Panjang Angan-Angan

Masih ada yang suka disuruh kalau buat melakukan hal yang fardu seperti salat, tapi tak kunjung dilakukan? Sampai orang tua teriak-teriak heboh karena kewajiban kita yang belum terlaksana.


Oleh: Nadiya R.

NarasiPost.com - Masih ada yang suka disuruh kalau buat melakukan hal yang fardu seperti salat, tapi tak kunjung dilakukan? Sampai orang tua teriak-teriak heboh karena kewajiban kita yang belum terlaksana. Padahal, kalau sudah balig, semua dosa ditanggung sendiri, bukan lagi ditanggung orang tua.

Kalau masih ada yang begitu, yuk sama-sama buat perbaiki diri kita supaya tak jadi orang yang panjang angan-angan. Apaan tuh? Yahya Bin Mu'adz Ar-Razi mengatakan, "Panjang angan-angan itu memutuskan setiap kebaikan, tamak mencegah dari setiap kebenaran, sabar membawa kepada keberuntungan, dan nafsu mengajak kepada setiap kejahatan".

Berarti kalau menunda salat, menunda belajar, menunda bersedekah, menunda mandi bahkan, namanya panjang angan-angan? Yups. Kemudian, apa yang seharusnya dilakukan biar enggak panjang angan-angan?

Yang utama yang harus dilakukan, kita harus punya target, dan kewajiban yang memang wajib, harus kita dahulukan terlebih dahulu, misal salat. Setelah itu, jangan lanjutkan rebahan, Sob. Lihat apa tugas yang belum kita kerjakan, PR misalkan. Di sela-sela mengerjakan tugas, jangan lupakan Allah, ya Sob. Kan, kita harus selalu bertakwa di manapun kita berada. Maka dari itu, ingatlah Allah selalu, supaya saat kita mengerjakan sesuatu, Allah akan selalu melindungi kita.

Setelahnya, jika masih ada tugas-tugas yang belum kita selesaikan, maka lanjutlah untuk menyelesaikannya. Atau bisa juga dengan kita membantu pekerjaan orang tua yang belum terselesaikan, tambah pahala, tuh.

Sudah semua? Tinggal nih, waktu santai yang kita miliki, kita gunakan buat melakukan hal yang baik, membaca Quran misalnya, atau menghafal Quran, atau bisa juga dengan membaca buku-buku ilmiah, sejarah, pokoknya memperluas ilmu kita, agar wawasan kita lebih banyak lagi.

Jangan lupa juga, kalau salat itu harus di awal waktu, ya. Jangan tunggu karena masih azan, jadi main gawai dulu atau lihat story teman, padahal lebih baik kita bersiap untuk salat terlebih dahulu sebelum azan berkumandang. Dengan itu, waktu kita tak akan terbuang mubazir, dan tentunya kita tepat waktu juga salatnya.

Terus, jangan menunda juga kalau disuruh mandi, yaa. Banyak nih, millenials kali ini, yang hobinya rebahan, atau bahkan semua hal dilakukan dengan rebahan. Sampai nunda kalau waktunya mandi, masih saja lihat story teman. Sampai-sampai juga, salat jadi kelupaan.

Wih, bahaya, Sob, jangan sampai kita jadi kaum rebahan, ya. Rebahan boleh, jangan lupakan kewajiban yang harus dilaksanakan, jadilah kaum rebahan yang membawa perubahan. Dengan cara, manfaatkan waktu luang untuk kemaslahatan umat, jangan urusin dunia bucin yang enggak seharusnya kita urusin. Jangan inget masa lalu yang buat kita netesin air mata.

Lihatlah masa depan, masih banyak yang harus kita gapai untuk mencapai garis sukses. Apalagi soal dakwah, harus gencar, Sob. Karena, apa mau kita hidup di era kapitalisme terus menerus? Enggak, kan? Makanya, setiap muslim itu wajib untuk berdakwah dan menyebarkan Islam, untuk nantinya mengangkat Khalifah yang akan memimpin bumi Allah ini, tentunya dengan syariat-syariat yang sudah Allah tetapkan.

Well, jangan suka menunda kerjaan, apalagi menunda kewajiban. Karena itu juga buruk bagi kita, kalau terus menerus rebahan, lihat layar handphone, apa enggak cape juga itu mata terus menerus suruh lihat layar handphone? Bisa jadi sakit mata nantinya. Kalau terus rebahan, apa enggak cape juga badan kita enggak digerakkan? Nanti jadi pegal-pegal. Enggak mau, kan? Ya sudah, mari kita sama-sama buat enggak panjang angan-angan, lakukan apa yang belum kita lakukan, gunakan juga waktu luang untuk hal yang bermanfaat. Keep fighting, Sob.[]


Picture Source by Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Akibat Kekuasaan Terpisah dari Al-Qur'an
Next
Manajemen Prasangka
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram