatan. Karena dalam kapitalisme materi adalah sumber kebahagiaan.
Padahal, kebahagian yang dibingkai oleh hal-hal yang berbau materi ini adalah kesenangan yang riskan. Terlalu rentan berubah mengikuti arus dan gaya hedonisme yang dicontohkan masyarakat liberalis.
Seperti yang kita pahami, masyarakat era digital erat hubungannya dengan budaya konsumerisme. Ditambah dengan kemudahan layanan aplikasi store dan jasa antarbarang. Tinggal pilih, pesanan pun akan segera diantar.
Sayangnya, minat belanja tidak related dengan isi kantong, Guys! Jadi untuk memenuhi berbagai keinginan dan hajat tersebut, terkadang masyarakat berpikir instan. Melakukan apa pun demi meraih cuan, untuk ditukarkan dengan barang yang diimpikan. Di mana jika tidak terpenuhi akan menimbulkan kegelisahan, rasa minder, dan ketidakbahagiaan.
Fitrah Manusia
Rasa gelisah karena tidak tercapainya keinginan itu, sebenarnya wajar, Guys! Fitrah manusia yang lahir dari naluri ingin memiliki (gharizatun baqa'). Namun, percayalah, rasa gelisah itu akan teratasi jika kita mampu memilah dengan baik antara kebutuhan dan keinginan. Tidak semua barang harus kita miliki, cukup penuhi hal-hal yang kita butuhkan saja. Selebihnya bersyukur dan bersabar. Inilah jalan menuju kebahagiaan.
Tentu saja, fitrah manusia selanjutnya adalah tunduk dan patuh pada perintah Allah. Melakukan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang Allah larang. Komitmen ini adalah bagian dari iman, akan menimbulkan kegelisahan bagi individu yang melanggar.
Maka dari itu, Guys, kita melihat para koruptor itu tak pernah puas dengan harta yang dititipkan. Sehingga memakan harta yang bukan haknya. Manusia yang hidup di tengah aktivitas 'dunia malam' itu jauh dari keberkahan, karena dunia melihat hina perbuatannya. Begitu pun orang yang bermuamalah dengan layanan pacar sewaan dan sleep call ini, hidupnya kerap mengalami pelecehan.
Semua ini terjadi karena manusia hidup dengan aturan yang melanggar fitrahnya sebagai hamba. Di mana sebagai hamba kita wajib taat pada seluruh perintah dan larangan-Nya, baik itu dalam kehidupan individu, masyarakat, dan negara.
Dalam aspek sosial, pendidikan, kesehatan, bahkan sistem perpolitikan, semua wajib diatur oleh syarak. Inilah fitrah kita sebagai hamba yang diutus Allah sebagai manusia terbaik di dunia. Sebagaimana firman Allah, dalam surah Ali-Imran ayat 110, "Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia."
Sedang 'Sakit'
Sayangnya, generasi terbaik, taat, dan berdaya itu telah jauh dari potret generasi hari ini. Akibat sistem sekuler dan segala ide-ide turunannya yang menjauhkan peran syariat dalam kehidupan. Karena ide-ide jahat inilah, generasi kita sedang 'sakit' hari ini. Menderita krisis ruhiyah dan terbiasa berbuat melanggar fitrah.
Di samping itu, virus sekularisme yang menjangkiti umat juga menjadi dasar ekonomi kapitalisme lahir. Asas kapitalisme telah menciptakan kesenjangan yang besar antara si kaya dan si miskin. Pemilik modal makin berkuasa, sementara rakyat jelata makin sengsara. Sehingga, lahirlah problem struktural, yakni kemiskinan dan kebodohan yang dialami mayoritas rakyat negeri ini.
Dalam Islam, tujuan perekonomian adalah terpenuhinya kebutuhan dan hak-hak manusia. Sedangkan dalam sistem kapitalisme, tujuan perekonomian adalah demi mendapatkan keuntungan pihak-pihak tertentu (pemilik modal), dengan target keuntungan sebesar-besarnya.
Sementara itu, ide sekuler-kapitalisme telah menempatkan posisi negara sebagai regulator, yang menjamin investor dan pemilik modal asing hak kepemilikan pada kekayaan alam milik umat. Sehingga, membuka peluang swastanisasi dan privatisasi di seluruh sektor publik dari hulu hingga hilir.
Rakyat dapat apa? Tak ada, selain menjadi tumbal rakusnya penjajahan. Alih-alih dipenuhi kebutuhannya, rakyat malah dijadikan alat pemuas kebutuhan. Inilah wajah kepemimpinan dalam sistem berlandaskan ide kufur.
Khatimah
Telah jelas, menjauhkan agama Allah dari kehidupan adalah sumber petaka Guys, dan mengembalikan Islam dalam kehidupan adalah satu-satunya solusi. Karenanya, yuk bergegas wujudkan aksi nyata! Dakwah Islam dan siyasahnya (politik), yakni upaya menyadarkan umat bahwa setiap petaka dan kesempitan hidup yang umat derita adalah buah dari ketidaktaatan kita kepada Allah Swt. Sebagaimana Allah mengingatkan kita melalui firman-Nya, dalam At-Thaha ayat 124, "Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh baginya kehidupan yang sempit, dan Kami menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta."
Wallahu 'alam[]