"Penting sekali punya teman yang bisa memahami perasaan dan keadaan hati. Teman yang menegurmu ketika ada salah, teman yang mengingatkanmu ketika berbuat khilaf, teman yang selalu ada mendampingi saat orang lain pergi tanpa jejak permisi, teman yang selalu support dan menebarkan aura positif dalam segala situasi, serta teman yang menginginkan kamu terus dekat kepada Ilahi."
Oleh. Messy Ikhsan
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Hello, Guys, pasti kamu sudah tahu bahwa Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk. Lengkap dengan beragam potensi dan kelebihan yang diberikan pada setiap individu. Semua itu merupakan bagian dari fitrah yang tidak bisa ditolak dan diabaikan begitu saja. Seperti kata para ilmuwan bahwa manusia tidak mampu hidup secara sendiri. Walaupun dipaksa untuk hidup mandiri tanpa bantuan orang lain, pasti akan merasakan ada hal yang berbeda dan hambar. Sebab, fitrahnya manusia itu makhluk sosial dengan hidup bareng-bareng sehingga menuntut terjadinya interaksi. Interaksi baik yang dilakukan secara intensif akan membentuk suatu hubungan pertemanan yang baik pula, begitu pun sebaliknya.
Tentu, kita menginginkan sensasi lingkungan pertemanan yang baik dan mulus bak jalan tol ya, Guys. Akan tetapi, mencari teman-teman yang sevisi dan semisi itu bukan perkara yang mudah. Mencari teman-teman yang paham dengan karakter diri pun bukan perkara yang gampang. Sebab, manusia bukan makhluk yang sempurna, bukan pula malaikat yang suci dari kesalahan. Akan ada onak duri dan kerikil tajam yang akan menghiasi hubungan pertemanan.
Penting sekali punya teman yang bisa memahami perasaan dan keadaan hati. Teman yang menegurmu ketika ada salah, teman yang mengingatkanmu ketika berbuat khilaf. Teman yang selalu ada mendampingi saat orang lain pergi tanpa jejak permisi. Teman yang selalu support dan menebarkan aura positif dalam segala situasi. Teman yang membuatmu termotivasi menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Teman yang menginginkan kamu terus dekat kepada Ilahi.
Stok teman-teman yang seperti itu sangat langka dan limited edition. Malah yang menjamur teman-teman yang mengajak pada kemaksiatan dan keburukan. Kok bisa, ya? Bukankah pertemanan yang baik akan mengajak pada kebaikan?
Virus TTT (Teman Tapi Toxic)
Guys, toxic secara bahasa berarti racun. Dengan kata lain, teman tapi toxic adalah pertemanan yang memberikan pengaruh buruk. Orang-orang toxic bukan hanya memiliki sifat yang buruk dan dipengaruhi faktor internal saja. Akan tetapi, orang-orang toxic juga dipengaruhi faktor eksternal seperti lingkungan yang buruk. Ditambah lagi dalam sistem kapitalisme, populasi orang-orang yang mengidap toxic semakin subur dan merajalela. Sebab, didukung oleh sistem yang juga menjadi sumber toxic dan petaka.
Dalam sistem kapitalisme yang menuhankan sekularisme melahirkan individu yang gila asas manfaat. Standar berteman hanya karena manfaat, materi, harta, dan orientasi dunia sesaat saja. Kalaupun tujuan itu tidak tercapai, maka jalinan pertemanan seketika usai. Sungguh, sangat lemah usia pertemanan karena tujuan tersebut. Pelaku toxic selain berteman karena asas manfaat, mereka juga menebar racun bagi orang-orang sekitar. Bahkan aneh ada dari kita yang nyaman berteman dengan pelaku toxic dan memaklumkan keburukan sebagian hal yang wajar saja seperti pacaran, umbar aurat, dan lain-lain. Astagfirullah!
Tak jarang pula sebagian orang juga banyak menolak berteman dengan pelaku toxic. Sebab, khawatir dengan pengaruh buruk yang didapatkan. Terkadang pertemanan toxic terjadi karena lupa niat awal dalam menjalin hubungan kawan karena kebaikan atau karena yang lainnya. Lantas, bagaimana sih sikap kita sebagai seorang muslim dalam berteman dan bagaimana pula pandangan Islam terhadap pelaku toxic?
Teman Toxic, Tinggalkan atau Ingatkan?
Rasulullah saw. bersabda yang artinya :
"Seseorang yang berteman dengan orang yang saleh dan orang yang buruk, bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan pandai besi. Pemilik minyak wangi tidak akan merugikanmu. Engkau bisa membeli minyak wangi darinya atau minimal engkau mendapat baunya. Adapun berteman dengan orang yang pandai besi. Kalau engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau mendapat bau yang tidak sedap."
(HR. Imam Bukhari)
Guys, Islam sebagai agama yang mampu menjawab setiap masalah kehidupan termasuk masalah pertemanan. Ditambah lagi, gambaran diri seseorang bisa dilihat dan dinilai dari hubungan pertemanannya. Orang-orang yang baik tentu akan memilih pertemanan yang baik pula. Lantas, apakah kita harus berlepas diri dari orang-orang dan pertemanan yang toxic?
Pertama, sesama muslim ibarat satu tubuh. Apabila yang satu sakit, maka yang lain juga merasakan sakit. Sehingga saat teman ada yang mengalami toxic dan memberikan pengaruh buruk, sebagai teman yang baik kita harus mengingatkan secara hikmah. Bukan malah mendukung perbuatan yang salah.
Kedua, setiap individu dibekali dengan pemahaman Islam dan memiliki prinsip yang tegas. Sehingga tidak mudah terpengaruh dengan pertemanan yang beracun. Maka, wajib untuk mempelajari Islam secara kaffah.
Ketiga, setiap muslim diwajibkan melakukan aktivitas dakwah. Menyeru pada kebaikan dan mencegah pada keburukan. Jika tak mampu mengubah orang yang toxic, minimal doakan kebaikan untuk mereka. Memang sulit untuk mengubah orang lain, tetapi bukan berarti tidak bisa. Sehingga perlu mengerahkan usaha terbaik dalam melakukan perubahan.
Sungguh luar biasa pengaturan Islam dalam hal pertemanan. Betapa baiknya Allah yang menginginkan kebaikan pada setiap hambanya. Semoga kita memiliki pribadi yang baik dan mampu memberikan pengaruh yang baik pula pada lingkungan sekitar. Aamiin.[]