Rindu

Jikalau memang kita rindu, maka marilah segera kita obati kerinduan ini. Karena sesuatu yang kita rindukan ini adalah sesuatu yang luar biasa, maka pengorbanan kita untuk bertemu dengannya pun harus luar biasa. Rindu, tak cukup dengan hanya melangitkan doa, tapi kita harus berjuang.

Oleh: Meidina Iza Fauziah

NarasiPost.com - Sahabat Muslimah, rindu itu apa sih? Kalau menurut aku sih ya, rindu itu penyakit. Penyakit yang kalau enggak segera diobati, bakal semakin menjadi-jadi. Benar enggak sih?
Namanya penyakit, pasti butuh obat, terus apa dong obat rindu ini?
Innal musytaaqa laisa lahu dawaaun illa bil liqo. Rindu itu enggak ada obatnya kecuali dengan bertemu. Cie…cie

Nah, Sahabat Muslimah, kalau kita ingin sembuh dari sebuah penyakit, pastilah ya kita harus ikhtiar, kita harus berjuang melawan sakit itu, juga enggak lupa berkorban demi kesehatan kita. Buat dapat obatnya pun butuh pengorbanan, kita harus korbankan uang buat beli obat itu. Iya enggak sih? Terus kalau kita udah minum obat, kita harus tawakal sama Allah Swt. Karena pada hakikatnya, yang menyembuhkan kita itu Allah Subhanahu Wa Ta'ala, bukan obat. Allah sembuhkan kita lewat perantara obat yang kita minum tadi. Sebagaimana perkataan Nabi Ibrahim yang diabadikan dalam surah Asy-Syu'ara ayat 80

"Dan apabila aku sakit, maka Dia-lah yang menyembuhkanku."

Sama kasusnya dengan penyakit rindu. Karena obat rindu itu adalah bertemu, maka kita harus berjuang demi sesuatu yang kita rindukan itu. Pengorbanan untuk mendapat obat rindu ini, bukanlah pengorbanan yang biasa. Pasti bakal banyak hal yang kita korbankan demi dapat obat rindu ini. Adakalanya kita korbankan waktu, harta, bahkan nyawa kita korbankan untuk dapatkan obat rindu.

Contoh nih, kita rindu enggak sih sama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam?
Pasti kita mau bertemu sama Rasulullah kan, walau cuma dalam mimpi. Kalau benar kita rindu sama Rasul, maka Buktikanlah. Kalau cinta aja butuh bukti, maka rindu juga sama. Jadi sudah seberapa besar perjuangan kita agar kita bisa bertemu beliau?

Seberapa banyak hal yang kita korbankan demi bertemu kekasih Allah ini?
Berapa banyak salawat yang kita kirimkan untuk beliau setiap harinya?

Sahabat Muslimah, mari kita belajar arti kerinduan dari Rasulullah. Ingatkah kita dengan perjuangan beliau dalam mengemban risalah Islam hingga akhir hayat?

Ketika masih sedikit orang yang beriman kepada agama Islam beliau rela disakiti demi membela agama Allah. Beliau rela dicaci maki dengan sebutan penyihir atau orang gila. Karena Rasulullah itu rindu dengan janji yang diberikan Allah. Rasulullah ingin segera mengobati kerinduan dengan janji Allah ini. Maka dari itu, Rasul rela mengorbankan waktu, harta, bahkan nyawanya demi janji mulia ini. Islam rahmatan lil alamiin.

Ingatkah kita bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam adalah orang yang pertama kali menegakkan Islam di muka bumi ini. Rasulullah adalah manusia yang pertama kali menerapkan institusi gemilang. Institusi yang pernah menaungi 2/3 dunia selama 13 abad lamanya. Sejak tahun 632 M hingga tahun 1924 M. Institut itu berdiri dengan kokohnya. Sebuah institusi Islam yang kini mungkin banyak dilupakan oleh manusia bahkan umat Islam itu sendiri.

Rindukah kita dengan keadilan?
Kesejahteraan?
Keamanan?
Kedamaian?
Rindukah kita dengan institusi yang akan mewujudkan kesejahteraan untuk kita?
Jikalau memang kita rindu, maka marilah segera kita obati kerinduan ini. Karena sesuatu yang kita rindukan ini adalah sesuatu yang luar biasa, maka pengorbanan kita untuk bertemu dengannya pun harus luar biasa.

Rindu, tak cukup dengan hanya melangitkan doa, tapi kita harus berjuang. Berjuang menegakkan kalimatullah. Berjihad melawan kemungkaran dan kezaliman para penguasa yang terus-menerus menindas kita dan saudara kita yang jauh di sana.

Ayo buktikan pada dunia bahwa kita ini adalah umat Islam yang hebat, yang mencintai kematian sebagaimana banyak manusia mencintai kehidupan.
Buktikan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bahwa kita ini adalah umat terbaik, yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah terhadap kemungkaran. Kita ini adalah umatnya yang sangat merindukannya. Rindu Rasulullah dan rindu syariat Islam.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Meidina Iza Fauziah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Kapitalis Biang Korupsi
Next
Mobilitas Tinggi Warga Bandung di Tengah Pandemi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram