Nothing's Impossible

"Dia itu udah bakat pintar dari lahir, aku mana bisa kayak dia"


Oleh: Alya Sabila

NarasiPost.com - Ketika disodorkan fakta tak masuk akal dan kiranya tidak akan pernah terjadi pasti kata pertama yang terselip di hati adalah "Tidak mungkin". Sahabat Salihahku, hal tadi bukannya tidak bisa terwujud, "hanya ikhtiar (usaha) kita saja yang kurang maksimal", katanya. Kalau ngomong doang sih mudah tapi praktiknya itu loh, bisa pusing tujuh keliling.

Sudah berusaha sekuat tenaga tapi masih gagal? Sahabat, kegagalan itu adalah kunci kesuksesan. Kala kita jatuh tersungkur, menggelepar di lumpur bisa dijadikan suatu pengalaman yang bisa mengantarkan kita kepada kesuksesan. Ingatlah bahwa tidak ada hasil tanpa usaha. Pun pengalaman yang didapat dari kegagalan itu dapat dijadikan sebagai rujukan dalam menentukan pilihan-pilihan yang hadir dalam kehidupan kita.

Sahabat, perlu diingat juga kalau jalan untuk mencapai suatu impian tidak hanya satu, tapi ada lebih dari beribu jalan untuk ditempuh. Kalau sahabat masih bingung untuk menemukan jalan yang harus ditempuh maka berpikirlah, karena sesungguhnya pemikiran itu kekuatan seorang manusia. Dengan berpikir kita menjadi tahu akan jalur lain untuk sampai kepada tujuan yang ingin diraih, bisa jadi lebih mudah atau lebih susah. Justru orang-orang yang tidak mengertilah yang perlu dikasihani, karena dengan ketidaktahuannya itu dia tidak dapat menentukan suatu pilihan dengan kritis. Bisa jadi ia malah memilih jalur paling susah padahal ada jalur yang lebih mudah. Jadi ilmu ikut andil juga dalam hal ini.

Jangan lupakan juga pentingnya usaha ya, Sahabat. Penghafal 30 juz, orang kaya, orang pintar, mereka memiliki usaha tersendiri untuk menjadi sosok seperti itu. Entah ia menghabiskan waktu 1 bulan, 1 tahun, atau bahkan bertahun-tahun untuk dapat menggapainya. Jangan main hakim sendiri "Dia itu udah bakat pintar dari lahir, aku mana bisa kayak dia". Eits, pikirkan juga dong kalau si 'dia' yang pintar itu juga memiliki usaha di balik kepintarannya, bisa jadi dia belajar dua kali lebih keras dibanding kita. Maka berusahalah, karena memang tidak ada hasil bila tidak ada usaha.

Selain usaha jangan lupa tawakalnya juga ya sahabat. Sesuai dengan firman Allah sebagai berikut,

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi (untuk mencari rezeki dan usaha yang halal) dan carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS. Al-Jumu’ah:10) [10]

Setelah menyerahkan segala urusan kepada Allah, sisanya ada pada pilihan kita, mau usaha atau diam menanti nasib mujur. Namun usaha itu lebih baik daripada diam menanti nasib, Allah Swt. berfirman

لِمِثْلِ هَٰذَا فَلْيَعْمَلِ الْعَامِلُونَ

"Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja" (QS. Ash- Shaffat:37) [61]

Maka berusahalah jangan malas-malasan, Allah telah menjanjikan kemenangan bagi orang-orang yang berusaha.

Kalau memang sudah takdirnya kita belum berhasil maka terimalah, ingat bahwa Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk kita. Bisa jadi memang kita belum pantas untuk menerimanya. Jika memang begitu maka solusinya hanyalah satu yaitu memantaskan diri. Tunjukkanlah kalau kalian memang pantas.

Ini juga berlaku untuk ganjaran di akhirat kita nanti ya, Sahabat, pantas atau tidaknya kita di surga. Jangan berdalih "kayaknya enggak mungkin deh masuk surga, dosa aku sudah terlalu banyak", lalu melakukan maksiat lagi. Wah sesat itu, bukankah Allah maha penerima taubat? Kalau benar-benar menginginkan surga, maka seharusnya mulai memperbaiki dan memantaskan diri. Bukannya malah lanjut terus maksiat sampai kebablasan, Maunya sih untuk niat tapi apa daya fisik ingin kemaksiatan disingkat MUNAFIK . Berarti masih setengah-setengah tuh niatnya.

Kalau mau surga yang disebut-sebut nikmat abadi itu, maka pantaskanlah dirimu. Dekatilah segala sesuatu yang dapat mengantarkan kita pada surga dan jauhilah segala sesuatu yang dapat menjatuhkan kita ke dalam neraka. Yuk sahabat, kita berubah, jangan berada dalam circle yang sama dan mengulangi dosa yang sama lagi. Kalian itu bukan satu-satunya yang sedang mencoba untuk berubah. Keep fighting ya, Sahabatku. Aku, kita, dan yang paling penting Allah, selalu mendukung kamu yang lagi berubah kok. Jadi jangan merasa sendiri ya, Sahabat.[]


Picture Source by Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Indonesia Darurat Kekerasan Anak
Next
Tegar di Atas Kebenaran
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram