Ngeri, Kapitalisme Lahirkan Generasi Sadis dan Psikopat!

"Kemiskinan telah melahirkan kebodohan bagi generasi dan akhirnya menghalalkan segala cara untuk meraih apa yang diinginkannya. Kebodohan dan kemiskinan ini, jika disandingkan akan mendorong perilaku yang lebih mengerikan yakni jiwa-jiwa psikopat, yang pastinya lahir dari sistem kapitalisme."

Oleh. Yana Sofia
(Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com- Guys, sadar enggak sih? Kapitalisme makin hari kian menoreh catatan kelam bagi peradaban umat manusia. Salah satunya dalam mencetak generasi yang bermental psikopat. Seperti yang terjadi di Lampung baru-baru ini, karena tak diberi uang untuk membeli rokok, seorang pemuda gelap mata membunuh ibu kandungnya sendiri. Dikutip cnnindonesia.com, Minggu (9/10/2022)

Lantas, apa solusi tuntas agar generasi terbebas dari perilaku psikopat ini? Bagaimana caranya mewujudkan masyarakat sehat lahir dan batin, demi membawa bangsa ini bangkit? Yuk, kita bahas sampai tuntas!

Masalah Utama

Kalau mau jujur, Guys! Sebenarnya, berita pembunuhan bermotif sakit mental sudah sering terjadi. Ada anak membunuh orang tua karena enggak di kasih uang jajan. Ada pula orang tua yang membunuh anaknya karena meminta uang jajan. Ada! Sebagaimana yang dilakukan seorang ibu di Napal Putih, Bengkulu Utara, ibu muda berusia 22 tahun tersebut mengaku membenturkan kepala si anak ke tembok hingga tewas, akibat kesal anaknya tak berhenti menangis karena minta uang jajan. Dikutip inews.id (12/6/2021)

Benar-benar bikin otak kita sulit mencerna, Guys! Kok bisa sih, kesal ke anak sendiri sampai dibuat meninggal? Apa salahnya menasihati si anak atau mengalihkan perhatiannya agar tidak lagi meminta uang jajan? Logika dan hati kecil kita sangat menyayangkan. Apakah ini murni akibat dari gangguan mental si emak?

Namun, kalau kita perhatikan lebih jeli. Persoalan ini bukan hanya faktor kejiwaan belaka, Guys. Lebih dari itu, di balik ini ada penyebab yang lebih besar. Beban hidup akibat kesenjangan sosial, pengangguran, dan kemiskinan. Tiga faktor ini tidak bisa kita abaikan. Jelas, ini adalah buah dari sistem kapitalisme yang bercokol dalam kehidupan. Kapitalismelah yang melahirkan generasi-generasi 'sakit' hingga bermental penjahat atau psikopat.

Mungkin kamu bertanya, "Apa hubungannya kapitalisme dengan jiwa psikopat?"

Jadi gini Guys! Kebijakan ekonomi kapitalisme ini adalah senjata orang kafir yang memang sengaja ditanamkan ke tengah umat, sebagai alat untuk mengeksplorasi seluruh SDA kita, dan kemudian dinikmati oleh mereka sebagai pemilik modal. Lewat kebijakan inilah penjajah menguasai SDA kita secara legal lewat UU, melakukan praktik privatisasi sektor publik dari hulu hingga hilir, yakni berupa komoditas, pabrik, sampai urusan tenaga kerja. Walhasil, inilah yang menyebabkan rakyat hidup melarat dalam cengkeraman kemiskinan, hidup dalam kebodohan, dan menjadi pengangguran.

Tanggung Jawab Siapa

Jika kita bertanya, "Siapa yang paling bertanggung jawab di sini?" Kebanyakan pastinya akan mengatakan sosok ayahlah yang bertanggung jawab. Yakni sebagai kepala rumah tangga, yang bertanggung jawab penuh mencari rezeki, dan mendidik istri dan anak-anaknya. Khususnya pada kasus anak bunuh ibu karena rokok di Lampung, dan ibu bunuh anak karena minta uang jajan di Bengkulu. Ya, ayah seharusnya menjalankan perannya dengan baik, memberi nafkah lahir dan batin, agar kebutuhan keluarga tercukupi. "Jika ayah eggak malas-malasan, siap, dan sigap banting tulang mencari rezeki, keluarga pastinya akan hidup tenteram". Nah, ini narasi yang sering kita dengar, Guys!

Sayangnya, Guys! Masalah yang kita hadapi tidaklah sesimpel itu. Masyarakat kita tidak kekurangan SDM yang giat bekerja. Buktinya banyak sarjana meninggalkan ijazah, banting setir kerja serabutan. Sebaliknya, para sarjana ini kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak, dan hal inilah yang menjadi faktor utama kesenjangan ekonomi terjadi. Karena negara abai dalam menjamin terbukanya lapangan kerja, telah menempatkan jutaan keluarga hidup di bawah garis kemiskinan. Sebagaimana BPS mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 mencapai 26,16 juta orang atau 9,54% dari total penduduk Indonesia.

Kita pahami bersama, salah satu penyumbang utama berbagai kriminalitas di negara kita adalah kemiskinan. Kemiskinan telah melahirkan kebodohan bagi generasi dan akhirnya menghalalkan segala cara untuk meraih apa yang diinginkannya. Kebodohan dan kemiskinan ini, jika disandingkan akan mendorong perilaku yang lebih mengerikan yakni jiwa-jiwa psikopat, yang pastinya lahir dari sistem kapitalisme. Ya, jika negara tidak segera mengambil kendali. Mengubah segala prosedural dalam kebijakan ekonomi dan menghentikan segala praktik kapitalisasi SDA di setor rill maupun nonriil.

Karena negaralah yang memiliki hak penuh untuk mengambil kembali hak pengelolaan harta kepemilikan umum tersebut, untuk dikelola secara mandiri, dan hasilnya dikembalikan untuk menunjang kehidupan rakyat dalam negeri. Dengan begitu, barulah bisa negara menghapus kemiskinan, membiayai pendidikan, dan membuka lapangan kerja, sehingga mampu menjamin kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Jadi jelas kan, Guys, siapa yang paling bertanggung jawab di sini? Yakni negara, yang memiliki wewenang penuh untuk menghapus segala bentuk penjajahan lewat kebijakan ekonomi kapitalistik.

Aturan yang Layak

Sayangnya, kepemimpinan yang berdaulat dan mandiri dalam menetapkan kebijakannya hanya ada dalam sistem kepemimpinan berdasarkan Islam. Karena Islam adalah satu-satunya agama sekaligus ideologi yang menjunjung tinggi hak-hak kemanusiaan. Hanya sistem Islam yang mampu menjamin terpenuhinya seluruh hak-hak kemanusiaan. Seperti menjamin pemenuhan kebutuhan pokok, pendidikan, dan membuka secara luas lapangan kerja. Dalam kepemimpinan Islam, tiga hal ini lebih penting daripada menjual aset-aset negara dan dibiarkan dikelola oleh asing untuk penjajah nikmati. Rasulullah saw. bersabda, "Rasul saw bersabda: “Kepala Negara adalah pelayan. Dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya”. (HR Bukhari).

Sebagai agama kemanusiaan, Islam juga mengajarkan, betapa berharganya nilai sebuah nyawa. Tidak boleh ada yang mengambil nyawa manusia yang tak berdosa, kecuali hukum kisas menunggunya. Allah Swt. berfirman dalam Al-Baqarah ayat 178, "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu (melaksanakan) kisas berkenaan dengan orang yang dibunuh."

Tentu saja, hukum kisas ini berlaku setelah ditelusuri lebih dulu penyebab membunuh itu kenapa. Apabila saudara korban memaafkan si pembunuh maka hukuman diganti dengan membayar diyat (tebusan). Semua itu dilakukan bukan karena Islam adalah agama kejam sebagaimana orang-orang kafir isukan. Tidak lain karena Islam ingin melindungi nyawa-nyawa berharga, agar tidak ada manusia yang mudah menghilangkan nyawa orang lainnya.

Islam akan menjamin keselamatan bagi seluruh umat manusia. Dengan menciptakan kehidupan yang sejahtera, serta jauh dari kriminalitas. Negara wajib membina akidah dan meluruskan persepsi iman dan takwa, mengedukasi, dan memfasilitasi rakyatnya agar berkiprah demi kemajuan umat dan bangsa. Sehingga tidak ada lagi generasi yang sakit jiwanya, bertindak sadis, dan psikopat.

Khatimah

Karena itu, Guys! Merupakan hal yang penting dan mendesak bagi kita untuk mengembalikan sistem Islam agar diaktualisasikan dalam kehidupan bernegara. Hanya Islam yang mampu mengembalikan fitrah manusia dengan segala sifat kemanusiaannya secara utuh, lahir dan batin. Mengganti pola pikir hewani, yang menghalalkan segala cara, kembali kepada fitrah kita sebagai hamba di hadapan Sang Pencipta. Wallahu'alam![]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tim penulis Inti NarasiPost.Com
Yana Sofia Tim Penulis Inti NarasiPost.Com. Sangat piawai dalam menulis naskah-naskah bergenre teenager dan motivasi. Berasal dari Aceh dan senantiasa bergerak dalam dakwah bersama kaum remaja.
Previous
Investasi dan Raibnya Kedaulatan Negeri
Next
Pemimpin Amanah Harapan Umat
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram