"Menjaga kerukunan antarumat beragama memang harus, karena kita hidup dalam masyarakat yang heterogen. Tapi, kalau kerukunan antarumat beragama dan toleransi diartikan dengan mengakui agama atau kepercayaan sesat seperti Ahmadiah, bahkan memberikan ucapan atas hari raya mereka, itu salah, Guys."
Oleh. Irma Sari Rahayu
NarasiPost.Com-Hai Guys! Pernah dengar nggak ada ungkapan kayak gini, "Semua agama itu sama. Tuhannya juga sama. Cuma cara penyebutan dan ibadahnya aja yang beda".
Isu agama memang sensitif banget di negeri kita, karena ada beberapa agama selain Islam yang diakui oleh negara. Beberapa kali terjadi kasus konflik agama. Terus, ada juga nih yang bilang kalau sekarang muncul sikap, kebijakan dan tindakan intoleran di Indonesia. Nah, karena kondisi inilah banyak diselenggarakan acara-acara lintas agama. Mulai dari doa bersama, dialog lintas agama atau pertemuan yang melibatkan semua agama. Pesertanya adalah generasi milenial.
Seperti yang terjadi di Bekasi nih, Guys. Pada bulan Oktober lalu, Pemerintah Kota Bekasi dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) bersama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bekasi menggelar acara Temu Lintas Agama Pemuda Milenial Kota Bekasi. Kegiatan ini bertujuan menanamkan pentingnya kerukunan umat beragama dan generasi milenial diharapkan menjadi agennya (Poskota.co.id, 15/10/2021).
Hmmm. Sekilas sepertinya acara ini bagus ya. Tapi kita harus hati-hati juga, jangan sampai terbawa arus apalagi masuk ke dalam jebakan betmen. Menjaga kerukunan antarumat beragama memang harus, karena kita hidup dalam masyarakat yang heterogen. Nggak cuma beda agama, tapi juga suku dan bahasa. Tapi, kalau kerukunan antarumat beragama dan toleransi diartikan dengan mengakui agama atau kepercayaan sesat seperti Ahmadiah, bahkan memberikan ucapan atas hari raya mereka, itu salah, Guys.
Kalian tahu nggak, isu toleransi atau kerukunan beragama sebenarnya bagian dari ide moderasi Islam yang sedang "dijual" Barat kepada umat Islam. Barat yang notabene benci banget sama Islam menginginkan karakter umat Islam terutama milenial seperti arahan mereka. Yaitu menjunjung HAM, kesetaraan gender, demokrasi, toleransi, LGBT, tidak fanatik, menolak syariat Islam dan anti dengan terorisme. Dibuatlah label Islam moderat kalau sejalan dengan arahan Barat dan cap Islam radikal kalau berseberangan.
Tujuannya supaya umat Islam khususnya para milenial jauh dari agamanya sendiri. Boro-boro memperjuangkan syariat Islam kaffah untuk diterapkan, merasa bangga dengan agamanya pun nggak. Bahaya kan? Terus, umat Islam jadi terpisah jadi dua kutub, kutub moderat dan radikal. Akhirnya umat Islam jadi lemah deh.
Sebenarnya nggak ada yang salah hidup dalam masyarakat yang plural (heterogen), karena masyarakat Madinah di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad saw. juga terkenal heterogen. Penduduknya tidak hanya bangsa Arab, non-Arab pun ada. Begitu juga nggak semua muslim, ada juga Bani Najran yang beragama Nasrani, Yahudi juga Majusi. Mereka tetap dengan agamanya, tapi membayar jizyah sebagai tanda ketundukan pada pemerintah Islam. Penduduk Madinah yang muslim juga menghormati dan menjaga mereka.
Rasulullah saw. juga nggak maksa mereka untuk masuk agama Islam sebelum didakwahi. Kalau mereka menolak, Rasul saw. hanya mewajibkan membayar jizyah. Seperti sabda Nabi: "Barangsiapa yang telah memeluk agama Yahudi atau Nasrani tidak ada fitnah baginya dan wajib baginya membayar jizyah." (Diriwayatkan oleh Abu 'Ubaid).
Terus, apa benar semua agama itu sama? Big No! Jelas-jelas Allah Swt. cuma rida dengan Islam saja, sebagaimana Firman Allah Swt. dalam surah Ali Imran ayat 19: "Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh Allah sangat cepat perhitungan-Nya."
Clear ya kalau acara-acara lintas agama atas nama kerukunan beragama itu harus ditolak. Bagaimanapun ibadah mereka dengan kita beda seperti digambarkan dalam surah Al-Kafirun.
Orang-orang kafir memang nggak kenal lelah, Guys mengajak kita mengikuti ajaran mereka. Allah Swt. sudah ingatkan kita dalam surah Al Baqarah ayat 120: "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu."
So, kalau kamu diminta jadi agen moderasi Islam atau kerukunan umat beragama, katakan dengan lantang: No Way![]