Tak Selamanya Diam itu Emas

Diam itu bisa menjadi emas ketika enggak ada suatu hal yang perlu dikomentari. Tetapi ketika Tuhan dan Nabi kita dihina, justru kita enggak boleh diam.


Oleh: Kurnia Ayu Septiyaningrum

NarasiPost.com - Banyak orang yang mengatakan diam itu emas, tapi tunggu dulu Guys, coba deh kalau kalian ngelihat kemungkaran terjadi, terus kalian diam aja gitu? Kan diam itu emas? Ya enggak lah kan tak selamanya diam itu emas, kalau kalian ngelihat kemungkaran justru kalian harus menyampaikan bahwa yang benar itu benar jangan malah disalahkan, kalau kalian diam aja berarti kalian seperti halnya setan bisu. Eehh btw kok jadi setan bisu? Ya iyalah kan kalian ngelihat ada kemungkaran terjadi terus kalian enggak mengomentari atau menyampaikan yang benar, kalian itu diam saja.

Ketika kita diam untuk menyelesaikan masalah, kita diam karena diam solusi terbaik. Nah, kalau kita angkat bicara dan menyampaikan kebenaran yang akan menyelesaikan masalah.
Nah, di situ kita sadar diam tak selamanya emas, karena ada diam yang melihat kemungkaran, malah kita jadi setan bisu. Diam memang solusi terbaik, tapi kalau ada orang yang ghibah terus kalian ikutan mengomentari itu kalian adalah setan yang berbicara. Kok juga jadi setan berbicara? Karena kalian ikutan ngomong yang enggak jelas, karena nanti di akhirat mulut atau lisan kita juga ada pertanggungjawabannya. Kita harus berpikir dulu kita ini ngomong yang faedah atau malah sebaliknya, ada hadis yang mengatakan berkata baik atau diam? Seperti dalam Hadis ini, yang berbunyi:

“Dari Abu Hurairah ra, bahwasannya Rasulullah saw bersabda: “Barang Siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Jadi enggak perlu tuh menabung dosa karena perbuatan atau lisan kita, dan kalau kita melihat pelaku pencuri, berzina, dan lain-lain yang sama saja maksiat, kita mengabaikan, maka itu lah kita sudah terjerumus seperti setan bisu.

Ngeri ya Guys, kalian emang mau dikatakan setan bisu?
Eeemm, kalau enggak mau makanya yuk berubah untuk pede (percaya diri) untuk menyampaikan kebenaran.
Kalau kita enggak ingin menyakiti perasaan orang lain maka kita harus berkata yang baik.

Lidah adalah tempat yang berbahaya, kenapa berbahaya? Karena kita enggak menyadari apa saja yang barusan kita bicarakan, karena sedikit kita berkata kasar atau kotor orang lain akan merasa tersinggung, dan di situlah muncul permasalahan, pentingnya ya lisan kita untuk berkata yang baik.

Berikut beberapa tips berkata baik kepada orang lain. Pertama, pilih kalimat yang kemungkinan besar enggak membuat orang lain tersinggung. Kedua, Kalau orang lain mau bicara kita persilakan dulu dan jangan memotong pembicaraan orang lain. Terakhir, pilihlah bahasa yang baik, saat berbicara kepada orang lain, apalagi ketika berbicara dengan orang yang lebih tua.

Jadi intinya, kalau kita ingin mengomentari orang yang berbuat salah, kita harus melihat kata-kata kita, supaya enggak menyinggung perasaan orang lain.

Diam itu bisa menjadi emas ketika enggak ada suatu hal yang perlu dikomentari. Tetapi ketika Tuhan dan Nabi kita dihina, justru kita enggak boleh diam. Perjuangkan keislaman kita untuk saat ini. Jadi, terus semangat ya, teman, untuk menyampaikan kebenaran. Jangan bahas yang unfaedah terus, mari bersatu kembali tegakkan islam. []


Picture Source by Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Harapan
Next
Sepenting Apa Berubah Itu?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram